RIONEL || SEBELAS

51.3K 2.6K 46
                                    

Utamakan Vote dan komennya. Sebelum itu, follow author terlebih dahulu. Karena ini penting dan siapa kalian gak ketinggalan cerita menarik lainnya. Oke... 😊

 

Happy Reading





 
Hari ini adalah hari spesial dalam keluarga Sandrijan dan juga keluarga Wandira. Di mana, mereka akan merayakan hari pernikahan kedua anak dari keluarga itu di sebuah hotel ternama di Jakarta. Namun sebelum itu, mereka akan membawa kedua mempelainya ke gereja untuk melakukan ritual suci pengucapan janji.

Rasa haru dan senang yang dirasakan oleh kedua orang tua mereka. Namun tidak dengan Rion yang frustasi di kamarnya dan Elena yang grogi dan sedikit sedih. Sedih karena dia akan menjadi seorang istri dalam usianya yang masih 17 tahun itu dan masih sekolah.

Berbeda dengan Rion yang tidak berfikir ke sana. Pemuda tampan yang mengenakan tuxedo itu mondar-mandir di kamarnya sambil berusaha berfikir keras. Dia sedang memikirkan bagaimana cara agar dia bisa terhindar dari pernikahan sial ini.

Seribu cara dia lakukan namun tak satupun yang berhasil. Ketika dia berinisiatif ingin kabur, tapi banyak penjaga yang ditempatkan ayahnya itu untuk mengawasinya di setiap sudut  hotel.

"Son, kita akan berangkat sekarang," ucap ayahnya yang berdiri di ambang pintu kamarnya menghentikan Rion yang mondar-mandir tak jelas sedari tadi. Dia menolehkan kepalanya dan memutar matanya jengah.

"Kamu sudah siap?" tanya Ayahnya itu sambil tersenyum. "Memang kalau seseorang mau nikah, memang gitu. Mereka grogi."

"Gak nanya!" ketus Rion dan keluar dari kamarnya itu melewati Arya yang sudah menggelengkan kepalanya.

"Rion... Rion..." gumamnya dan menghela nafas berat.

-----

Di gereja...

Rion berdiri di atas altar dengan pandangan yang menelisik setiap tamu undangan yang sudah duduk di bangku masing-masing. Tamu yang diundang juga tidak terlalu banyak. Hanya beberapa kerabat dekat dan keempat temannya yang duduk di kursi paling sudut.

Rion menatap teman-temannya itu dengan lesu, bertanda bahwa dia tidak menginginkan pernikahan ini. Lalu Rion mengalihkan pandangannya dan menundukkan kepalanya.

Tak lama, protokol membacakan nats berikutnya. "Pengantin wanita memasuki ruangan gereja," ucap protokol.

Suara piano dengan alunan musik yang sangat merdu mengiringi langkah kaki dari pengantin wanita yaitu Elena bersama ayahnya dengan langkah yang beriringan.

Suara tamu yang berbisik-bisik terdengar memuji kecantikan dari Elena. Wajah yang dipolesi make up secukupnya dan badan yang dibaluti gaun putih panjang yang mengikuti lekuk tubuh gadis itu.

Setelah musik diberhentikan, Rion mengadahkan tangannya ke hadapan Elena.

Wudin, sebagai ayah Elena menyerahkan tangan putrinya itu ke atas tangan Rion. Setelah itu dia berlalu dari sana. Dan sekarang, kedua mempelai sudah berhadap-hadapan. Namun, Elena terus saja menundukkan kepala.

Lalu tak lama, seorang pendeta datang ke hadapan mereka dan memulai membacakan isi dari janji suci keduanya.

"Saudara Rion Bagas Wandira, apakah anda bersedia menerima Elena Felyn Sandrijan, di hadapan Tuhan, sebagai istri anda, dan berjanji akan setia, dalam susah maupun senang, dalam duka maupun suka, dan akan membahagiakan serta menjaganya sebagaimana layaknya?"

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now