Chapter 46

1.7K 184 6
                                    

Hari pertama bulan kelima merupakan hari baik untuk menikah.

Saat langitnya sedikit lebih terang, para pelayan di Kediaman Count Chang Ning sibuk berjalan mondar-mandir, membuat tempat itu lebih hidup.

Di dalam kamar, Jiang Ning Bao sudah bangun pagi-pagi dan ia membiarkan kedua pelayan senior itu menghilangkan rambut-rambut halus di wajah dan memangkas garis rambutnya. Meskipun ia merasa kesakitan selama prosesnya, wajahnya akan seperti satin dan sutra.

Setelah mereka membersihkan rambut wajah dan memangkas garis rambutnya, Jiang Ning Bao mandi dibantu oleh Chun Xi dan Chun Le. Ia mengganti pakaiannya dan mulai merias wajah saat penata rias pernikahan yang diundang oleh Nyonya Besar Jiang muncul.

Alis halus dan lembut itu dipangkas, riasan ringan diterapkan, rambut hitam legam persis air terjun itu digelung, mahkota mutiara yang indah dan mewah pun dikenakan. Sepuluh batu rubi berkilauan dan tembus pandang tertanam di atas mahkotanya, kilaunya gemerlapan, memancarkan keindahan yang terang.

Ketika ia memakai mahkota phoenix dan jubah rumbai bersulam, cahaya matahari bersinar melalui jendela.

Setelah selesai, Jiang Ning Bao berdiri dan berjalan ke tepi tempat tidur. Sewaktu ia berjalan, motif burung pada gaun pengantin merah yang indah dan rumit itu tampak hidup, nyata, dan gesit seolah gembira.

Bibi ketiganya mendesah kagum.

"Seperti yang diharapkan dari gaun pengantin buatan penjahit istana. Aku benar-benar melihat burung pada gaunnya jadi hidup."

"Aku juga melihatnya. Seolah-olah mereka nyata."

"Kakak sepupu perempuan, kau terlalu diberkahi."

Semua orang berseru takjub.

Setelah merias wajah, Jiang Ning Bao begitu cantik sampai-sampai ia dapat membuat orang lain menahan napas mereka. Sepasang mata indahnya jernih dan menggetarkan, tatapannya melemparkan pandangan mesra di antaranya dan diam-diam mengeluarkan pesona yang jarang terlihat.

Orang-orang di dalam ruangan itu terpana oleh kecantikannya.

Sepupu perempuan Jiang Ning Bao melihatnya duduk tegak di tempat tidur, seolah berada dalam lukisan yang indah.

Ia tidak tahan untuk menghela napas, "Sepupu, pantas saja orang bilanag bahwa pada hari pernikahan, pengantin wanita adalah yang paling cantik. Kata-kata ini tidak salah, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku."

"Nona Keempat Jiang sudah cantik secara alami. Ia menjadi semakin menakjubkan setelah merias wajah."

Para pelayan senior dan orang-orang yang dipekerjakan untuk melayani si pengantin wanita selama pernikahan di dalam ruangan semuanya mengangguk. Mereka semua memberikan pujian terus-menerus. Sepupu-sepupu perempuan juga memuji Jiang Ning Bao dengan penuh minat. Para bibi melihat ini sambil tersenyum dan mereka memberikan beberapa komentar dari waktu ke waktu. Ruangannya hidup dan ramai.

Kakak sepupu perempuan tertuanya, Jiang Shu Yan, melihat ini sambil tersenyum selagi berada di samping. Tatapannya tertuju pada mahkota, jubah, dan perhiasan Jiang Ning Bao. Dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, barang-barang yang dikenakannya, harganya menyaingi sebuah kota. Bahkan dua batu rubi di sepatunya juga sesuatu yang hanya dapat ditandingi oleh para putri kekaisaran, membuat orang lain iri.

Jiang Ming Yao melihat ke arah kakak perempuan keempatnya yang cantik, dan begitu ia terpikirkan akan pernikahannya sepuluh hari kemudian, manik mata dinginnya pun berkilat dengan jejak antisipasi dan rasa malu yang tersembunyi.

Jiang Ning Bao mendengar harapan-harapan baik dari yang lain dan bibirnya melengkung ke atas sementara hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan yang seharusnya.

Married To The Male Lead's Father [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang