RIONEL || TIGA PULUH DELAPAN

50.4K 2.7K 74
                                    

Jangan lupa buat Vote.

Share juga, tinggalkan komen



Happy reading




  Beberapa bulan kemudian kini sudah berlalu. Banyak yang berubah seiring berjalannya waktu. Seperti kedekatan Elena dan Rion. Keduanya nampak semakin dekat, pertengkaran kecil juga jarang terjadi diantara keduanya.

Kandungan Elena juga kian membesar. Aktivitasnya juga berkurang, apalagi kalau bersama Rion, maka dipastikan dia tidak akan bisa memegang apapun seperti pekerjaan rumah.

Hari ini, saat Elena hendak ke minimarket membeli perlengkapan dapur, Rion juga tentu saja tidak mengizinkannya. Apalagi, semenjak dia mendengar ucapan Bara beberapa bulan yang lalu, yang mengatakan ada aja orang yang mau mencelakai Elena. Dan semenjak itu, kemana pun Elena pergi, pasti Rion akan ikut. Membuntutinya dan menjaganya posesif.

"Ri, aku bisa sendiri, lho! Minimarket juga dekat," ucap Elena jengkel. "Kamu juga mau ke markas geng motor kamu kan? Ke sana aja!"

Rion yang duduk di hadapan Elena, di sofa hanya bisa menggeleng tegas. "Gak boleh! Kalau kamu mau keluar, dan gak ada aku, kamu gak boleh keluar rumah." Kan, Rion sangat posesif."

Elena memutar mata jengah, dia bangkit berdiri dari sofa dan berjalan ke arah pintu. Diikuti Rion di belakang.

"Kamu mau belanja banyak gak?" tanya Rion masih membuntuti Elena hingga sampai di mana motor Rion di parkirkan.

Elena menatap Rion sebentar dan mengangguk. Belanja hari ini memang sangat banyak yang dia butuhkan.

Elena terdiam saat Rion memasang helm ke wajahnya. Lalu dia rapikan rambut Elena yang berantakan. Setelah itu, dia menyempatkan diri mencium pipi wanita itu membuat Elena menatapnya kesal. "Jangan mulai deh, Ri!"

Rion terkekeh dan mengangguk. Lalu dia naik ke motor terlebih dahulu. Dia kemudian menoleh kepada Elena dan memegangi tangan wanita itu erat agar Elena tidak terjatuh saat naik ke motornya.

"Kayaknya, kita butuh mobil deh, El. Kalau naik motor gini, aku khawatir sama kamu," ucap Rion. Lalu, dia rasakan pukulan pelan pada pundaknya.

"Jangan bercanda! Kamu aja masih sekolah udah mau beli mobil. Sekarang fokus aja dulu belajar, kan bentar lagi mau ujian, tiga minggu lagi malahan," ucap Elena. "Udah buruan, malah ngobrol lagi."

Rion terkekeh dan mengangguk. Dia pake helmnya dan mulai melajukan motor dengan kecepatan rendah supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sesampainya di minimarket, keduanya turun. Lalu berjalan masuk ke minimarket secara bersamaan. Tangan Rion juga nampak posesif. Dia melilitkan tangannya pada pinggang Elena, menunjukkan pada orang-orang bahwa mereka adalah sepasang kekasih.

"Mau beli apa dulu nih?" Rion bertanya sambil memperhatikan banyaknya produk-produk di sana. Dia menoleh kepada Elena menanti jawaban dari istrinya itu.

"Banyak," sahut Elena. "Beli sayur, ikan, daging, bumbu-bumbu, terus snack lah."

Rion memgangguk paham. Dia tarik tangannya dari pinggang Elena. "Kamu beli daging aja dulu di sini, biar aku yang beli sayur di sana." Pemuda itu menunjuk ke arah penjual sayur yang tak nampak karena dihalangi rak-rak produk lain.

RIONEL (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang