41. Trust Me, Please

205 29 3
                                    

Laskar mendatangi klinik kandungan Harmoni Bunda. Laskar ingin mencari tahu kebenaran dari rumor yang sudah mencemarkan nama baik Laura. Selain itu, Laskar juga ingin mengonfirmasi apakah foto USG dan hasil lab yang mengatasnamakan Laura benar asli dari klinik kandungan ini atau hanya rekayasa.

Laskar tidak sendirian, ia datang ditemani Ardian. Laskar membutuhkan Ardian untuk membantunya menyelesaikan masalahnya ini.

"Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu, Mas?" ucap seorang wanita yang menjadi petugas pendaftaran pasien kepada Laskar dan Ardian.

"Eum--saya mau tanya, apa di sini ada pasien atas nama Laura Salsabila?" Ardian langsung bertanya tanpa berbasa-basi.

"Maaf sebelumnya, Mas bertanya untuk keperluan apa?" balas wanita itu.

"Untuk memastikannya, Bu. Tolong beri tahu kami, benar atau tidak di sini ada pasien atas nama Laura Salsabila." Laskar ikut bersuara. Ah, Laskar butuh sekali informasi dari pihak yang bekerja klinik kandungan ini. Karena hanya di sini semua kebenaran akan terungkap.

"Baik, saya akan cari di komputer." Wanita itu lantas mengetik nama Laura Salsabila di komputernya. Setelah diklik, muncul lah data pasien atas nama Laura Salsabila di layar komputernya.

Wanita itu kembali menatap Laskar dan Ardian kemudian mengangguk. "Ya, benar. Ada pasien kami yang bernama Laura Salsabila, dia pasien Dokter Vera."

Laskar dan Ardian terkejut begitu mendengar penuturan wanita itu. Bagaimana bisa Laura terdaftar di klinik kandungan ini? Terdengar tidak masuk akal karena Laura tidak hamil.

Laskar menggeleng tidak percaya. "Ini gak masuk akal!"

"Kenapa Mas bilang gak masuk akal? Tadi kalian tanya apa di sini ada pasien atas nama Laura Salsabila... saya cari di komputer sesuai keinginan kalian, dan ternyata ada. Gak masuk akalnya dimana?" ucap wanita itu.

"Boleh kami lihat datanya? Barangkali itu bukan orang yang kami cari." balas Ardian.

Wanita itu mengangguk. "Baik, saya printkan datanya. Tunggu sebentar."

Laskar mengetukkan jari-jarinya di meja, perasaannya cemas menunggu data pasien atas nama Laura Salsabila selesai diprint. Dalam hati Laskar berharap Laura Salsabila yang terdaftar menjadi pasien di klinik kandungan ini bukan Lauranya. Laura tidak hamil jadi tidak mungkin gadis itu mendaftarkan diri di klinik kandungan ini.

"Ini, Mas." Wanita itu menyerahkan selembar kertas yang baru saja diprintnya kepada Laskar.

Laskar pun menerimanya. Tanpa menunggu waktu lagi, Laskar langsung membaca tulisan yang tertera di kertas print tersebut.

Ardian mendekat ke arah Laskar. Ardian ikut membaca kertas yang sedang dibaca Laskar.

Laskar syok setelah mengetahui data-data yang tertulis di kertas tersebut sama dengan data milik Laura. Dari mulai nama, tempat tanggal lahir, sampai alamatnya sesuai dengan KTP Laura. Bahkan nomor telfonnya adalah nomor telfon Laura.

Laskar semakin dibuat bingung. Seketika pikirannya menjadi kacau. Laskar ingin tidak mempercayainya, namun apa yang dibacanya benar data milik Laura.

Laskar beralih menatap Ardian. "Om, ini bener datanya Lora. Tapi aku bingung kenapa Lora bisa daftar ke sini... dia kan gak hamil!"

"Jangan-jangan Mbak Laura beneran hamil, Mas! Bisa aja Mbak Laura diam-diam periksa ke sini sendirian!"

"Gak mungkin, Om! Aku udah bilang Lora gak hamil!"

"Lalu bagaimana bisa Mbak Laura terdaftar di sini jika dia tidak hamil?"

Laskar terdiam. Selang beberapa detik kemudian Laskar menggelengkan kepalanya. "Aku gak percaya! Ini pasti rekayasa!"

For Him (End)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz