{20}. Bandung Menangis//

50 3 0
                                    

Happy reading

Tandai Typo!!

Hola.. Kembali lagi dengan suroyya nurlaily di sini, tak kerasa sudah di part 20..selamat membaca dan mendengar lagunya....

Jangan lupa komen, vote, & follow.

"Ayah, ke mana pelukan hangat yang dahulu aku dapatkan sewaktu aku kecil, yang kini hilang entah ke mana. "

--Dermaga//_

Plak!

Suara tamparan itu lagi-lagi menggema di sebuah ruangan yang bercahaya minim, memperlihatkan dua orang yang berada di dalam.

Bugh!

Satu tendangan di dada seorang pemuda dari pria dewasa yang menyebabkan pemuda yang sudah terbujur lemah di lantai itu memuntahkan darah dari mulutnya. Tanpa belas kasihan, pria dewasa itu kembali memukul wajah anaknya yang sudah babak belur bahkan mengeluarkan darah.

" Ah, bajingan lemah! "

Akh!

Bastian berkali-kali menendang pinggang candra dengan keras membuat sang empu berteriak kesakitan sembari menyebut papahnya. Seakan tuli, bastian terus menerus memukul dan menjambak tubuh yang sudah sangat lemah ini. Dadanya sakit seperti di tikam beribu-ribu panah.

" Papah... Maafin candra. " Lirih candra sambil memegang kaki papahnya yang masih menendang pinggang dan perutnya. Berniat untuk menghentikan apa yang di lakukan pria yang sudah di butakan oleh nafsu ini.

Sungguh, dia tidak ingin mati sekarang, masih banyak yang belum ia lakukan di dunia, waktunya belum tepat.

" Mamah.. " Bastian mengangkat tubuh candra lalu di lempar ke dinding membuat mulut itu kembali mengeluarkan darah yang lumayan banyak, candra memegang dadanya yang sangat sakit dan juga pinggangnya yang terasa mati rasa.

Akh!

" Mati saja kamu candra. Muak saya lihat wajah kamu! " Bentak bastian yang sudah di aliri keringat di wajahnya dengan muka yang memerah, entah karena kecapean atau marah.

" Papah.. " Lirihnya lagi.

" Anjing! Akh. Fuck! " Pria itu kembali mendekati candra memandang anak laki-laki yang sangat mirip nya yang keadaannya jauuh dari kata baik. Apakah ia menyesal? Tidak jawabannya. Ia justru tersenyum miring melihat candra yang sudah sangat tidak berdaya dan kembali memukul wajah, perut dan di akhiri tendangan yang sangat keras di bagian dada pemuda yang di bawahnya ini.

Uhukk.. Uhukk!

" Mamah.. Dada aku sakit. " Candra menepuk dadanya dengan keras berusaha meredakan sakitnya.

Di sisi lain, catra yang belum tidur berniat mengajak adiknya untuk tidur bareng dengan nya. Ia membuka pintu kamar candra tapi nihil tidak ada orang di sana. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak, kakinya mengajak ia ke gudang yang berada di belakang rumahnya bertepatan dengan itu, papahnya baru keluar dari sana dengan baju yang terdapat bercak darah membuat ia takut.

DERMAGA// (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora