RIONEL || SEPULUH

57.4K 2.6K 29
                                    

Happy Reading






"Dua hari lagi gue bakal nikah," ucap Rion pelan.

"APA? NIKAH?!" teriak Arland dan menghentikan pertengkarannya dengan Ciko. Dia berlari menghampiri bosnya itu dan duduk di kursi di depan Rion.

Tapi dia tidak sadar bahwa Rion sudah mengeratkan giginya karena menahan emosi. Tatapan tajamnya itu penuh dengan kemarahan.

Bagaimana tidak, Arland dengan tidak taunya berteriak di kelas mereka membuat beberapa siswa yang di sana terkejut dan menatap kepada mereka.

"Lo mau mati, hah?!" tanya Rion kesal dan memusatkan matanya kepada Arland seorang. Dia tau Arland pasti terkejut mendengar itu, tapi dia tidak harus bereaksi seperti itu. Dan seperti teman-temannya yang lain, mereka hanya menyimak saja.

Arland yang baru sadar dengan kemarahan Rion hanya terkekeh geli dan menggarut tengkuknya. "Sorry bos. Spontan!" ucapnya sambil tertawa kecil.

Rion menghela nafas sebelum kembali berdiri. "Ke rooftop!" ucapnya tegas dan berjalan keluar dari kelasnya hendak menuju ke rooftop.

Sean dan Arland saling pandang. Lalu tak ingin menunggu lama, keempat temannya itu langsung bergegas menyusul Rion. Dari perkataan pemuda itu tadi, mereka jadi penasaran.

"Ciko, tadi gue gak salah dengar kan? Rion katanya mau nikah kan?" tanya Arland berbisik kepada Ciko yang berjalan di sebelahnya.

"Gue juga mana tau!"

"Ck! Sialan lo!" Kesal Arland dan mempercepat langkahnya.

Tak lama mereka sudah sampai di rooftop dan melihat Rion di sana dengan sebatang rokok yang menancap di dua jarinya sambil menyesapnya.

"Bos, maksud omongan lo tadi apa, sih?" tanya Arland to the point dan mengambil tempat duduk di depan Rion. Ciko duduk di sebelahnya, dan Sean serta Bara mengambil tempat duduk di pinggiran tembok dengan tatapan yang mengarah kepada Rion. Jika jujur, mereka sangat penasaran dengan ucapan Rion di kelas tadi.

"Hmm... gue dua hari lagi nikah."

"AP--"

"Gak usah teriak!" peringat Rion dan menatap tajam Arland yang hampir saja akan teriak jika saja Rion tidak memotong ucapannya tadi.

"Lo serius?" tanya Bara. Pemuda itu mengerutkan keningnya dan menatap tak percaya kepada temannya itu. Bara menelisik setiap ekspresi Rion, mencari kebohongan di sana, namun sepertinya omongan pemuda itu benar adanya.

Dan keempat temannya itu masih terkejut. Dan tak habis pikir sampai ke sana.

Rion memutar mata jengah. "Kalau lo gak percaya gak usah, gue gak peduli!"

"Lo nikah sama siapa, bos?" tanya Ciko. Sean yang mendengar penuturan Ciko mengangguk setuju dengab pertanyaan yang Ciko lontarkan itu.

"Gue gak tau namanya, yang pasti cewek itu cewek yang malam itu."

"Apa? Lo gak tau nama cewek lo sendiri, wah... wah... luar biasa ini mah," cerocos Arland dan pada detik berikutnya dia langsung mendapat plototan mata dari Rion.

"Kayaknya lo gak sayang hidup," ucap Rion santai dan ucapannya itu penuh dengan intimidasi dan ancaman. Arland yang sadar hanya meneguk ludah kasar dan menggarut tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

Rion yang melihat ketediaman teman-temannya itu beralih memfokuskan pandangannya kepada Bara. "Gimana menurut lo?" tanyanya meminta pendapat. Karena Bara lah yang paling dewasa dan bijak di sana.

Bara hanya mengangkat bahu acuh. "Gue gak tau. Tapi yang pasti dari situ gue bisa lihat kalau lo laki-laki yang mau tanggung jawab, bukan laki-laki pecundang yang lari dari kenyataan."

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now