24. Kembali Bersama

305 35 18
                                    

Laura akhirnya diperbolehkan pulang oleh Dokter setelah satu minggu lamanya dirawat di Rumah Sakit. Kepala Laura masih diperban, Dokter mengatakan akan melepas perbannya nanti saat ia kontrol atau tiga hari lagi.

Sepulang dari Rumah Sakit, Laura langsung datang ke kantor Polisi ditemani oleh Laskar. Laura ingin bertemu Yuni karena ia sudah rindu dengan Mamanya. Sekaligus memastikan apakah wanita itu baik-baik saja atau tidak.

Tangis Laura pecah saat melihat Yuni. Laura dengan cepat memeluk Mamanya. Di satu sisi Laura senang melihat Mamanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Tapi di sisi lain Laura sedih karena Mamanya kini dipenjara.

Yuni pun ikut menangis. Yuni menangis karena merindukan Laura dan senang melihat Laura sudah sehat. Doa-doanya sudah dikabulkan oleh Tuhan.

Satu minggu yang lalu, Adrian-orang kepercayaan Laskar datang menemui Yuni. Adrian memberi tahu Yuni bahwa Laura sudah sadar. Mendengar Laura sudah bangun dari komanya tentu saja membuat Yuni senang dan tenang. Selama di sel, Yuni tidak pernah berhenti untuk mendoakan Laura.

Yuni melepas pelukannya lalu menatap Laura. "Kamu udah bener-bener sehat, nak?"

"Udah Ma." Laura mengangguk. "Mama juga sehat kan?"

"Seperti yang kamu liat, Mama sehat dan baik-baik aja sekarang." Yuni lantas menuntun Laura agar duduk di kursi.

Laura duduk di kursi di samping Laskar. Sementara Yuni duduk di kursi yang berhadapan dengan Laura.

"Mama dapat hukuman dua tahun penjara. Hukumannya diringanin karena ada yang bantu Mama buat bayar ganti rugi ke korban-korban penipuan Mama." pungkas Yuni.

Laura bernapas lega, syukurlah Mamanya mendapat hukuman ringan dan hanya dipenjara selama dua tahun saja. "Lora seneng dengernya, Ma. Eum--tapi siapa orang yang bantu Mama?"

"Calon mertua kamu, Ra." Yuni melirik Laskar kemudian kembali menatap Laura.

Laura beralih menatap Laskar. "Mama kamu yang bantuin Mamaku?"

Laskar mengangguk. "Iya, Lor."

Laura meninju lengan Laskar lantaran kesal cowok itu tidak memberitahunya terlebih dahulu. "Kenapa gak bilang aku dulu sih?"

"Sengaja, biar kamu tau dari Mama kamu langsung." jawab Laskar.

"Ra, kamu gak boleh gitu. Kamu seharusnya berterima kasih sama Laskar dan Bu Maharani." ucap Yuni.

"Iya Ma, Lora berterima kasih sama mereka tapi Lora kesel karna taunya belakangan!" balas Laura.

Laskar menatap Laura yang tak menatapnya. "Daripada gak dikasih tau sama sekali."

Yuni meraih tangan Laura yang berada di meja lalu menggenggamnya dengan erat. "Udah Ra, kamu gak perlu kesel gitu. Mama juga bilang ke mereka biar ngasih tau kamunya nanti aja, tunggu kamu bener-bener sehat."

Laura mengangguk kecil. "Iya Ma."

Yuni beralih menatap Laskar. "Nak Laskar, saya minta tolong jagain Laura selama saya dipenjara. Saya percaya kamu bisa menjaga Laura dengan baik. Saya restui kamu sama Laura, semoga kalian bisa berjodoh."

"Aamiin." Laskar dan Laura kompak mengaminkan doa Yuni. Mereka berdua juga berharap bisa berjodoh.

"Aku janji bakal jagain Lora dengan baik. Tante gak perlu khawatir, Lora aman sama aku. Nanti semua biaya hidup Lora bakak ditanggung sama Mama aku." ucap Laskar.

Yuni tersenyum. Yuni bisa tenang selama dipenjara karena sudah menitipkan Laura kepada orang yang tepat. "Terima kasih, Laskar. Sampaikan juga terima kasih saya ke Bu Maharani."

For Him (End)Where stories live. Discover now