{23}. Bulannya Indah Kayak Kamu//

50 3 0
                                    

Happy reading📖

Tandai typo!!!

--Dermaga//--

Setelah di beritahu oleh catra bahwasanya candra sudah sadar membuat ketiga sahabat mereka berdua ingin menjenguk candra.

Di ruangan inap itu hanya mereka berdua untuk menunggu kedatangan ketiga remaja yang mereka yakini sebagai sahabat.

" Aaaa... " Lilya menyuruh candra untuk membuka mulut agar menerima suapan darinya.

" Nasi apa tuh, kek makanan ayam. " Candra menggeleng setelah melihat mangkok yang berisi nasi yang lembek dengan di tambah sayur bening, sebenernya lilya juga eneg melihat nasi ini.

" Nggak kok ini makanan manusia, di coba deh 5 kali suap. " Tawar lilya masih dengan sendok yang berada di depan mulut candra.

" 3 kali, " Candra membuka mulutnya membuat lilya memasuki sendok itu ke dalam mulut candra, pemuda itu menelan nasinya.

" Kok pahit? " Lilya mengerutkan keningnya lalu menyendok dikit nasi itu kemudian memasukkannya ke dalam mulut nya sendiri.

" Nggak kok. Lidah lo berarti yang error. " Lilya kembali menyuapi candra dengan nasi yang sedikit banyak membuat mulut candra penuh.

Sementara itu, di ruang yang sangat bau oleh obat-obatan terlihat dua orang laki-laki yang berbeda umur sedang duduk di sebuah kursi yang telah di sediakan.

" Jadi, penyakit hati ini nggak bisa di sembuhkan dok? " Tanya catra kepada dokter yang tadi menyuruhnya untuk keruangan dokternya.

" Iya. Kecuali, kalau Transplantasi Hati kemungkinan besar akan meningkatkan kualitas serta umur pasien. " Jawab dokter ilham.

" Em, transplantasi hati itu sama dengan donor hati kan? " Dokter itu tersenyum lalu mengangguk membuat catra Menggigit pipinya yang bagian dalam.

" Penyakit pasien sudah mencapai stadium 3." Beritahu dokter utu membuat catra melotot kan matanya tak percaya.

" S-stadium tiga? Kok bisa? "

" Em, mungkin pasien sudah dari dulu mengeluh sakit perut atau sering mimisan? " Catra mengangguk memang benar dulu candra sering kali mengeluh mengenai perutnya yang ia sangka hanyalah maag dan dulu juga candra sering mimisan yang ia kira saudaranya itu hanya kelelahan, tidak lebih.

" Itu salah satu tandanya. Biasanya juga sakit perut yang berada di bagian kanan, mimisan dan muntah darah. "

Setelah mendengarkan penjelasan dari dokter tadi, catra di suruh untuk membeli obat untuk candra hanya sekedar jikalau candra merasakan keluhan yang tadi dokter beritahu kepadanya.

Catra kembali dengan membawa satu botol kecil yang berisi obat yang berada di genggamannya, ia segera mengantongi botol itu di kantong celananya dan segera membuka pintu ruang rawat inap candra.

" Nyesel gw masuk. " Dua orang yang berada di dalam ruangan itu menengok ke catra yang mulai masuk ke dalam dan mendudukkan pantatnya di sofa.

" Rio belum datang cand? " Candra mengangguk.

" Muka lo kusut kenapa? " Tanya lilya, kepada catra yang cemberut sembari memandang handphone nya.

DERMAGA// (END) Where stories live. Discover now