30. The Bastard One

236 37 2
                                    

Laura menyilang secara acak pilihan ganda di lembar jawabnya. Laura tidak sungguh-sungguh mengerjakan soal UTS-nya, ia mengerjakannya dengan acak tanpa membaca soalnya.

Laura tidak peduli jika nanti ia mendapat nilai nol. Pikirannya sedang rumit, Laura tidak ingin dibuat rumit lagi oleh soal-soal UTS-nya. Jadi Laura memilih mengerjakannya dengan asal.

"Shit." Laura mengumpat lirih. Bukan hanya matanya saja yang bengkak tapi juga bibirnya. Laura merasakan perih di bibirnya, tentu saja karena perbuatan Laskar semalam. Ketika sedang bercumbu Laskar sempat menggigit bibirnya. Laura tidak bisa menutupi fakta bahwa Laskar selalu brutal ketika bercumbu dengannya.

"Bajingan bernama Laskar." Laura berguman sambil menatap Laskar yang terlihat sibuk mengerjakan soal UTS. Sampai detik Laura masih memendam kekesalan dan mendiami Laskar. Laura belum berpikir untuk memaafkan kesalahan Laskar. Kali ini kesalahan Laskar terlalu fatal.

Laura kembali fokus ke lembar jawabnya. Laura tidak akan mengosongkan lembar jawabnya meskipun ia tidak tahu jawabannya. Pilihan ganda selesai, sekarang waktunya Laura mengerjakan soal essay.

Ada 5 soal essay. Semuanya Laura jawab dengan kalimat 'I don't know, why you ask me?' menggunakan huruf kapital. Laura benar-benar tidak tahu apa jawabannya.

"Bagi yang sudah selesai, lembar jawabnya silahkan bawa ke depan." ucap Bu Rosa-guru pengawas di ruangan ini.

Laura menjadi orang pertama yang mengumpulkan lembar jawabnya. Laura tetap santai meskipun lembar jawabnya diisi dengan jawaban seadanya.

Bu Rosa mengambil lembar jawab Laura. Guru muda itu tercengang begitu membaca jawaban soal essay Laura.

I DON'T KNOW. WHY YOU ASK ME?

Bu Rosa beralih menatap Laura yang masih berdiri di hadapannya. "Kenapa kamu jawab soal essay kamu dengan kalimat seperti itu, Laura?"

"Cause I don't know." jawab Laura apa adanya.

Bu Rosa geleng-geleng kepala. Ada-ada saja kelakuan siswinya yang bernama Laura Salsabila itu. "Ya sudah, kamu boleh istirahat."

"Iya Bu." Laura mengangguk. Laura lantas berjalan keluar dengan langkah cepat. Laura sengaja melengos saat melewati meja Laskar. Laura tahu Laskar menatapnya, itu sebabnya ia melengos.

Laura berjalan di koridor. Laura hendak mencari Billy. Akar dari permasalahannya dengan Laskar disebabkan oleh Billy. Laura berniat memusnahkan Billy. Gara-gara mulut bajingan bernama Billy Renaldi, ia bertengkar hebat dengan Laskar.

Laura meremas kepalan tangannya, ia sudah gatal ingin segera merobek mulut bajingan Billy. Tidak hanya itu saja, Laura juga sudah tidak sabar mencekik leher Billy. Laura tidak peduli dengan konsekuensi atau hukumannya nanti, yang terpenting Billy termusnahkan olehnya.

Langkah Laura terhenti tepat di ambang pintu kantin. Laura akhirnya menemukan keberadaan Billy. Cowok dengan bandana merah itu tengah berada di kantin.

"Oh... di sini rupanya manusia bermulut bajingan itu."

Laura bergegas masuk ke kantin. Kebetulan sekali Billy sendirian tidak bersama teman-teman segengnya.

Laura melihat Billy tengah memakan bakso. Billy belum menyadari kehadirannya. Laura tersenyum menyeringai saat ide gila terlintas di benaknya. "Kayaknya baksonya masih panas. Kalo kena mata, pasti rasanya perih perih sedap!"

Brakk

Laura menendang meja Billy dengan keras. Apa yang dilakukan Laura membuat bakso Billy tumpah. Billy pun terkena siraman kuah baksonya sendiri.

For Him (End)Where stories live. Discover now