RIONEL || SEMBILAN

54.5K 2.8K 10
                                    

Utamakan Vote, dan komennya😊

Happy Reading



Elena duduk termenung di kamarnya sambil memeluk lututnya dengan pandangan kosong yang mengarah ke cermin yang berada di kamarnya. Di bawah bagian bola matanya terlihat sedikit mata panda. Dan wajahnya yang lesu menampakkan bahwa gadis itu selama ini hanya merenung saja.

Tok.tok.tok

Lamunan gadis itu buyar saat dia mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar.

"Siapa?" tanyanya dengan suara lemahnya.

"Ini ibu, El," sahut ibunya dari luar.

"Masuk aja bu," balas Elena lagi. Dan tak lama masuklah ibunya itu.

"El... diluar ada orang yang mau ketemu sama El, kayaknya mereka orang kota deh. Ayo gih, kita temui mereka dulu," ucap ibunya menjelaskan.

"Tamu? Siapa bu?"

Alia menggelengkan kepalanya, yang artinya dia juga tidak tau siapa tamu mereka itu. "Udah lah El, kita temui aja dulu, kamu siap-siap dan langsung keluar. Ibu mau buat teh dulu sama tamunya." Lalu setelah itu, Alia pun keluar dari kamar putrinya itu.

Elena mengerutkan keningnya dengan pandangan yang masih tertuju ke arah pintu kamarnya. Tak ingin membuang waktu lama, gadis itu pun beranjak dari kasurnya dan merapikan sedikit pakaiannya dan juga rambutnya.

Karena menurutnya penampilannya sudah pas, Elena keluar dari kamarnya.

"El... sini," ucap ibunya sambil menepuk kursi yang sudah usang di sebelahnya agar anak gadisnya itu duduk di sebelahnya. Dan detik itu juga semua mata langsung mengarah kepada mereka.

Elena membulatkan matanya saat melihat siapa tamu yang ibunya itu maksud kan. Tatapan gadis itu bertemu dengan tatapan pemuda yang menghancurkan masa depannya dengan waktu satu malam.

"Oh... ini yang namanya Elena, cantik yah!" Pujian seorang wanita yang duduk di sebelah Rion membuat Elena tersadar dan mengalihkan atensi ke wanita itu. Senyuman mamah Rion juga dapat membuat Elena ikut tersenyum.

Dengan canggung, Elena berjalan ke sofa yang di tepuk ibunya itu. Dan siapa yang tau kalau serangan jantung Elena sudah berpacu lebih cepat dari sebelumnya. Perasaan gusar dan khawatir selalu menghantuinya.

"Jadi... apa motif anda datang ke rumah kami ini?" tanya Wudin to the point dan tatapannya mengarah kepada Arya.

Ayah dari Rion itu tersenyum hangat dan menganggukkan kepalanya. "Maaf sebelumnya kami datang tiba-tiba, tapi motif dan tujuan kami datang ke sini itu hanya untuk... melamar anak anda sebagai menantu kami."

Deg

Elena membulatkan matanya dengab sempurna dan sedikit menganga. Dia tidak salah dengar kan? Elena menatap dua lelaki beda usia yang di depannya ini secara bergantian dengan tatapan tak percaya.

"Melamar? Apa kalian tidak salah? Anak kami ini sudah putus sekolah dari SMA," balas Wudin santai walau nyatanya dia sempat terkejut tadinya.

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now