RIONEL || TIGA PULUH ENAM

50.8K 2.5K 73
                                    

Ada vote ada cerita, berikan Votenya, saya up cepat ceritanya.

Komen juga setiap jejak TYPO, jangan kasih kendor!!

Happy Reading




Elena membulatkan matanya saat mendengar ucapan Rion yang kini duduk di hadapannya.

"Apa? Aku gak salah dengar kan?" tanyanya. Dia berfikir siapa tau dia salah dengar dengan ucapan Rion barusan.

Tetapi, Rion menggelengkan kepalanya. "Nggak. Kamu gak salah dengar, El. Mulai sekarang, kamu memang harus homescooling. Ini untuk kebaikan kamu dan juga kandungan kamu."

"Tapi Ri, aku bisa kok jaga anak aku dengan baik, gak usah homescooling!" tolak Elena. Karena, apa yang bisa dia harapkan dari sekolah homescooling? Pasti dia tidak punya teman ngobrol, dan tidak akan bertemu dengan teman-temannya.

"Nggak El. Kamu gak boleh sekolah. Dari rumah aja, dengarin aku, oke! Ini perintah dari papa, dan papa udah cari guru yang bagus untuk kamu."

"Aku gak suka sekolah di rumah Rion, pasti ngebosenin, bayangin gak ada teman, ngobrol sama siapa coba? Pasti Aku langsung bosan." Elena menghela nafas. Memikirkan saja sudah membuatnya bosan.

"El, untuk sementara. Kandungan kamu juga udah semakin besar, aku gak mau kamu jadi bahan pembicaraan di sekolah, apalagi kalua ada aja yang bulli kamu, aku gak bisa bayangin gimana kalau itu terjadi, plis dengarin aku sebagai suami kamu satu kali ini saja! Aku khawatir sama kamu dan anak kita, El!"

Elena membulatkan matanya. Jika Rion sudah berbicara demikian, bukannya itu harus dia turuti.

Perlahan kepala Elena menunduk, dia mengiyakan saja. "Oke. Aku sekolah di rumah aja," ucapnya dengan nada sedih. Helaan nafas tak pernah terhenti sedari tadi.

Rion yang mendengar ucapan Elena hanya bisa tersenyum senang. Dia dekatkan diri kepada Elena dan memeluk wanita itu, memberi kehangatan dan keyakinan akan pilihan yang sudah tepat itu.

"Semua akan baik-baik aja, dan ini cuman sebentar, nanti kalau udah jelas 12, kamu boleh sekolah lagi seperti biasa, yah?" Dia letakkan dagunya di kepala Elena. Rion juga nengelus punggung Elena. Rasa nyaman langsung dia rasakan sekarang.

"Hmm," sahut Elena.

"Jangan cemberut gitu dong, ini buat debay lho, El."

"Debay?" tanya Elena, tapi tak mengurangi rasa sedih dan lesu wajahnya.

"Dedek bayi," jelas Rion sambil terkekeh geli.

Elena juga ikut tertawa kecil dan langsung membalas pelukan Rion yang hangat.
"Benar, ini demi debay." Dia berucap girang, tidak seperti tadi lagi.

"Nah itu tau," sahut Rion. "Tapi El, metode belajarnya banyakan online, kamu gak pa-pa, kan?"

Elena mengangguk. "Gak pa-pa lah, yang penting belajar dulu gak sih? Biasain aja dulu."

Rion tertawa kecil mendengar ucapan Elena. "Iya, benar." Rion menyahut.

*
*

RIONEL (Telah Terbit)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant