RIONEL || EXTRA PART

56.3K 2.8K 167
                                    

Happy reading

 

Hubungan Rion dan Elena kini semakin membaik, berjalan menjadi keluarga yang semakin harmonis, walau kadang terjadi pertengkaran kecil hanya karena hal sepele, tapi itu tidak akan bertahan lama karena Rion lah, yang akan berinisiatif sendiri meminta maaf, dia yang mengalah.

Rion juga nampak lebih manja? Saat bangun tidur tidak menemukan Elena, dia akan berteriak dari kamar. Memanggil nama Elena berulang kali seperti seseorang yang ketakutan akan kehilangan sesuatu. Dan saat dia sudah menemukan Elena dia akan memeluk, mencium dengan sangat posesif.

Dan kali ini, keluarga mereka telah lengkap, ditambah seorang bayi tampan yang baru lahir beberapa minggu yang lalu.

Rion, yang baru saja duduk di atas kasur kini menatap langit-langit kamarnya, memikirkan bagaimana mungkin dunianya, dia si pria brengsek dapat seberuntung ini, bisa bertemu dengan Elena, dan memiliki seorang anak. Rion senang, sangat-sangat senang. Kadang, dia akan meringis saat mengingat bagaimana perlakuannya dulu kepada Elena, mungkin jika itu masih ia lakukan, sudah pasti itu adalah hal yang paling dia sesali di dunia ini sekarang.

Lamunan Rion kini buyar saat melihat, istri cantiknya memasuki kamar, memberikan senyuman yang sudah terpantri di bibirnya itu.

"Kamu udah pulang?" tanya Elena. Karena, Rion kini sedang bekerja di kantor papanya, setelah lulus beberapa minggu yang lalu dari sekolah. Dan tentu saja, dia masih diawasi dan diajari di sana. Jabatannya juga masih karyawan biasa. Tak mungkin kan dia langsung diangkat menjadi manajer saat pengetahuannya saja belum ada.

Rion menngangguk menjawab pertanyaan Elena. Dia merentangkan tangannya meminta wanita itu masuk ke dalam pelukannya.

Elena terkekeh dan memeluk Rion. Menempelkan wajahnya tepat pada dada bidang pria itu. Menghirup aroma tubuh suaminya.

"Pasti kamu capek banget?" kata Elena masih dengan posisi memeluk Rion.

"Nngak juga. Apalagi kalau udah sampai apartemen, pasti capeknya hilang," sahut Rion santai.

Elena mendongak, dan menatap wajah Rion. Keduanya kini saling menatap satu sama lain, "Kenapa bisa gitu?" tanyanya lagi.

"Karena ada kamu sama Leon," jawab Rion. Lalu, setelah selesai berucap, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Elena. Memberi ciuman beberapa kali pada bibir wanita itu sebelum liar melumatnya.

Elena tak menolak, dia juga ikut menikmati ciuman mereka. Hingga, saat di rasa nafasnya tersenggal, baru lah dia memukul dada Rion beberapa kali.

"Lama-lama habis nafas aku kamu buat," kesal Elena. Nampak dadanya naik turun karena menghirup udara banyak-banyak.

Sedangkan Rion, dia malah mengembangkan senyuman manisnya. "I love you, my wife." Pria itu berucap, dan kembali mencium bibir Elena. Kali ini, dia sedikit lebih brutal.

Elena yang tau akan ke mana akhir dari ciuman mereka kini hanya bisa memutar mata jengah dan memghela nafas.

Saat Rion turun mencium area lehernya, dia hanya bisa mengerang sambil mendongak, tangannya liar menjelajahi rambut pria, suaminya itu.

"Rion," erang Elena tertahan. Badan keduanya kini sudah terasa panas.

Hingga, terdengar suara bayi menangis membuat Elena sigap mendorong badan pria di hadapannya dan Rion terdorong menjauh dari tubuhnya.

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now