07. Bunga Lili Oren

361 44 2
                                    

Ketika Laskar berulang tahun ke 7 tahun, Maharani memberikan sebuah kado spesial yang berbeda dari kado orang lain. Bukan mainan apalagi saham, melainkan sebuah pisau lipat kecil. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Laskar, Maharani akan memberikannya kado yang berisi sebuah pisau lipat kecil dengan gagang bergambar naga.

Dulu Laskar tidak mengerti apa maksud Maharani memberikannya sebuah pisau kecil sebagai kado ulang tahunnya. Namun seiring bertambahnya usianya, Laskar akhirnya mengerti dengan sendirinya maksud Maharani memberikan sebuah pisau kecil kepadanya.

Laskar mengerti bahwa Maharani ingin ia melukai dirinya sendiri menggunakan pisau kecil itu. Fakta menyakitkan yang harus Laskar terima adalah Maharani menginginkannya untuk mati dengan cara melukai dirinya sendiri menggunakan pisau itu.

"Nanti kamu sayat-sayat dan tusuk-tusuk badan kamu pake pisau ini! Kamu harus mati di tangan kamu sendiri, Laskar!"

Laskar melakukan apa yang diperintahkan oleh Maharani. Sejak berusia 8 tahun, setiap memiliki masalah Laskar selalu menyanyat-nyanyat tangan atau kakinya sendiri menggunakan pisau pemberian Maharani.

Awal mencoba terasa sakit, namun karena sudah terbiasa Laskar pun menjadi kebal. Entah mengapa Laskar menjadi tenang setiap kali selesai melukai dirinya sendiri. Hal itu pun yang membuat Laskar menjadikan melukai dirinya sendiri sebagai kebiasaannya setiap kali memiliki masalah.

Laskar kini bisa bernapas lega, pisau kecilnya akhirnya ditemukan oleh Laura. Laskar sudah merasa tenang, pisau kecilnya yang berharga sudah kembali ke tangannya.

Laskar duduk di sofa. Matanya menatap layar televisi yang menampilkan film kartun tayo, sementara mulutnya sibuk menguyah potongan apel yang kulitnya sudah dikupas.

Suara gemercik air terdengar dari dalam toilet. Laura tengah mandi. Hampir 1 jam lamanya Laura membersihkan diri setelah tadi mengorek-ngorek sampah. Laskar meminta kepada Laura sebelum benar-benar wangi gadis itu dilarang keluar dari toilet.

Drrtt...

+6285600*****

Is calling

Laskar langsung menerima panggilan yang masuk di ponselnya. Walaupun tidak menyimpan nomornya, akan tetapi Laskar tahu siapa yang menelfonnya. "Halo."

"Halo Mas Laskar, saya mau konfirmasi. Buket bunga pesanan Mas Laskar mau dikirim kapan?"

"Nanti malam."

"Oke. Dikirim ke The Royal hotel benar?"

"Iya."

Tut

Laskar mematikan sepihak sambungan telfonnya dengan pemilik toko bunga itu. Laskar baru saja memesan sebuket bunga untuk diberikan kepada seseorang, tapi bukan Laura. Laskar akan memberikan sebuket bunga itu kepada seseorang yang hari berulang tahun.

Sudut bibir Laskar terangkat hingga membentuk senyum seringaian. Laskar akan memberikan kado yang berisi kejutan kepada seseorang itu. Kejutan yang tidak akan dilupakan seseorang itu seumur hidup.

Laura keluar dari toilet dengan menggunakan mantel handuk. Laura telah selesai membersihkan diri. Sebelum keluar, Laura sudah memastikan tubuhnya benar-benar wangi, tidak ada ada lagi bau sampah yang menempel di tubuhnya.

"Kamu tadi ngomong sama siapa, yang?" Laura berjalan menghampiri Laskar. Laura ingin Laskar tahu bahwa dirinya kini sudah wangi.

"Sama orang." jawab Laskar singkat seadanya.

Laura mendengus. "Iya aku tau kamu ngomong sama orang! Yang bilang kamu ngomong sama jin tomang siapa?!"

"Orang gak penting, Lor." Laskar kembali memakan apelnya dan memfokuskan pandangannya ke arah televisi. Laskar tidak berniat memberitahu Laura apa yang tadi dibicarakannya dengan penelfonnya itu.

For Him (End)Where stories live. Discover now