{51}. Sakit lagi.

45 4 0
                                    

Happy reading📖

Tandai typo!!!

Cinta..aku balik lagi hehe.

Dermaga//--


" Baiknya jangan deh lya. Kita emang saling mencintai tapi Tuhan gak mau kita bersama, bentar lagi gw juga bakal pergi, umur gw gak sepanjang itu. "

Lidah lilya terasa kelu ingin membantah tapi lidahnya tak ingin bergerak, kedua netra kembarnya memanas, terpaksa ia menghadap ke jendela kembali.

Tuhan, panjangkan umurnya candra.

Setelah satu jam menempuh perjalanan, akhirnya mobil itu berhenti tepat di sebuah rumah berukuran sederhana. Lilya keluar dari mobil dan seketika poninya di terbangkan oleh angin sepoi-sepoi, ia menatap sekelilingnya ada banyak sekali persawahan di sebelah rumah neneknya candra.

" Masuk yuk. " Candra menarik jari tangan lilya, mengajak cewek itu masuk ke halaman rumah neneknya yang tak terbilang luas karena banyak pepohonan yang tumbuh di sana.

" Ih! Buah mangga nya banyak banget. Pengen makan rujak buah deh. "

" Nanti, kalo mau. " Lilya mengangguk, menaiki anak tangga yang hanya tiga buah, tak lupa melepas alas kaki mereka.

" Assalamu'alaikum. " Salam candra diikuti lilya setelah itu, tangan lilya yang di pegang tadi di lepas oleh candra untuk mengetuk pintu, perempuan itu baru sadar jika ia melihat sebuah plastik warna hijau yang di pegang oleh candra di tangan kanannya.

Tak ada jawaban, candra mengetuk kaca berulang kali dan berteriak memanggil neneknya.

Ceklek.

Lilya dan candra perlahan mundur ketika mendapati pintu yang di buka secara perlahan. Dan menampilkan seorang wanita yang tak terbilang muda sembari menggendong seorang bayi yang tertidur.

" Waalaikumsalam, loh catra, astaga candra 'nya mana? " Lilya melongo melihat siapa wanita itu dan juga sedikit tertawa ketika wanita di depannya ini salah orang.

" Aku candra loh bi, " Wanita berhijab itu memukul punggung candra keras membuat pemuda itu meringis mengusap punggungnya.

" Anak bangor, anjeun teu acan kantos ka dieu, anjeun teu terang nini sono ka anjeun! " Kepala candra di tepuk sekali dan telinga nya di tarik, lilya ketawa melihat itu ia menutup mulutnya agar tak di ketahui oleh seseorang jika ia tertawa. (Dasar anak nakal, kamu ndak pernah ke sini, ndak tahu nenek kangen sama kamu!)

Cowok itu mengaduh kesakitan mengusap telinga nya. " Enya hampura. Ku jalan kitu, dimana nini karesep kuring?. " Candra mengganti topik. ( ya maaf, omong-omong nenek kesayangannya aku mana? )

" Di dalam. " Wanita itu mengalihkan perhatiannya pada gadis cantik di samping keponakannya.

" Loh?.. Zida? " Lilya tertawa sampai matanya terpejam, ia beralih memeluk wanita yang masih cantik sampai sekarang bahkan tak ada kerutan di wajahnya karena skincare, mungkin.

" Ya allah anak mba, besar sekali, ya allah. " Nama wanita itu adalah sita nayyira panggil mba sita. Mba sita adalah ibu dari seorang pemuda jangkung mempunyai wajah bak pangeran siapa lain kalo bukan muhammad ar-pariski. Mba sita menitikkan air matanya setelah melihat anak yang ia rawat bersama anaknya dulu di jakarta sudah sebesar ini.

" Kangen mba.. " Ia dan Paris saudara karena mereka satu persusuan, menyusu di susu yang sama karena dulu katanya afifa tak ingin menyusui lilya ketika masih bayi dan menyerahkan lilya bayi kepada mba sita dengan alasan sibuk karena perkerjaan.

DERMAGA// (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang