RIONEL || ENAM BELAS

43.7K 2.3K 26
                                    

Utamakan Votenya dan juga komennya.


Elena

Elena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Happy Reading

 

  Saat Elena sampai di depan apartemen, dia membuka pintu dengan perlahan. Wajahnya terlihat lelah dan matanya setengah terpejam. Dia benar-benar mengantuk. Ini baru pukul 3 sore.

Elena masuk ke apartemen saat sudah berhasil membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia punya. Sebenarnya pintu itu punya kode aksesnya, hanya saja Elena tidak kepikiran ke sana.

Sesaat, Elena terdiam saat melihat Rion ada di sofa, bersama seorang wanita yang berada di pangkuannya. Keduanya terlihat tertawa dengan wajah yang sangat dekat. Rok gadis yang tak lain Victoria itu tersingkap sedikit ke atas membuat pahanya terlihat mulus.

Elena nenutup mulutnya dengan air mata yang perlahan turun merembes membasahi pipinya. Dia berbalik arah dan kembali keluar dari apartemen.

Berlari sekencang mungkin dari koridor melewati pintu-pintu apartemen lainnya. Bersamaan setelah berhasil keluar dari area apartemen, gerimis turun, membasahi rambutnya hingga seragam sekolahnya.

Dia berhenti di depan bangunan besar apartemen. Menangis dengan suara teredam. Seharusnya dia tidak merasa sakit hati bukan? Kesepakatannya dengan Rion memang bebas memiliki hubungan dengan orang lain, tapi kenapa Elena merasakan dadanya sesak, seperti terhimpit batu besar detik itu juga.

Gerimis yang turun membasahi bumi tidak mengurungkan niat Elena untuk pergi sesaat dari apartemen. Dia terobos terus untuk mencari tempat yang aman untuknya, juga meredakan sakit hatinya.

*
*

Lain halnya dengan Rion. Pemuda itu berdecak tak suka saat mendapat sebuah telpon dari seseorang. Dia lihat ponselnya yang berada di atas meja lalu melihat si penelpon.

'Mama' nama seseorang yang menelponnya. Rion mengerutkan keningnya sebelum menurunkan Victoria dari pangkuannya. Lalu dia mengambil jarak untuk mengangkat panggilan itu.

Victoria menatap punggung Rion dan mengerutkan keningnya. Merasa sikap Rion aneh. Biasanya, siapa pun yang menelponnya, pasti Rion menjawab tanpa mengambil jarak aman darinya, tapi sekarang? Rion duduk di meja pantri. Jauh darinya agar dia tidak mendengar pembicaraan keduanya. Padahal, Victoria tau penelponnya adalah Mama Rion sendiri.

"Hallo mah!" Rion menyahut dengan suara rendah. Pandangannya hanya tertuju kepada Victoria, memberi senyuman tipis kepada gadis itu.

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now