Chapter 47

1.3K 145 15
                                    

Di dalam kamar pengantin, lilin merah berayun dan dupanya melingkar ke atas.

Lilin merah yang berkedap-kedip menutupi seluruh ruangan dengan warna merahnya.

Kedua pengantin baru yang tidak punya pengalaman itu hanya merasakan bahwa bibir mereka yang saling bersentuhan itu adalah sensasi yang luar biasa, seolah mereka berada di atas awan.

Ini adalah ciuman pertama Duke Ding, dan rasanya seolah ia sedang menikmati hidangan lezat. Napasnya bertambah cepat dan bibir dinginnya tidak berhenti bergesekan dengan bibir merah Jiang Ning Bao.

Ini hanyalah ciuman yang dangkal.

Wajah Jiang Ning Bao memerah dan matanya sedikit terkulai. Itu hanya sebuah ciuman, tetapi ia jatuh mengenai Duke Ding seolah ia tak bertulang.

Tak lama kemudian, seakan-akan Duke Ding telah menguasainya, ia membuat Jiang Ning Bao merasakan seperti apakah ciuman yang sebenarnya dan ia merasa itu saling membantu dalam keadaan yang sederhana.

Pakaiannya terlempar kemana-mana dan tirai merah terang itu jatuh tanpa siapa pun menyadarinya.

Lilin yang terang itu menerangi dua siluet yang saling mengunci di dalam tirai dan napas rendah si pria serta erangan gembira si wanita.

Bulan menggantung di langit dan pergerakannya akhirnya berhenti.

Di atas ranjang merah terang itu, Jiang Ning Bao, yang meneteskan keringat yang berbau harum, tersungkur dan tubuhnya yang seperti tak bertulang itu berbaring di atas Duke Ding.

Duke Ding berbaring di sebelah Jiang Ning Bao dan sepasang tangan kuatnya menyelimuti Jiang Ning Bao dengan kokoh dalam pelukannya. Ia bahagia, gadis kecil ini akhirnya menjadi istri mungilnya.

Duke Ding menyelipkan rambut yang lepas di wajah Jiang Ning Bao dan menunduk untuk mencium lembut wajahnya. Teringat kembali ketika ia menjeritkan sakit dengan mata berkaca-kaca, rasa kasihan melintas dan ia menanyai Jiang Ning Bao dengan gugup.

"Kau masih merasa sakit?"

"Awalnya sakit, tetapi tidak sakit lagi setelahnya."

Jiang Ning Bao menguburkan kepalanya di dada Duke Ding dan menjawab dengan wajah yang merah.

Duke Ding diam-diam menghela napas lega.

"Duke, apakah kau sudah ... melihat gambar-gambar sejenis itu?"

Jiang Ning Bao teringat kembali pada buku kecil yang diberikan bibinya padanya, dan ia menengadahkan wajah merahnya selagi ia bertanya penasaran.

Duke Ding seketika memahami apa maksudnya dan menghindari tatapannya dengan canggung.

Beberapa detik kemudian, ia berkata, "Sudah lihat."

Begitu Jiang Ning Bao membayangkan Duke yang serius sedang mempelajari gambar-gambar itu, ia tidak bisa berhenti tertawa, yang membuatnya tertawa sambil berbaring di atas Duke Ding.

Semua rasa malu pun menghilang.

Duke Ding memandangi istri mungilnya, yang tertawa lepas dengan tatapan tak berdaya. Jejak sedikit memanjakan dan kelembutan muncul di matanya.

Chun Xi dan Chun Le yang sedang berjaga di pintu ke kamar pengantin, mendengar gelak tawa dari dalam ruangan dan mau tak mau membelalakkan mata mereka. Mereka saling berpandangan, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di dalam.

Hanya Pelayan Senior Huang yang tenang.

Di dalam kamar pengantin, Jiang Ning Bao tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres setelah tertawa.

Married To The Male Lead's Father [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang