RIONEL || EMPAT PULUH DUA

51.9K 3.2K 293
                                    

Ada author note yah! Di baca guysss

Happy reading


Hari-hari Rion terlihat lebih suram akhir-akhir ini. Apalagi saat menghadapi ujian akhir sekolah yang terakhir kalinya. Selama beberapa hari terakhir, dia telah berusaha melakukan yang terbaik. Belajar, dan terus belajar, dengan pikiran yang penuh dengan Elena.

Dan selama satu minggu terakhir, dia tidak dapat menghubungi Elena. Pria itu tentu saja khawatir.

Setelah menyelesaikan ujiannya, Rion pulang ke apartemen. Sesampainya di sana, dia kembali menelpon Elena, namun panggilan tidak tersambung. Padahal, Rion mau menceritakan bagaimana perjuangannya sendiri di sana menghadapi ujian, tanpa ada Elena untuk memberinya semangat.

Rion khawatir, sangat-sangat khawatir saat dia tidak dapat menghubungi Elena, dan terakhir kali, mereka memberi kabar hanya dari chat saja. Dan pesan terakhir wanita itu adalah, semua akan baik-baik saja.

Karena lelah dengan situasi, akhirnya Rion membaringkan dirinya di kamarnya sendiri, berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamar. Berfikir panjang lebar dan menghela nafas.

Saat dia memberitahukan kepada Mamanya bahwa Elena tidak dapat dihubungi, Reni hanya bersikap cuek, dan katanya, 'mungkin jaringan di sana jelek' dan hal itu membuat Rion semakin kepikiran hingga menguras otaknya, dan membuatnya lelah satu hari itu.

Lamunan Rion buyar saat dia mendengar suara notifikasi masuk ke ponselnya. Dia dengan sigap melihat ponselnya yang berada di atas nakas, berharap yang mengirimi dia pesan adalah Elena, nyatanya, wajah pria muda itu kecewa saat melihat pengirin pesan.

'Sean' nama yang terpampang jelas di layar ponselnya.

'Lo di mama? Gak mau main ke markas?'  pesan dari Sean.

Tanpa membalas, Rion mematikan ponselnya, dia kembali menghela nafas dan memejamkan matanya beberapa saat.

Tapi, belum beberapa detik, dia kembali mengambil benda pipihnya itu dari atas nakas dan kembali memainkannya.

Dia buka room chat dan menekan kontak Elena yang dia sematkan di sana.

Istriku ter❤️

'Nanti aku jemput pulang. Semua udah selesai!'

Setelah mengirimkan pesan itu, Rion terdiam menunggu pesannya terkirim, namun, pesan itu hanya terlihat centang satu pada ujungnya yang artinya belum terkirim juga.

Rion kembali mematikan ponselnya itu dan kembali termenung. Hingga, matanya yang tak bisa diajak kompromi ingin tertidur karena merasa mengantuk.

Rion memejamkan matanya dan bersiap tidur. Dia merasa lelah hari ini, dia ingin membuang sedikit rasa lelahnya dengan tidur.

Setelah terbangun nanti, dia akan benar-benar menjemput Elena ke kampungnya. Karena, itu sudah cukup untuk keduanya. Elena cukup memberikannya hukuman, dan Rion cukup sendiri tanpa Elena yang sangat dia rindukan itu. Karena, hampir 1 bulan mereka berdua berpisah, dan Rion ... benar-benar akan gila karena sangat merindukan wanita itu.

Rion pun tertidur pulas dengan pikiran yang mumet. Deru nafasnya terdengar teratur.

Jangan berfikir dia lupa akan Elena, tidak, pemuda itu masih memikirkan Elena sampai ke alam mimpinya.

RIONEL (Telah Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora