{50}. Indah Ada Waktunya//

26 2 0
                                    

Happy reading📖

Tandai typo!!!!!!!

Ayo vote, follow, dan komen!!

--Dermaga//--

( 10/september/2023)

Bulan September datang menyapa. Air hujan membasahi bumi sudah dua hari ini tak membiarkan warga-warga bandung untuk keluar dari rumah.

Sangat di sayangkan kepada pedagang-pedagang dan orang-orang yang harus mencari nafkah tak bisa keluar untuk mencari nafkah untuk keluarganya.

Suara rintikan air dari langit terdengar sangat ribut jatuh ke genteng perumahan apalagi atap yang menggunakan seng.

Seorang cewek terlihat memupuk kan kepalanya di pinggiran jendela yang terbuka menikmati hujan yang jatuh pagi ini.

" Hm? " Benda pipih tertempel pada telinga kiri nya,

" Keluar, gw di luar. " Lilya menegakkan tubuhnya dan merapihkan wajah dan pakaiannya.

" Iya bentar. " Lilya membuka pintu kamarnya dan turun ke bawah menuruni anak tangga, ia memeluk dirinya sendiri ketika angin berhembus ketika pertama kali membuka pintu.

Di depannya, ia melihat seorang pemuda yang berdiri memeluk dirinya sembari memegang payung berwarna abu-abu.

" Hahaha, udah lama di sini? " Tanya lilya tertawa.

" Banget, " Gada itu mempersilahkan candra untuk masuk ke dalam rumahnya yang sepi, candra meninggalkan payungnya di luar dan masuk ke dalam.

" Rumah lo masih sama ternyata. " Celetuk nya.

" Masih sepinya? Agaknya bulan ini bakal ramai deh. " Kedua insan itu duduk di sofa dengan berdekatan.

" Kenapa lo kesini? Mana tiba-tiba banget. "

" Gw ke sini sebagai bukti kalau gw masih bernafas. " Lilya mengingat sesuatu ia teringat dengan ucapan nya beberapa hari lalu. Cewek itu tertawa memukul dada candra pelan.

" Hahaha.. Percaya kok! Orang lo nge-chat gw tadi malam. "

Candra tersenyum mengacak-acak rambut panjang lilya. " Percaya kan? "

" Happy birthday, cantiknya ezar. "

Cup!

Lilya membeku memegang keningnya yang di kecup singkat oleh pemuda di dekatnya ini.

" IIIHH.. CANDRA!!! GAK ADA ABA-ABA BANGET SIH. " Perempuan itu menutup wajahnya yang memerah semerah tomat menggunakan kedua telapak tangannya.

Candra tertawa ngakak, berusaha membuka tangan lilya yang berada wajahnya.

" Muka lo merah banget, lebih merah dari tomat. " Lilya memukul candra dengan keras.

" Ke KUA yuk, zar! " Candra tertawa atas bercandaannya lilya.

Lilya berhenti berbicara masih mengingat kejadian tadi, tanpa sadar bibir nya terangkat.

DERMAGA// (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang