Chapter 20

1.5K 167 7
                                    

Siang hari di musim semi hangat dengan sinar mentari. Angin sepoi-sepoi pun bertiup lembut, membuat orang merasa nyaman.

Jiang Ning Bao sedang berjalan ke gerbang bersama Duke Ding, Xie Heng. Hatinya merasa gembira dan langkah kakinya ringan. Alisnya membawa senyuman seperti bunga yang mekar, menyebarkan aroma yang memabukkan.

Duke Ding, Xie Heng, pria dingin dan murni ini, dengan temperamen yang teguh, memperingatkan dirinya sendiri lagi bahwa ia setuju untuk menikahi gadis kecil ini karena tanggung jawab. Tetapi, sekalinya ia terpikirkan bahwa gadis kecil di sampingnya akan segera menjadi istri kecilnya, hatinya melonjak jadi riakan yang aneh.

Keduanya berjalan berdampingan dan aura di antara mereka harmonis.

Yang prianya tinggi dan tampan, yang wanitanya lembut, mungil, dan cantik. Kedua aura dari hawa dingin yang jantan dan kelembutan serta kehangatan yang luar biasa, terpampang di tubuh mereka dengan jelas dan tajam.

Para pelayan di kediaman mencuri pandang ke arah calon nyonya kediaman Duke dengan mata yang mengandung kebahagiaan dan rasa hormat. Hanya mereka yang setia kepada Pewaris Xie yang tertinggal dengan emosi yang rumit.

Sesungguhnya, Nona Keempat Jiang benar-benar baik. Hangat, cantik, dan memiliki aura yang istimewa.

Mengapa pewaris membatalkan pertunangannya?

Mungkinkah Nona Pertama Kediaman Marquis An Yuan lebih menawan?

"Tuan Duke, apa yang suka Anda lakukan di waktu senggang Anda?"

Bibir Jiang Ning Bao membawa senyuman sewaktu ia bertanya dengan lembut, ingin mengetahui lebih banyak mengenai kebiasaan dan hobi Duke Ding.

"Menyalin Kitab Buddha?"

Langkah kaki Duke Ding, Xie Heng pun terhenti dan menjawab ragu-ragu. Suaranya dingin dan dalam seperti biasanya.

Jiang Ning Bao tertegun. Ia tidak menyangka kalau Duke Ding akan menyalin Kitab Buddha di waktu luangnya. Kemudian, ia terpikirkan bahwa, selain dari bergantung pada manik-manik Buddha untuk menekan energi buruknya, merapalkan kitab atau menyalin sutra akan membuat hati lebih tenang dan menstabilkan energi buruk tersebut.

Tatapannya jatuh pada gelang kayu Buddha berwarna ungu di pergelangan tangan Duke Ding. Benaknya pun tak tahan membayangkan Duke Ding, yang meluap dengan energi buruk, duduk tegak di kursi dan dengan serius menyalin kitab Buddha.

Pikiran Jiang Ning Bao pun goyah dan jantungnya terasa seolah ada yang menghantamnya sewaktu jantungnya melonjak 'deg, deg'.

Duke Ding, Xie Heng menyadari keanehan pada si gadis kecil dan ia menghentikan langkah kakinya sewaktu ia memandanginya. Suara dingin dan dalamnya mengandung rasa cemas.

"Apa kau baik-baik saja?"

Wajah Jiang Ning Bao merona. Ia benar-benar memikirkan hal-hal aneh di depan Duke. Ia langsung menggelengkan kepalanya.

"Aku baik-baik saja. Tuan Duke, bisakah Anda memberikanku kitab Buddha yang Anda salin?"

Mengatakan ini, sepasang mata indah Jiang Ning Bao menatap lekat pada Duke Ding penuh antisipasi.

Mata Duke Ding, Xie Heng mengandung keraguan.

Kitab Buddha yang disalinnya mengandung sedikit energi buruknya, tetapi setelah ia terpikirkan kalau gadis kecil ini tidak terpengaruh dengan itu, ia pun mengangguk, "Baiklah."

Sambil mengatakan ini, ia memerintahkan seorang pengawal pribadi berbaju hitam dan pengawal itu pun pergi diam-diam. Kurang dari lima belas menit setelahnya, pengawal pribadi berbaju hitam pun kembali bersama <Vajracchedika-sutra> yang disalin Duke Ding secara pribadi.

Married To The Male Lead's Father [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now