34. A Day Before Match

230 39 3
                                    


Selamat membaca🤗 part ini agak panjang kayak kereta🚂

Basket adalah hal yang paling disukai oleh Laskar. Sejak kecil Laskar menggemari basket hingga menjadikan olahraga tersebut sebagai hobinya. Sejak kecil pula Laskar memiliki keinginan untuk menjadi pebasket profesional.

Laskar semakin menggemari basket tatkala tahu olahraga tersebut menjadi hal yang tidak bisa ditiru oleh Cakra. Cakra tidak bisa menirunya menggemari basket karena adik seayahnya itu tidak bisa bermain basket.

Dulu ketika masih kanak-kanak, Cakra pernah mengalami cedera akibat memaksakan diri latihan bermain basket nonstop. Ya, Cakra terlalu obsesi meniru Laskar sampai memaksakan sesuatu yang sebenarnya tidak bisa dilakukannya.

Sejak mengalami cedera, Cakra dilarang oleh Sarah bermain basket. Jika di sekolah ada penilaian basket, Cakra tidak pernah mengikutinya. Sebagai ganti nilainya, Cakra akan mengerjakan soal-soal di buku paket.

Laskar senang Cakra tidak bisa menirunya menggemari basket. Setiap bermain basket, Laskar akan merasa tenang karena tidak ada Cakra si bocah cengeng yang selalu meniru kegemarannya.

Di sore hari yang cerah ini, Laskar melakukan latihan basket bersama teman satu timnya di sekolah. Hari ini menjadi hari terakhir Laskar dan teman satu timnya latihan karena besok pertandingan basket antar sekolah akan diselenggarakan.

Pak Burhan mengatakan salah satu wasit pada pertandingan besok ialah Georgino Immanuel-pebasket terkenal yang menjadi idola Laskar. Laskar sangat bersemangat latihan dan tidak sabar dengan pertandingan besok karena ia akan bertemu secara langsung dengan idolanya.

"GOOD JOB MY TEAM!" Pak Burhan memberikan tepuk tangan kepada tim basket didikannya. Berkat bimbingannya, mereka mampu bermain dengan baik. Pak Burhan melihat ada peningkatan skill dari mereka, guru muda itu yakin tim basket didikannya akan memenangkan bertandingan besok.

Pak Burhan berjalan ke tengah lapangan dimana tim basket didikannya berkumpul. "Latihan hari ini cukup memuaskan, saya senang dengan peningkatan skill kalian! Besok saya mau kalian bertanding seperti latihan tadi, gunakan skill kalian sebaik dan semaksimal mungkin! Dengan begitu tim basket sekolah kita akan menang! Siap jadi juara?"

"YA SIAP." jawab mereka serempak.

Pak Burhan menatap kesepuluh anak didiknya yang berbaris di depannya. "Oh iya kalian juga harus kompak, tingkatkan lagi kekompakkan kalian! Kemenangan suatu pertandingan berasal dari tim yang kompak! Jika kalian ingin menang, kalian harus lebih kompak lagi! Lupakan masalah pribadi kalian sejenak dan fokuslah pada pertandingan! Mengerti?"

"SIAP MENGERTI, PAK." jawab mereka lebih serempak.

"Sip." Pak Burhan mengacungkan ibu jarinya sembari tersenyum. "Latihan cukup, kalian boleh pulang. Pulang ke rumah langsung istirahat, ingat besok pertandingannya pagi! Jam 7 harus sudah kumpul semua di sekolah, jam setengah 8 kita ke tempat pertandingan, dan jam 9 pertandingan dimulai! Saya tidak akan memberi toleransi kepada siapapun yang telat! Jadi jangan sampai kalian telat! Mengerti?"

"SIAP MENGERTI, PAK." jawab mereka tak kalah serempak dari sebelumnya. Mereka lantas membubarkan diri lalu berjalan pergi dari lapangan. Latihan terakhir pada hari ini selesai tepat pukul 5 sore.



******************



Laskar merasa cukup puas dengan latihan pada hari ini. Laskar bertekad akan memenangkan pertandingan besok. Selain mendapatkan thropy dan sejumlah uang, pemenangnya juga akan mendapatkan kesempatan berfoto dengan Georgino Immanuel.

'Gue harus menang biar gue bisa foto sama idola gue!' batin Laskar.

"Gue takut tim kita kalah, karna lawan kita SMA Kamajaya!" ucap Gio pesimis.

For Him (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin