{62}. Epilog

56 4 0
                                    

Jakarta selatan, 2030.

( Kamis, 20, Desember, 2030)

   Di tahun ini, aku menginjak usia ke 25 tahun, usia di mana pikiran bercampur aduk dan tak tahu harus melakukan apapun.

Di tahun 2026, aku berhasil menggapai cita-cita ku yang setinggi langit itu. Aku berhasil menjadi seorang model dan aktris.

Aku sudah membintangi 15 film Indonesia dan berhasil menjadi model dan menjadi BA di salah satu brand mewah di dunia.

Aku bangga pada diriku sendiri.

Sore hari ini aku memegang sebuah buku dan bolpoin faster untuk menulis surat lalu di kirim melalui lautan yang berada di depan ku.

Rambut pendek seleher ku di terbangkan oleh angin kencang. Mulutku komat-kamit dan tangan dengan lihai menulis sesuatu di panggung putih tersebut.

   Cantik, aku sedang duduk di hamparan pasir yang berlimpah, sembari memegang buku dan bolpoin. Aku menulis sebuah surat yang akan ku kirim pada raga yang tak akan pernah membalas surat yang ku tulis ketika senja di jakarta kamis ini.

Ketahuilah bahwa aku sangat merindukanmu, rindu semua darimu.

Kemarin hujan turun menyampaikan dukanya pada manusia yang merasakan, bulan tak nampak, dan kuga senja tak nampak karena hujan masih saja berduka. Senja itu baik ya? Rela tak muncul demi hujan yang ingin curhat pada  umi.

Seperti aku, yang merindukan munculnya senja dan bulan, menunggu hujan reda dan berhenti menyampaikan dukanya.

Setelah selesai menulis surat itu, aku menggulung nya dan memasuki nya ke dalam sebuah botol obat lalu melemparkan ke laut.

***

( minggu, 23,Desember, 2030)

   Aku duduk termenung di dalam rumah ku, gendang telinga ku hampir pecah oleh hujan yang turun dan jatuh di genteng apalagi rumah di sebelah rumahnya menggunakan seng sebagai genteng.

Aku menjulurkan tangan ku depan agar bisa merasakan dingin nya air hujan pada sore hari ini. Aku mengingat sesuatu. Di beberapa tahun lalu aku pernah mandi hujan bareng ketika selesai ujian semester genap.

Aku berbicara berbisik dalam hati.

   Tuan, aku berbicara sendiri di saat engkau pergi, duduk termenung di samping jendela yang basah oleh percikan air hujan di sore ini. Tuan, aku rasa kamu sudah bahagia di atas sana tanpa aku. Tak apa, aku juga bahagia mengingat kamu bahagia dan tak merasakan sakit lagi.

   Perjalanan cerita kita sudah berakhir sampai di sini ya?

Aku merindukan senja yang selalu datang dan merindukan bulan yang selalu bersinar, bukannya hujan yang datang memeluk dan menenangkan. Dan juga merindukan lampu-lampu di sudut bandung. Aku merindukan semuanya, Bandung, Smanda1, The jam9t, dan kamu.

THE JAM9T tak seru lagi karena tidak ada kamu sebagai anggota yang pecicilan dan suka jahil. Kami semua merindukan kita yang dulu, kami merindukan kita yang bolos bareng, dan kami merindukan kita yang semuanya.

Dan pada akhirnya cerita ini akan selesai pada waktunya. Singkat memang, tapi terimakasih telah menemani hari hari ku.

Tentang mu, aku izin untuk tutup buku ini. Part yang selalu ku nanti-nantikan sudah habis ku jalani ketika di bandung.

        Ini tentang aku dan kamu yang tak mungkin untuk bersatu.

Terimakasih atas segala kenangannya di bandung. Dan terimakasih untuk semuanya.

                      Terimakasih

End//

Akhirnya, setelah penantian yang sangat panjang, DERMAGA// akhirnya ending

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhirnya, setelah penantian yang sangat panjang, DERMAGA// akhirnya ending.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Silahkan di tonton dan jangan lupa untuk subscribe

Tentang Candra

𝙿𝚞𝚋𝚕𝚒𝚜𝚑: 17 𝚏𝚎𝚋𝚛𝚞𝚊𝚛𝚒 2024
𝙴𝚗𝚍: 17 𝚏𝚎𝚋𝚛𝚞𝚊𝚛𝚒, 𝚙𝚞𝚔𝚞𝚕 22:15 𝙼𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚖𝚒𝚗𝚐𝚐𝚞.

𝚂𝚞𝚛𝚘𝚢𝚢𝚊𝚗𝚞𝚛𝚕𝚊𝚒𝚕𝚢, 𝙻𝚘𝚖𝚋𝚘𝚔
𝚝𝚒𝚖𝚞𝚛.

𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙇𝙐𝙋𝘼 𝙐𝙉𝙏𝙐𝙆 𝙑𝙊𝙏𝙀, 𝙆𝙊𝙈𝙀𝙉, 𝘿𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒!!

DERMAGA// (END) Where stories live. Discover now