19. Don't Go, Lora

291 35 3
                                    

Baru beberapa jam putus, Laura sudah merasa canggung saat berhadapan dengan Laskar. Jika bukan karena permintaan Maharani, Laura enggan menemui Laskar.

Saat ini Laura tengah berada di apartemen Laskar. Laura duduk di sofa ruang tamu bersama Maharani dan Laskar. Rasanya canggung sekali, seperti orang asing yang baru pertama kali bertemu.

"Kalian ngapain kesini?" Laskar bertanya apa maksud dan tujuan Maharani dan Laura datang ke apartemennya.

Maharani menatap Laskar. "Memangnya Mama gak boleh ke apartemen kamu? Mama kan pengen ketemu kamu."

"Oh." Laskar merespon cuek sahutan Maharani. Tapi dalam hati Laskar masih bertanya-tanya, mengapa Mamanya bisa datang ke apartemennya bersama Laura? Meskipun penasaran, akan tetapi Laskar enggan menanyakannya secara langsung kepada Mamanya.

Maharani menyerahkan keranjang berisi buah apel yang dibelinya kepada Laskar. Maharani tahu putra satu-satunya itu sangat menyukai buah apel. "Ini buat kamu, Mama tahu kamu suka apel."

"Makasih." Laskar menerimanya, diberi buah apel mana mungkin ia menolaknya.

Maharani tersenyum. "Sama-sama, my son."

"Sebenernya lagi pengen makan durian." Laskar berguman, tapi suara gumanannya masih bisa didengar Laura dan Maharani.

"Ngidam?!" Laura ikut berguman mencibir Laskar yang tiba-tiba saja mengatakan ingin makan durian. Namun gumanan Laura itu tidak ditanggapi Laskar. Sepertinya Laskar tidak mendengar gumanan Laura.

"Kamu mau makan durian? Nanti Mama suruh asisten Mama buat beliin durian yang paling enak buat kamu!" ucap Maharani.

"Terserah." sahut Laskar.

Laskar menatap Maharani sembari bersedekap dada. "Selain ingin bertemu, apa alasan lain nyonya Maharani---"

"Please call me Mama not nyonya!" Maharani memotong ucapan Laskar. Maharani mendengus, sebenarnya dirinya Ibu kandung Laskar atau majikan Laskar? Mengapa putranya itu memanggilnya nyonya?

Laskar menghela napasnya sebelum meralat ucapannya. "Selain ingin bertemu, apa alasan Mama datang ke apartemen aku?"

"Mama ingin melihat-lihat bagaimana apartemen kamu. Sejauh ini yang Mama lihat apartemen kamu not bad. You've a good tasted. Selain itu kedatangan Mama kemari, Mama ingin meminta maaf kepada kamu secara personal. Can you forgive every mistake ever I had to you?" pungkas Maharani.

Maharani tulus meminta maaf kepada Laskar. Maharani ingin mendapatkan pengampunan dari Laskar karena sekarang wanita itu mengidap penyakit yang cukup serius. Sebelum waktunya habis, Maharani ingin dimaafkan oleh Laskar. Penyakitnya ini mungkin sebagai karma dari Tuhan atas perbuatannya dulu kepada Laskar.

"Dimaafin, tapi transfer dulu 1 milyar." Dengan entengnya Laskar meminta sejumlah uang kepada Maharani jika ingin dimaafkan olehnya.

Laura melotot ke arah Laskar. "Kamu apa-apaan sih?! Mama kamu minta maafnya tulus, malah minta uang 1 milyar!"

Berbeda dengan Laura yang kesal, Maharani justru tertawa. Maharani menganggap enteng permintaan Laskar. "Tidak apa-apa, Laura. Jangankan 1 milyar, kalo Laskar minta 10 milyar juga saya beri. Asalkan Laskar benar tulus memaafkan saya."

Laura memijat pelipisnya. Ah, Laura hampir melupakan fakta siapa Maharani. Maharani ialah salah satu pengusaha wanita sukses yang memiliki berbagai lini bisnis. Tidak heran Maharani menyanggupi permintaan Laskar.

"Ya udah dimaafin." Semudah itu Laskar memaafkan Maharani. Tapi semua yang sudah dilakukan Maharani kepadanya dulu tidak akan pernah dilupakannya. Kenangan buruk itu akan terus tersimpan di memori Laskar.

For Him (End)Where stories live. Discover now