RIONEL || DUA PULUH LIMA

47.3K 2.3K 161
                                    

Sekedar mengingatkan, utamakan Vote dan komennya.



Maaf gak bisa double up hari ini, tapi bakalan part panjang kalau yang ini!

Komennya 150, boleh?




Happy Reading
.
.
.




Sesampainya di depan rumah besar keluarga Wandira, Rion pun keluar terlebih dahulu. Tidak membiarkan supir membukakan pintu untuk Elena dan dia melakukan sendiri.

Saat Elena menatapnya heran, pemuda itu berdeham. "Biar mama sama papa gak curiga dengan hubungan kita," jelasnya.

Elena mengangguk lalu keluar dari mobil itu. Dia benahi sedikit dressnya yang kusut kemudian mengikuti langkah Rion yang sudah masuk lebih dulu. Elena sedikit heran, Rion bilang agar kedua orang tuanya tidak curiga, tapi pemuda itu malah semakin membuat mereka pantas dicurigai.

Sesampainya di ambang pintu, Elena seketika mematung. Dia terdiam di sana hingga kehilangan jejak Rion. Dia perhatikan satu persatu orang yang di sana. Semua terlihat sangat berkelas, cantik, dan berwibawa. Dan melihat banyaknya orang-orang di ruangan itu membuat Elena grogi.

Dia teguk ludahnya sendiri dan memperhatikan ibu mertuanya yang tampak cantik menggunakan dress berwarna navy. Wanita itu terlihat sangat anggun, bahkan dia juga terlihat menipu dengan usianya sekarang yang sudah lebih dari kepala tiga.

Wanita itu berjalan ke arah Elena dan memberikan senyuman manis. Tangan wanita itu sigap memegang bahu Elena. Memperhatikan menantunya itu dari atas hingga bawah. "Cantik," puji wanita itu dengan tulus.

"Makasih, Mah?" gumam Elena dengan suara pelan. "Mama juga terlihat tampil cantik hari ini," sahut Elena membalas. Dia jujur tanpa berniat membual. Reni mengangguk karena sudah yakin dengan penampilannya.

"Gak sia-sia mama ngirim MUA tadi. Hasilnya bagus." Wanita itu berucap girang. "Oh iya, kenapa gak masuk bareng Rion?" lanjutnya bertanya.

Elena mengedarkan pandangannya mencari pemuda itu, yang ternyata sudah ngobrol bersama beberapa pria lain serta ayah mertuanya. "Gak pa-pa, ma," jawan Elena karena memang tidak mempunyai jawaban yang pas.

Reni tidak bertanya lebih lanjut lagi. Dia tuntun menantunya itu ke salah satu meja khusus di sana dan menyuruhnya duduk.

"Kamu di sini dulu yah, jangan capek-capek. Mama mau menyambut tamu lainnya," ujar wanita itu diangguki setuju oleh Elena, walau nyatanya dia tidak suka ditinggalkan karena begitu banyak orang yang tidak dia kenal di sana.

Elena menghela nafas panjang. Ada beberapa pasang mata yang mengarah kepadanya, membuatnya benar-benar malu. Apa ada yang salah dengannya?

Karena tak ingin menjadi pusat perhatian, akhirnya Elena berjalan ke meja yang paling sudut, dan beruntung tidak ada seorang pun duduk di sana. Jika dia di sana, mungkin orang-orang akan membelakanginya. Elena duduk, dan dia kini sibuk memperhatikan minuman dan makanan yang ada di hadapannya, semua terlihat nikmat, tapi tidak ada niat Elena untuk memakannya sekarang, dia tidak tergiur.

Lalu pandangan Elena kini jatuh kepada tamu yang baru saja Reni sambut, yaitu keluarga dari Victoria. Mereka juga datang ternyata. Di mana gadis itu juga ikut, dan sekarang sedang memeluk Reni, mencium kedua pipi wanita itu dan tersenyum senang.

RIONEL (Telah Terbit)Kde žijí příběhy. Začni objevovat