RIONEL || EMPAT BELAS

45.9K 2.3K 16
                                    


Sebelum itu, ada baiknya tekan tombol bintang pada bagian bawah pojok dan juga jangan lupa komen, komen typo juga boleh kok.

 

Happy Reading

 



Menjadi istri yang baik, itu yang sedang Elena lakukan. Memasak untuk suaminya adalah salah satu caranya menjadi istri yang baik.

Menyiapkan makanan dari bahan yang seadanya tidak membuat Elena malas, dia malah senang dan cepat-cepat melakukan aktivitasnya. Dia baru saja mandi, di kamarnya dan juga kamar Rion. Di kamar yang pertama pemuda itu masuki.

Setelah selesai memasak, dia duduk di meja makan, yang terdapat 6 kursi mengelilingi meja. Dia dengan sabar menunggu, sejak jam 7 malam, hingga satu jam, dua jam, tiga jam, dia masih setia menunggu. Untuk menyibukkan diri agar tidak diserang kantuk, dia menonton, melihat jalanan dari kaca yang transparan, melirik jam, duduk lagi di meja makan, semua dia lakukan. Tapi, hingga jam menunjukkan pukul 11 malam, Rion belum datang juga.

Elena menyerah. Dia ambil piring untuk dirinya sendiri dan menyiapkan makanan untuk dirinya. Ada ikan, dan sayur, lengkap tapi sudah dingin.

Walaupun begitu, dia tetap lahap, menikmati makanannya sendiri dan sesekali tersenyum. Tersenyum miris?

Setelah selesai, dia berjalan ke arah kamar, naik ke kasur dan mulai tidur di sana.

Hingga pagi menjemput, dengan sinar matahari yang silau, masuk dari celah gorden Elena pun terusik. Dia kucek matanya beberapa kali lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Astaga!!" Dia berucap terkejut saat melihat Rion, berdiri di ambang pintu, bersandar dengan gaya cool, melipat tangan di depan dada dan menatapnya tajam. "Kamu?"

"Siapa yang nyuruh lo tidur di kamar gue?" Dia bertanya dengan nada dingin tapi penuh penekanan. "Jawab, atau lo gak punya mulut?"

Elena termangu dan menunduk. "Tapi ..." Dia kembali terdiam.

"Tapi apa, sialan?!" murka Rion emosi. Terlihat dia mengepalkan tangannya dan seperti seorang yang siap menerkam Elena kapan saja. "Turun lo dari kasur gue! Gue gak sudi tidur satu kasur yah sama lo! Turun, buruan!"

Elena mengangguk dan turun dari sana. "Maafin Aku," dia berucap tepat di hadapan Rion. "Tapi ... aku tidur di mana?"

"Terserah! Lo tidur di lantai, dapur, kamar gudang, atau luar sekalipun gue gak peduli. Intinya mulai sekarang jangan pernah masuk ke sini lagi, lo paham?!" bentaknya.

Elena terdiam dan menatap Rion dengan berani. Dia tidak terlihat goyah saat pemuda itu berucap demikian, tapi di lubuk hatinya yang paling dalam, dia terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

"Keluar sana!" Lagi-lagi Rion membentak.

Elena menghela nafas. "Oke," sahutnya. Dia berjalan melewati Rion, dan berusaha menunjukkan ketegarannya.

Lalu saat dia berbalik, Rion masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu dengan kecang.

Elena terlonjak dan memegangi jantungnya. "Kasihan pintunya, lama-lama apartemen ini bakal gak ada pintu," monolognya guna menghibur diri. Dia tersenyum tipis namun tersirat miris.

RIONEL (Telah Terbit)Where stories live. Discover now