Chapter 25

1.6K 166 8
                                    

Keesokan harinya, langitnya cerah dan halamannya basah karena hujan dari kemarin malam. Bunga, rumput, dan dedaunan di pohonnya meneteskan tetesan air. Udaranya dipenuhi kelembapan.

Duke Ding, Xie Heng, yang tidak bisa tidur, bangun pagi-pagi dan membersihkan dirinya. Ia berganti pakaian mengenakan jubah hitam dan berlatih seni bela diri di sebuah tempat kosong di halaman. Gerakannya tajam dan cepat, sosoknya tampak kuat dan bersemangat, langkahnya dalam dan stabil, dan sekujur tubuhnya memancarkan aura yang tegas.

Setelah Duke Ding selesai berlatih seni bela diri, ia penuh dengan energi dan tampak cerah. Langitnya sudah terang.

Nyonya Besar Xie mengirimkan orang untuk mengundang Duke Ding sarapan. Sarapannya seharusnya untuk tiga orang, tetapi setelah Xie Jing Yi dihukum dengan lima puluh kali pukulan kayu, dan berlutut di aula leluhur selama tiga hari, makanannya diantarkan ke kamarnya.

***

Aula Suka Cita Berkembang.

Nyonya Besar Xie dan Duke Ding berbincang setelah menyantap sarapan.

"A'Heng, aku sudah memikirkannya kemarin malam, dan memutuskan untuk pergi ke istana lebih dulu untuk mendapatkan titah pernikahan untukmu dan gadis Ning Bao dan setelahnya pergi ke Kuil Air Jernih."

Nyonya Besar Xie meminum semangkuk teh yang diberikan pelayan tua Huang dan tersenyum sembari ia berbicara.

Duke Ding Xie Heng mendengar ibunya menyebutkan si gadis kecil dan mau tak mau teringat akan insomnianya, kepalanya dipenuhi dengan senyuman dan suara gadis itu.

Wajah dingin dan tampannya pun memancarkan ketidaknyamanan, "Ibu yang memutuskannya."

Senyuman Nyonya Besar Xie semakin dalam.

Kemarin malam, semakin ia memikirkannya, semakin ia merasa bahwa, mendapatkan gadisnya lebih dulu, itu lebih baik.

Siapa yang tahu apa yang akan terjadi apabila mereka terlambat selangkah?

Pernikahan gadis Ning Bao diputuskan oleh Nyonya Besar Jiang dan Countess Chang Ning.

Dari apa yang Nyonya Besar Xie ketahui tentang kedua orang ini, apabila seseorang memiliki latar belakang yang tidak buruk, mereka mungkin menyetujuinya.

Sekitar pukul sembilan hingga sebelas di pagi hari, sekelompok pengawal mengantarkan Nyonya Besar Xie selagi ia meninggalkan Kediaman Duke Ding dan pergi menuju ke arah istana.

Orang dapat melihat betapa resahnya Nyonya Besar Xie.

Setelah Nyonya Besar Xie meninggalkan kediaman, Duke Ding Xie Heng bersiap untuk pergi ke Pinggiran Kota Bagian Barat karena kebiasaan, tetapi setelah ia teringat akan ucapan ibunya, kakinya berhenti dan ia pun berbalik kembali ke halaman. Kepala Pelayan Zhao yang mengikuti dari kejauhan diam-diam mengembuskan napas.

Setelah titah diberikan, Tuan Duke akan menjadi seseorang yang mempunyai seorang istri juga. Ia harus menyesuaikan diri dan tidak boleh tinggal di Pinggiran Barat Kota dari siang hingga malam hari.

Ia harus menumbuhkan perasaan dengan Nona Keempat Jiang sehingga mereka bisa punya anak lebih awal dan memberikan pewaris untuk kediaman Duke, jangan sampai itu jatuh ke tangan orang luar.

Kepala Pelayan Zhao mencemaskan Tuan Duke selagi ia berjalan.

***

Kediaman Count Chang Ning.

Jiang Ning Bao yang dianggap sudah tidur nyenyak. Setelah ia bangun, sekujur tubuhnya tampak bercahaya. Setelah membersihkan diri, ia memilih satu ikatan rambut secara asal untuk mengikat rambutnya dan mengenakan baju luaran, ia berjalan ke jendela. Ia membuka jendelanya dan tampak kaget.

Married To The Male Lead's Father [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now