{52}. Terlukis Indah//

30 1 0
                                    

Happy reading📖

Tandai typo!!!!!!

" Untukmu, Ketahuilah bahwa aku selalu setia menunggumu dengan secercah harap penantian. Namun, jangan harap bahwa rasa ini telah berubah, dia masih sama dan aku akui menunggumu itu berat. Namun, ku nikmati dalam alunan rindu, karena hasrat kecilku berbisik, pesanku hanya satu jangan kau lupa, ada aku yang menunggumu. "
~

parelilya


--Dermaga//--

Sore ini pada hari minggu, hujan turun dari langit membasahi bumi Pasundan yang entah ke berapa kali sejak beberapa bulan lalu.

Tak ada senja yang bisa di dilihat, tak ada cahaya Oranye yang menembus jendela rumah, dan tak ada burung yang berkicau dan terbang pulang di mana ia tinggal. Rindu, merindukan senja yang setiap pukul 18:34 akan muncul dan hilang lagi ketika sudah jam 19 maghrib.

Aku pernah mendengar sebuah pembicaraan random dari seseorang.
" Kenapa matahari itu tenggelam? "

Dia menjawab tanpa berpikir dua kali, otaknya sangat encer seperti susu dia langsung mengetahui jawaban nya. " Karena, matahari itu tidak bisa berenang! "

Aku mengira hujan akan segera berhenti, setidaknya jika aku tak bisa melihat senja aku bisa melihat bulan bukan? Tapi, aku tak bisa melihat keduanya. Aku rindu dengan bulan dan bintang yang bertaburan seperti kismis di cakrawala yang sangat luas.

Aku merindukan dia, seorang cowok yang berani menyatakan perasaannya pada ku ketika aku berulang tahun yang ke 18 tahun, di rumah ku ketika pada saat itu hujan. Candra tezar arnenda. Seorang laki-laki pemilik mata indah seperti bulan sabit dan pemilik senyuman seindah senja.

Sudah 4 bulan ku jalani hubungan ini tanpa kehadirannya. Iya, tahun sudah berganti dan tak ada sama sekali tanda-tanda kekasihku akan membuka matanya yang indah dan senyuman seindah senja yang selalu merekah.

Tahun 2024 bulan Januari, orang-orang melakukan aktivitas nya seperti biasa, siswa akan belajar, pekerja akan bekerja, tak ada yang sama sekali berubah. Padahal aku sudah menghayal tahun baru akan ku habiskan waktu dengannya sampai kita berdua tak tidur dan tak pulang ke rumah masing-masing, tapi harapan ku pupus setelah melihat keadaanmu yang sama sekali tak ada perubahan.

Besok siangnya, Aku duduk di kursi di sebuah taman kecil yang berada di rumah sakit, terlihat sedang menunggu seseorang yang akan berjanji akan menemui ku.

Dia datang, seorang gadis berambut pendek dan hitam legam, di tentengnya sebuah kresek berwarna merah yang entah apa isinya. " Udah lama di sini? Maaf ya, tadi ada orang yang kecelakaan makanya gw suruh ayyan putar balik. " Itu indi, satu bulan lalu dia mewarnai rambut nya agar kembali hitam lagi. Ah iya, aku juga mewarnai rambut ku menjadi warna ungu di ujung-ujung rambutku.

" Lo bawa apa? " Tanya ku penasaran.

" Jantung manusia. " Indi hanya bercanda, tenang saja.

" Wahh.. Takut banget loch.. " Canda ku juga.

Indi mengeluarkan sesuatu dari dalam kresek itu, ternyata sebuah buah jeruk dan salak lalu di taruh di tengah-tengah kami. " Gw lagi ngidam jeruk ama salak, makanya gw beli ini tadi pas lihat tokonya. " Lilya mengambil buah jeruk di kupasnya hingga bersih, sedangkan indi terlebih dahulu membuka buah salak.

DERMAGA// (END) Where stories live. Discover now