Happy reading~
Tandai typo!!
--Dermaga//--
" Rambut baru in? " Tanya lilya kepada perempuan yang berada di sampingnya. Mereka berdua sedang duduk di kursi panjang yang berada di samping kelas mereka, sembari menunggu bell berbunyi.
" Yoi dong. "
" Tapi... " Lilya mendekatkan wajahnya ke wajah indi sambil melihat ada yang berbeda dari perempuan berambut pirang ini.
" __Wajah lo kenapa? " Tanya lilya lagi ketika sadar sebuah tiga plaster yang tertempel di dahi, dagu, dan pipi indi di tambah juga luka lebam di sudut bibir nya.
" Em, itu kemarin gw udah jatuh dari motor sama ayyan. " Bohong indi.
" Eh tapi, warnain rambut emang nya dibolehin ya? "
" Gak tau sih. Tapi, yaa ini itu warna rambut asli gw. " Beritahu indi.
" Oh beneran?! "
" Iya. Gw blasteran eropa, makanya dapat warna rambut ini. " Lilya menepuk tangannya sambil berkata waow.
" Wah lo blasteran ternyata. "
" Lo blasteran juga? " Tanya indi kepada lilya.
" Nggak sih. Tapi, dulu gw lahir nya bukan di bandung tapi di New Zealand (Selandia baru). " Fakta menarik dari lilya membuat indi lebih heboh daripada reaction lilya tadi.
" Itu sih namanya blasteran. "
" Emang iya? Gak deh kayaknya. Gak tau deh, yang penting gw tinggal nya di indonesia!! " Ucap lilya semangat sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.
Kring... Kring... Kring.
" Wahh... Gw males upacara lagi. " Keluh lilya ketika mendengar bell berbunyi.
Perhatikan! Kepada siswa & siswi SMA Negeri 1 segera berkumpul di lapangan, upacara akan segera di laksanakan.
Lilya semakin frustasi oleh pengumuman yang tadi. Mereka berdua melangkah kan kakinya menuju lapangan kemudian berbaris di kelas masing-masing. Tak sedikit orang yang memperhatikan mereka berdua gara-gara maybe rambut indi.
Lilya berbaris di barisan paling belakang, karena dia tinggi. Ia menoleh ke samping ia terkejut mendapati catra yang tersenyum kepadanya.
" Ngapain lo senyum-senyum. " Sewot lilya sambil merapikan poninya yang tertiup angin.
" Pede banget lo. Gw lagi senyumin pacar gw, bukan lo. " Kata catra sambil istirahat di tempat.
Malu. Tapi, tidak pernah se 'malu ini.
" Oh. Malu banget gw gilak. " Lilya kembali menghadap ke depan mendengar sang kepala sekolah berceloteh.
1 jam berlalu, upacara sudah telah dilaksanakan. Hari ini entah kenapa semua para guru mengadakan rapat yang membuat siswa-siswi smanda tidak belajar.
" Gimana nanti kita pergi jalan-jalan. "
Usul anzy kepada lilya dan indi. Mereka bertiga sedang duduk di sebuah bangku panjang yang berada di samping kelas indi dan lilya.
CZYTASZ
DERMAGA// (END)
Dla nastolatków𝙈𝙚𝙣𝙜𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙩𝙚𝙜𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖? " Aku selalu menyayangimu ayah. " 𝘾erita ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang selalu kehilangan orang yang ia sayangi, kemudian menciptakan kenangan...