{15}. Dunia itu memang jahat//

51 3 0
                                    

Karena lo gak tau apa-apa, lilya!!

Kalimat itu selalu terngiang-ngiang di otaknya. Seperti saat ini, lilya sedang belajar ia sama sekali tak fokus mengingat ucapan candra tadi sore.

" Lilya ayo dong fokus. " Kata lilya menyemangati dirinya sendiri.

Ia kembali fokus setelah beberapa menit mencoba untuk fokus.

Prangg!!

Entah suara apa itu yang menghilangkan fokus lilya kembali. Lilya mengacak rambutnya kesal, ia melirik ke pintu nya yang terbuka sedikit.

" Suara apasih itu. " Monolog lilya, ia keluar dari kamarnya. Ia menutup mulutnya melihat pecahan poto di lantai bawah. Cepat-cepat ia turun kemudian menghampiri papahnya yang berada di ambang pintu.

" PAPAH!! " Adrian menoleh ke belakang, ia tersenyum lalu merentangkan tangannya. Lilya masuk ke dalam dekapan sang papah.

" Papah gak apa-apa? " Tanya lilya sedikit khawatir melihat raut wajah papahnya yang lesu dan tak ada gairah hidup.

" Gak apa-apa. Eh, kenapa poto-nya bisa jatuh? " Lilya mendekati pecahan kaca dari bingkai poto yang berada di bawah.

" Papah gak sengaja nyenggol bingkai poto ini. " Jawab adrian sambil membantu lilya mengumpulkan serpihan-serpihan kaca dengan hati-hati.

" Mamah belum mau pulang kesini ya, pah? " Tanya lilya lirih yang masih bisa didengar oleh pria dewasa di sampingnya.

" Katanya besok, kamu tunggu aja ya" Lilya tersenyum mendengar itu lalu mengangguk pelan.

" Udah jam 9, kamu tidur ya. Biar papah yang beresin. " Lilya mengangguk lagi lalu bangun dari jongkok nya, ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk istirahat.
-

-

-

Jam sudah menunjukkan pukul 06:54, ia sudah telat tinggal beberapa menit lagi gerbang akan ditutup.

Seorang perempuan yang memakai hoodie untuk menutupi seragam sekolah nya tak lupa juga ia menutup kepala nya dengan kupluk hoodie, memasuki halaman sekolah dan menjadi perhatian murid-murid yang masih berada di sana, terlebih lagi oleh adik kelas.

Satu kata, tinggi banget.

" Tu mata bisa gak sih biasa aja. " Lilya berlari dengan secepat mungkin agar bisa sampai ke kelasnya.

Ketika ia menaiki tangga, ia tak sengaja menabrak seseorang yang  ingin menuruni tangga.

" Aduh, sorry-sorry. " Lilya mendongak untuk melihat siapa yang ia tabrak, ia tersenyum kecil. "Selamat pagi, candra. "

Candra hanya diam tak membalas sapaan lilya.

" Candra, oiy. " Lilya menggerakkan tangannya ke depan muka pemuda yang masih menatapnya dengan datar. Tangan candra bergerak menghentikan tangan lilya yang bergerak di depan wajahnya.

" Awas, jangan ganggu gw. " Setelah itu ia menyuruh lilya untuk menyingkir.

" Cand, lo masih marah gara-gara semalam? Kalok iya, gw minta maaf.  Beneran deh, gw gak akan ngomong kayak gitu, jan-- " Sebelum kalimat lilya habis untuk diucapkan, candra melangkah pergi menuruni tangga satu persatu dengan sedikit cepat.

" Aneh, "

Lilya kembali menaiki tangga itu dengan berlari tak memikirkan resiko  yang ia dapati ketika berlarian di tangga.

Sesampainya di kelas, ia membuka sedikit pintu kelasnya dengan hati-hati dan mengintip apakah guru yang mengajar sudah datang. Lilya menghela nafas lega, ternyata gurunya belum datang.

DERMAGA// (END) Where stories live. Discover now