RIONEL || DUA BELAS

51.1K 2.4K 23
                                    

Utamakan Vote dan komennya.


Happy Reading






Rion yang baru saja sampai di depan markas geng Dragon Cirless, langsung memarkirkan motornya di sana. Lalu membuka helm dan meletakkan begitu saja di atas motornya. Dengan langkah tergesa, dia masuk ke markas, dan melihat ada Sean, dan Ciko di sana beserta anggota lainnya. Tidak dengan Arland dan juga Bara.

"Weeee!! Pak bos yang udah punya bini aja nih! Tapi kenapa malah ke sini?" tanya Sean dan menaik turunkan alisnya, menggoda Rion membuat semua orang menatap kepada pemuda itu. Tertawa karena membenarkan ucapan Sean.

Ketua geng dragon cirless itu memicingkan mata tak suka kepada Sean dan berdecak lidah. Dia mengambil tempat duduk di depan Sean. Sebuah sofa panjang, namun sudah sedikit usang. Lalu Rion berbaring di sana dengan satu tangan di atas keningnya. Seperti seseorang yang memiliki pikiran yang banyak.

"Malam ini gue nginap di sini!" Dia berucap dengan mata terpejam. Suasana di sana terasa hening sebentar.

Sean yang merasa ada yang aneh menatap Ciko. Tau dari kebingungan Sean, Ciko hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali memusatkan perhatiannya kepada Rion. Kini, pemuda itu sudah menjadi pusat perhatian hanya karena sikap anehnya, yang mungkin berkaitan dengan pernikahannya.

"Emangnya kenapa, bos?" Ciko memberanikan diri dan bertanya.

Rion hanya menggeleng tanpa berniat mengeluarkan suaranya. Dia sangat lelah karena hampir satu harian berdiri di atas altar sedari tadi. Memasang wajah ramah yang terbanding terbalik dengan hatinya.

Drrrttttt... drrrttttt....

Dan sekarang, karena mendengar suara dering ponsel, semua atensi yang di sana mengarah kepada Sean, karena handphonenya bergetar, menandakan masuk sebuah panggilan. Tetapi tidak dengan Rion yang masih memejamkan matanya.

Sean melihat ponsel yang berada di depannya, "Victoria." Dia bergumam dengan kerutan di keningnya.

Mendengar nama Victoria, Rion membuka mata dan menatap Sean. "Angkat!" perintahnya kepada pemuda itu.

Sean mengangguk lalu meletakkan benda itu tepat di sebelah telinganya. "Hallo?" ucapnya dan tatapannya mengarah kepada Rion yang menatap wajahnya dengan ekspresi penasaran.

"Kenapa Vic?" Dia bertanya.

"..."

"Rion?" Sean berucap seperti seorang yang kebingungan.

Rion mengerutkan keningnya dan menggeleng kepalanya memberi isyarat kepada Sean agar tidak mengatakan sesuatu kepada Victoria mengenai dirinya.

"Oh... Dia ada di--" Belum sempat Sean menjawabnya, kini ponsel pemuda itu sudah beralih tangan. Rion, tanpa manusiawinya merampas ponsel Sean.

"Kenapa, Vi?" tanya Rion dan menatap Sean dengan tajam. Padahal, Sean tak melakukan kesalahan menurutnya.

Sean hanya bisa menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepalanya. Mungkin memang itu yang harus dia derita. Memiliki bos geng motor temperamental.

"..."

"Hmm. Aku kurang enak badan. Dan sekarang aku ada di markas." Dia berucap penuh dengan kebohongan. Mungkin Victoria bertanya kabar dari seberang sana.

"..."

"Kamu mau datang? Gak usah Vi."

"..."

"Oke-oke. Terserah sama kamu. Hati-hati di jalan, jangan sampai kenapa-napa."

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now