39. Can We Through This?

188 27 0
                                    


Part ini ada kata-kata yang hmm 'agak' dewasa🤫

16+ only☺




***********************






Laura tidak menyangka jika hari ini menjadi hari terakhir dirinya bersekolah di SMA Puspita. Besok, lusa dan seterusnya Laura bukan lagi siswi SMA Puspita. Kini Laura sudah resmi dikeluarkan dari SMA Puspita karena ia sudah menerima surat pengeluarannya.

Laura tidak terima dirinya difitnah. Banyak dampak yang didapatkannya dari fitnah keji ini. Selain dikeluarkan dari sekolah, Laura juga mendapat cibiran dan hinaan dari teman-temannya di sekolah.

Rumor kehamilan Laura sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Laura menjadi trending topik di sekolah. Semua siswa-siswi, guru dan staff membicarakan Laura. Semua orang percaya jika Laura sedang hamil karena buktinya asli bukan rekayasa.

Laura merasa nama baiknya rusak dan hidupnya hancur karena fitnah keji ini. Teman-temannya dulu selalu memuja dan menyanjungnya, tapi kini mereka mencibir dan menghinanya dengan kata-kata kasar. Laura kehilangan respect dari teman-temannya karena kini mereka menganggapnya sebagai perempuan murahan.

Fitnah keji ini juga menyeret nama Laskar. Laskar difitnah menghamili Laura. Akibatnya Laskar ikut dikeluarkan dari sekolah. Bukan hanya Laura, Laskar juga mendapat cibiran dan hinaan dari siswa-siswi lainnya. Imbas dari terseretnya dalam fitnah keji ini.

"Hei, bumil!"

Laura tidak menanggapi seorang siswi yang memanggilnya dengan sebutan 'bumil'.

"Perutnya udah keliatan buncit tuh!"

''Jangan-jangan udah lebih dari 8 minggu usia kandungannya!"

"Mungkin bentar lagi lahiran!"

"Gak heran sih, Laura kan emang sebad itu! Paling Laura duluan yang godain Laskar!"

Laura mengemasi barang-barangnya yang ada di lokernya dengan perasaan kesal. Laura meradang lantaran para siswi di belakangnya terus membicarakannya. Lama-lama kata-kata mereka semakin kasar. Mereka seolah tidak memperdulikan perasaannya.

'Mereka makin kurang ajar! Awas aja gue bakal robek mulut mereka satu per satu!' batin Laura kesal.

"Hei, kalian!"

Semua orang termasuk Laura menoleh begitu mendengar suara Linda.

Laura tersenyum ke arah Linda, sahabatnya itu datang di waktu yang tepat. Laura yakin Linda akan membelanya dan mengatakan yang sejujurnya kepada para siswi bermulut jahanam itu. "Lin,"

Linda tersenyum membalas senyuman Laura namun perlahan senyumannya berubah menjadi seringaian. "Kalian jangan gangguin Laura! Kasihan Laura lagi hamil muda nanti stres... terus guguran gimana?"

Laura tidak menyangka Linda akan berkata seperti itu di depan siswi lainnya. Laura pikir Linda akan membelanya, namun yang terjadi justru sebaliknya. Linda bukan membelanya tapi ikut mengatakannya sedang hamil di depan siswi lainnya.

Laura menggeleng, tidak percaya Linda setega itu dengannya. "Lin, seharusnya lo belain gue! Seharusnya lo bilang ke mereka kalo gue ini gak hamil, bukan malah sebaliknya! Lo ini sahabat gue, apa lo gak kasihan liat gue difitnah kayak gini?!"

Linda tertawa sumbang. "Buat apa gue kasihan sama cewek murahan kayak lo?"

Raut wajah Linda seketika berubah menjadi serius. Linda lantas bersedekap dada. "Mulai sekarang lo bukan sahabat gue lagi! Gue gak sudi punya sahabat yang murahan dan hamil di luar nikah kayak lo!"

For Him (End)Where stories live. Discover now