53. Tuhan, Izinkan Dia Bahagia

211 27 5
                                    

"Tuhan, jika Engkau tak mengizinkan aku bahagia, maka bahagiakan lah dia yang aku cintai."

~For Him part 53

************************



Hidup bisa hancur dalam satu kedipan mata. Harta yang selalu dibanggakan bisa lenyap dalam sekejap. Orang kaya bisa mendadak jatuh miskin. Itu semua terjadi karena roda kehidupan berputar.

"Es krim dua ribuan!"

"Es krim dua ribuan!"

Cakra hidup miskin bersama Kayla sejak orang tuanya dipenjara. Cakra putus sekolah dan kini berjualan es krim keliling untuk menghidupi adiknya.

Cakra menjajakan es krim jualannya menggunakan sepeda. Cakra menggayuh sepedanya sambil memangku Kayla. Cakra mengajak Kayla karena tidak ada orang yang menjaga adiknya selama ia berjualan. Cakra tidak mungkin meninggalkan adiknya yang masih berusia 5 tahun sendirian di kontrakan.

Cakra harus menjadi kakak sekaligus orang tua untuk Kayla. Cakra bertanggung jawab penuh atas hidup adiknya. Semua kebutuhan Kayla ditanggungnya sendirian.

Cakra merasakan perihnya kehidupan yang sesungguhnya. Cakra sudah berjualan sejak pagi, tapi ia belum juga mendapatkan pembeli. Es krimnya masih banyak, belum terjual satu picis pun.

Peluh sudah membanjiri tubuhnya. Hatinya menjerit ingin menyerah. Ternyata berjualan sesuatu yang halal itu tidak mudah. Berbeda saat menjadi pengedar narkoba, tidak panas-panasan seperti ini dan pastinya bisa langsung mendapatkan banyak uang.

Cakra menggelengkan kepalanya, mencoba mengeyahkan pikirannya yang ingin berhenti berjualan es krim keliling. Demi Kayla, Cakra akan mengesampingkan rasa lelahnya. Cakra tidak ingin menghidupi Kayla dengan uang haram hasil mengedarkan narkoba.

Cakra masih menjadi pengedar narkoba, karena ia masih terikat kontrak kerja dengan bosnya. Uang hasil pekerjaan haramnya itu ia gunakan untuk membiayai pengobatan dan perawatan Lyra.

Cakra berhenti menggayuh sepedanya. Cakra melihat di lapangan ramai, banyak anak-anak sedang bermain sepak bola di sana. Semoga saja anak-anak itu mau membeli es krimnya.

"Kita jualan di sini ya?"

Kayla mengangguk. "Iya kak."

"Es krim dua ribuan! Ayok dek, dibeli!" Cakra bersuara sembari membunyikan lonceng kecil untuk mengintrupsi anak-anak agar membeli es krimnya.

Perhatian anak-anak tertuju ke arah Cakra. Anak-anak itu lantas berlari menghampiri Cakra.

"Kakak jualan es krim?" tanya salah satu dari anak-anak itu.

Cakra mengangguk sambil tersenyum. "Iya, kalian mau beli?"

"Mau!"

"Mau!"

"Aku beli!"

''Aku mau beli kak!"

Cakra tersenyum senang. Akhirnya ada yang membeli es krimnya. "Harganya dua ribuan, silahkan mau beli rasa apa."

Anak-anak itu mengambil es krim rasa kesukaan masing-masing. Setelah membayar mereka kembali ke lapangan.

"Akhirnya ada yang beli, Kay. Kakak udah dapat uang. Kay masih semangat nemenin kakak jualan, kan?"

"Kay masih semangat. Tapi Kay laper, kak."

Cakra jongkok untuk menyamakan tingginya dengan Kayla. "Kay mau makan apa?"

"Ayam goreng!" Kayla mengucapkannya dengan antusias karena itu makanan favoritnya.

Cakra mengangguk mengiyakan. "Ayok kita beli ayam goreng!"

For Him (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang