{42}. Hujan//

31 3 0
                                    

Happy reading📖

Tandai typo!!!!!

Halo cinta.. Aku update lagi.. Kenapa? Karena aku tu pengen cepat-cepat cerita ini segera tamat karena udah 2 tahunan jadi draf. Tapi, end nya gak akan aku publish kalo pembaca sama votenya masih mindep. Jadi, tolong promosikan juga ya..😇

Sekali lagi pencet tombol bintang gak bayar kok! Gratis! In sya allah yang mencet tombol bintang dan follow akunku dapat pahala yang banyak, aamiin.

Bagaimana menurut kalian cerita ini?

Dermaga//--

Dua minggu berlalu, Hari terakhir ujian di sambut dengan kedatangan hujan yang sangat deras membuat murid dan guru harus menunggu hujan agak reda untuk bisa pulang.

" Terobos ae lah. "

Langit sangat gelap, dan angin kali ini sangat dingin sehingga bisa menembus permukaan kulit.

" Gw ikut. " Banyak juga yang membasahi tubuh mereka dengan air-air yang di jatuhkan oleh langit.

Candra dan lilya mulai membasahi tubuh mereka, saling kejar-kejaran di tengah lapangan.

" Jangan kayak gitu Ezar!! Airnya kotor!! " Lilya menutup wajahnya yang di percikan air dari sebuah genangan air yang cukup kotor.

" Lilya!! " Gadis itu melirik ke belakang terdapat empat orang yang mendekati mereka dengan sedikit berlari.

Lilya, indi, dan tami saling berpegangan tangan kemudian berputar dengan tawa yang menggelegar. Tiga pemuda yang melihatnya geli sendiri sambil saling pandang.

Mereka berenam keluar dari gerbang yang masih terbuka dengan lebar.

" Dadah lilya, candra. " Mereka berpisah karena beda jalur.

Lilya dan candra berjalan dengan tenang. Mereka tak memakai tas dan sepatu dengan alasan hujan.

" Handphone gw di tas lagi. " Dumel lilya.

" Besok sekolah. " Candra menyugar poninya ke belakang, membiarkan keningnya terbuka.

" Mana bisa gitu Ezar... Tau ah. " Candra mengangkat bahu dengan mengerucutkan bibir nya.

" Bomat! " Lilya berlari meninggalkan candra, perempuan itu berlari ke tengah jalanan yang lumayan sepi walaupun jika terlihat kendaraan yang melintas ia akan menepi dan balik lagi.

Candra mengikuti apa yang gadis itu lakukan.

Lilya yang melihat sahabatnya mendekat langsung berjongkok kemudian mencipratkan air yang berada di bawah kepada candra.

" Hahaha.. Muka lo kotor. Hahaha. " Lilya memegang perutnya sembari berlari tak ingin mendapatkan pembalasan dari candra.

" Awas lo lya. " Candra menghapus tanah-tanah yang berada di wajah ganteng nya.

Berlari mengejar lilya. Tak terasa hujan semakin kecil, dan mereka hampir sampai ke gang komplek mereka.

Hujan kali ini berbeda sekali rasanya, lebih istimewa.

Lilya menepi ketika melihat sebuah mobil bergerak melintasi jalanan.

Candra memegang bahu lilya dan mendorong nya ke depan, menjadikan lilya sebagai perisai.

Byur.

Lilya memejamkan mata dan mengatupkan kedua bibir nya ketika merasakan sebuah air mengenai sekujur tubuhnya. Sedangkan, candra berjongkok dan menyembunyikan wajah nya di balik punggung lilya.

DERMAGA// (END) Where stories live. Discover now