RIONEL || TUJUH BELAS

43.2K 2.3K 12
                                    

Utamakan Vote dan komennya. Hargai Author.

 



Happy Reading


 


Rion masuk ke dalam salah satu club yang sudah sering dia datangi. Suara musik bas yang menggema tidak mengurungkan niatnya masuk ke sana. Menerobos setiap orang yang menghalanginya karena menari ke sana ke mari, beberapa orang juga sudah teler.

Rion berjalan ke arah pantri, menepuk salah satu bartender dan meminta minuman. "Seperti biasa," katanya dan langsung diangguki setuju pria di balik pantri itu.

Sembari menunggu minumannya, dia menatap sekitar. Melihat bagaimana para wanita di sana sangat lincah melenggokkan pinggul mereka.

Rion juga sedikit heran dengan dirinya, yang bisa masuk ke sana walau masih anak sekolah. Biasanya anak sekolah tidak seperti dirinya. Mabuk-mabukan, balapan, tawuran, dan menghamili anak orang? Dia tertawa sinis memikirkan bagaimana seorang wanita kecil yang baru dia nikahi kini ada di apartemennya. Menyusahkannya dan selalu membuatnya pusing.

Minuman Rion kini sudah ada di sebelah tangannya, satu botol vodka seperti biasa. Meminumnya tanpa menggunakan cup, sembari berfikir tentang aborsi anak, yang sedari tadi menghantui pikirannya.

Setelah meminum satu botol, dia berjalan sempoyongan ke arah panggung dansa. Menari di sana, bersama beberapa wanita. Memeluk pinggang wanita yang menarik menurutnya.

Lalu dia kembali ke arah bartender. Meminta satu botol vodka dan kembali menengguknya. Hingga, dia benar-benar kehilangan kewarasannya.

Rion menggeleng-gelengkan kepala saat pusing menghantam kepalanya. Saat minumannya sisa sedikit, Rion mengeluarkan dompet. Membayar bartender itu dengan beberapa uang merah. Tidak dihitung karena keadaannya sudah mabuk.

Memasukkan kembali dompetnya ke dalam saku, lalu berjalan hendak keluar. Sambil bergumam 'kayaknya udah pagi, Rion harus pulang' beberapa kali.

Matanya memudar dan pandangannya tak tentu arah. Hingga, dia menabrak seseorang.

"Jalan pake mata, bro!" Rion berucap sambil menepuk dada bidang pria yang berada di depannya. Pria yang baru saja dia tabrak. Yang tampak terdiam memperhatikan Rion dari atas hingga bawah.

Pria itu terkekeh geli. "Lo yang harus pake mata." Dia berucap sambil menepuk pipi Rion.

"Anjing! Lancang banget lo!" ucap Rion emosisaat pria tu menyentuh wajahnya, dia anti itu, dan Rion menghempas tangan pria itu dari pipinya. Berdecak kesal dan menatap pria dihadapannya dengan sengit. "Jangan cari gara-gara sama gue!"

"Akh! Banyak bacot lo!" Satu hantaman keras langsung pria itu lemparkan kepada Rion. Membuat Rion tumbang dan tergeletak di atas lantai. "Lo yang cari gara-gara!"

Rion menggelengkan kepalanya dan kembali berdiri. Mengusap pipinya dan berdecak tak suka. "Lo anjing yah!" Dia layangkan pukulannya tapi tak mengenai wajah pria itu. Malah dia yang terjatuh.

Lagi-lagi, pria yang menganggu Rion itu melayangkan pukulan, hingga mengenai wajah Rion. Bahkan menendang kaki Rion sesekali. Tak ada yang melerai hingga pria itu puas sendiri, baru melepaskan Rion dan mencari wanita untuknya.

RIONEL (Telah Terbit)Kde žijí příběhy. Začni objevovat