{5}. Terakhir Ujian//²

66 4 0
                                    

Happy reading📖

Tandai Typo!!!!!!

--Dermaga//---

"Aku datang lagi, mah. " Ucap seorang remaja berumur sekitar 16 tahunan kepada sebuah gundukan tanah yang rumput-rumput liar sudah terlihat tumbuh di sana. Laki-laki itu memegang sebuah buket bunga, kemudian ia mendudukkan dirinya di tanah sambil mengusap batu nisan itu sesekali berbicara di sana.

" Satu tahun udah berlalu, mah. Tapi, kenapa papah belum bisa mengikhlaskan kepergian mamah? Bukannya kematian itu udah takdir ya? Kenapa papah selalu nyalahin aku atas kepergian mamah? " Pemuda itu berceloteh di gundukan tanah itu sembari menyabut rumput liar yang tumbuh di makam mamah nya.

" Mah, dulu kata catra mamah suka bunga anyelir, makanya aku bawain bunga kesukaan mamah, warna nya bagus dan cantik. " Candra mengedarkan pandangan ke segala arah dan berhenti di salah satu makam yang jauh darinya duduk sekarang, ia menyipitkan matanya untuk melihat laki-laki berseragam yang sama dengan nya sekarang ini.

" Widih, si nata bisa bolos juga ternyata. " Ia terkekeh melihat laki-laki yang sedari tadi ia amati itu, tak percaya pemuda itu juga bisa bolos sekolah.

" Mah, candra pulang dulu, ya. " Candra mengusap nisan itu satu kali kemudian bangun dari duduk nya. Ia bersiul untuk mendapatkan perhatian dari seorang laki-laki yang sedang berbicara ke sebuah gundukan tanah.

" Candra? Ngapain lo di sini? " Tanya nata tak menjawab pertanyaan nata candra malah membaca sebuah tulisan yang tertera di batu nisan berwarna hitam.

" Cewek lu? " Tanya candra aba-aba menanyai nata, sedangkan nata laki-laki itu hanya memandang candra dengan tatapan tidak suka.

" Bisa pergi? Gw risih sama lo. " Terus terangnya membuat candra ingin menampol wajah songong manusia di depannya saat ini.

" Sok banget! Gw pergi. " Candra melangkah kan kakinya keluar dari daerah pemakaman umum yang terletak lumayan jauh dari tempat ia tinggal.

Karena masih jam 11:12. Candra mampir di taman yang biasa ia gunakan untuk menenangkan dirinya. Ia bisa melihat kendaraan beroda dua dan empat yang berlaku lalang di jalan kecil itu.

Candra membaringkan dirinya di tanah yang sudah di penuhi oleh rumput liar berwarna hijau, ia memejamkan matanya mulai menidurkan dirinya di sana.

1 menit, 2 menit, 3 menit telah berlalu, hari semakin terik yang bisa membakar kulit halus manusia, para pelajar pun sudah pulang istirahat ke rumah nya masing-masing.

Lilya berjalan dengan lesu sesekali mengibaskan rambut panjang nya yang menghalangi penglihatan, ini adalah pertama kalinya ia menggeraikan rambut nya di sekolah.

" Huh, siapa tu yang tidur di taman. " Ia menyipitkan matanya ketika melihat seorang manusia yang tidur di rerumputan taman. Seketika di benaknya muncul rasa kasihan ingin menemani ia tak tahu itu siapa.

Lilya menyeringai ketika sudah tahu siapa itu, karena hari ini ia kurang kerjaan ia ingin menjahili laki-laki yang sedang tidur itu. Lilya berlari menghampiri dengan senyuman yang sangat cerah menampilkan gigi-gigi nya yang putih.

" Candra bangun woy! Banjir! " Teriak lilya berulang kali sambil menepuk lengan tangan candra, lilya langsung tertawa melihat wajah candra yang terkejut, sedangkan orang yang di jahili hanya memandang bingung dengan mimik wajah yang sayu.

DERMAGA// (END) Where stories live. Discover now