Prolog |Ona

29.2K 767 3
                                    

Selamat datang dicerita fiksi audleeeeeee!

\Baca batas suka nya aja/










Utamakan fllw dulu yah



>>>>>>>>><<<<<<<<<




"Ona, Melinda kritis!"

Ona yang saat itu sedang mengerjakan tugas kelompok dirumah temannya mendapat kabar kalau kakaknya dalam kondisi kritis. Kemudian dia langsung menerobos hujan lebat dengan kecepatan tinggi membawa motor sportnya untuk tiba di rumah sakit dengan perasaan kalut. Namun naasnya, di perjalanan dia mengalami kecelakaan karena jalanan yang licin di sebabkan oleh hujan deras. Lalu menabrak trotoar terpelanting ke atas aspal.

"K-kak... Uhuk uhuk!"

"M-maafin gue...."

Matanya terpejam setelah darah segar mengalir di aspal bercampur dengan rinai hujan.

Ketika dia membuka mata dia sudah berada di sebuah rumah sakit besar. Dia di nyatakan koma selama dua bulan lamanya setelah kejadian naas itu. Lalu setelah berbaikan selama satu Minggu mama-nya bilang kalau kakaknya sudah tiada dan mendonorkan jantungnya untuk Ona yang saat itu membutuhkan donor karena jantungnya bermasalah.

Walau samar, ada beberapa hal yang tidak Ona ingat pastinya. Sesuatu seperti hilang.

Ona hanya menerima sebuah surat terakhir dari kakaknya, Melinda. Tepatnya surat wasiat. Berisi...

|Dear Ona, |

Adek gue yang paling cantik paling baik. Mungkin setelah lo membuka mata Lo nanti, gue udah gak ada di dunia ini bersama lo dan mama. Jangan cari gue, kalau kangen ke kuburan gue bawa melati kesukaan kita. Lo jangan merasa bersalah dan menyalahkan diri lo ya? Karena setelah ini gue mungkin akan merepotkan lo. Maaf karena mengkhawatirkan gue lo jadi kecelakaan. Gue mungkin akan pergi tapi gue gak bisa biarin lo juga ikut pergi meninggalkan mama kita sendiri:( gue boleh egois kan ga bawa Lo?

Lagi? Ona menghela napasnya membaca barisan kalimat yang tersusun cukup berantakan itu. Ona tidak begitu tahu apa yang di pikirkan oleh Melinda sampai dia bisa membuat rangkaian kata terdengar agak romantis meskipun menggelitik hati Ona itu.

Ona,

Jantung itu buat lo, terima ya? Hadiah gue untuk ulangtahun lo yang ke tujuh belas tahun! Ona maafin gue, gue tau ini berat. Gue mau minta tolong sama Lo boleh kan, Ona? Tolong jagain mama, jangan bandel lagi, turutin kata mama, jangan keluyuran sampai larut malam lagi. Mama sayang lo, sebenarnya sayang banget. Lo tau? Selama lo koma mama selalu menangis dan mengadu sama gue soal kondisi Lo. Mama bahkan gak pernah senangis itu ketika tau hidup gue gak lama lagi, tapi dia menangisi elo sepanjang hari pas tau kalau lo koma dan memerlukan donor untuk jantung lo yang bermasalah.

Gue gak bisa menulis banyak hal meskipun banyak yang mau gue bilang. karena gue udah gak banyak tenaga. Oh ya! Ini permintaan besar gue buat Lo sebagai kakak. Tolong jagain cowok bernama Anzioga Axleinnero, dia satu sekolah sama lo, dia temen masa kecil gue, temen yang gue cintai dari jarak jauh. Tolong cintai Zioga dan gantiin gue di sisinya, plis. Lo pasti mau kan Na?


"Apa maksud dari huruf yang dia tebalkan itu?" gumam Ona. Dia lanjut membacanya walau sebenarnya sudah sangat enggan.

Terakhir.

Gue sayang lo, maaf karena selama ini gak pernah ada di dekat lo, gak tau soal lo yang diam diam menyembunyikan penyakit lo dan selalu mengalah sama gue. Gue percaya lo akan mengabulkan permohonan gue ini Na. Selamat tinggal, gue sayang lo. Dari kakak lo yang banyak salahnya,

Melinda Nalenci.

"Haaah ... Sayang? Munafik!"

┗⁠(⁠•⁠ˇ⁠_⁠ˇ⁠•⁠)⁠―⁠→

Gadis bermata teduh berambut panjang itu meletakkan melati putih disebuah makam yang telah di keramik cukup lama. Ia tersenyum kecut mencium nisannya.

"Lo yang tenang ya di surga. lo harus lihat gue yang masih hidup ini dari atas sana. "

"Lo pasti kaget, karena gue baik baik saja, kan?"

Hal terburuk yang ia terima adalah ketika ia membuka mata terbangun dari koma nya selama dua bulan mendapati kenyataan pahit bahwa kakaknya sudah tiada. Antara menyesal hidup dan harus menjalani hidup gadis itu lebih mensyukuri kesempatan yang diberikan tuhan kepadanya. Bukan apa apa, ada hal yang masih harus Ona selesaikan di dunia ini.

"Gue bakal jagain jantung ini dan mencaritahu soal cowok bernama Anzioga itu. "

Ia tertunduk sedih mengusap air matanya yang kembali menetes. Masih tak percaya bahwa satu satunya kakak yang ia sayangi telah tiada di dunia bahkan melepaskan perpisahan terakhir pun ia tak sempat.

"Lo jahat," ungkapnya sedikit terisak menyembunyikan wajahnya disana.

"Tapi lo baik. "

"Gue gak bisa benci ataupun menyayangi lo. Karena gue sejatinya adalah manusia. Manusia yang juga memiliki rasa benci terhadap manusia lain. "

"Gue akan jagain mama. bukan buat lo, tapi buat diri gue sendiri. maaf, gue egois. "

Kemudian dia tertawa bak psikopat. Entahlah apa maksudnya seperti itu. Ona langsung membersihkan air mata wajahnya. Matanya menangkap kertas merah yang terselip di dekat bunga bunga layu diatas makan itu. Ona mengambilnya lalu membacanya.

Smirknya terangkat sempurna.

"Let's go, Ona! waktunya melaksanakan tugas lo. "












To be continued

vote boleh

komen boleh

siders terserah lu deh



ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang