❗Spoiler BARA❗

3.6K 67 1
                                    

Hiii, aku kembali menyapa lagi🤗🤭

Apa kabar? kalian baca cerita ini dari awal sampai akhir or dari awal langsung loncat loncat ke part akhir?

Menurut kalian cerita ini se-gj apa guys??

Aku bingung kebanyakan siders disini. aku ingin mengatakan jikalau tulisanku masih banyak salah dan typo nya, untuk melakukan revisi entah mengapa aku belum ada kemauan, maaf.

Gak banyak banyak aku mau izin spoiler cerita terbaru ku yang berjudul BARA:My Menta, Mom Bastra by audleeeeeee





Cerita ini terbit awal Maret yaa👇
dan alurnya ringan jadi aman💯

Yuhuuuuu!!!!😘😘makasih buat yang udah mampir hahaha dan memberikan votenya pada ceritakuu❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuhuuuuu!!!!😘😘
makasih buat yang udah mampir hahaha dan memberikan votenya pada ceritakuu❤️

Spoiler:

Bell istirahat berbunyi.

"Skuy kantin?" ajak Najak.

"Lo pada duluan aja. gue masih ada urusan, "tolak Bara.

"Jangan lama-lama, "ujar Arel.

"Yaudah. ayo guys!"

Bara menghela napas ketika teman temannya meninggalkannya dikelas. Bara mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya. dia sengaja mengambilnya disaat Mentari gak ada tadi dikelas.

Bara memfoto benda itu lalu menggunakan google lens untuk mencaritahu kegunaan benda tersebut. matanya membelalak sempurna.

"Bara?"

Cowok itu menoleh kesumber suara. dimana Mentari memasuki kelas membawa botol minumnya. Bara melirik botol berisikan air es tersebut. dia pun merebutnya dari Mentari dan menaruhnya diatas meja.

Bara menutup pintu kelas lalu mendorong Mentari pelan ke tembok. satu tangannya menyentuh dinding di samping kepala Mentari. satunya lagi mengangkat kedepan mata Mentari benda panjang berukuran kecil itu.

Mentari membelalakkan matanya kaget.

"Lo gak pengen jelasin sesuatu ke gue, hm?"tanyanya bernada berat.

Mentari meneguk salivanya susah.

"Ba-Bar"

Ssttt.

Bara menempelkan telunjuknya dibibir kenyal gadis itu.

"Bibir ini... bibir yang sudah pernah gue cium, kan?"

Dag Dig Dug suara jantung Mentari berdetak.

Bara menatap lembut kornea mata gadis itu. tatapannya terasa dalam dan menusuk.

"Sejak kapan lo hamil?"

"Bukan urusan lo, Bara. "

"Gue tanya sejak kapan?! "

"Apaansih?! gue gak hamil!"

"Lo bodoh? testpack ditas lo milik siapa selain lo, huh?"

"Bar, gue—"

"Jawab. "

"Se-sebulan lalu"

DAMN—!!!

Bara melepaskan Mentari kemudian meletakkan testpack tersebut kembali kedalam tas Mentari.

"Kita harus menikah. "

"HAH?"

"Gue bilang, kita akan menikah. "

"Tapi gue-"

"Gue gak butuh kesiapan lo. di perut lo udah ada anak gue. lo mau buat gue jadi sebrengsek apa lagi, Menta? lo pengen gugurin anak itu dan bikin gue jadi cowok yang gak bertanggungjawab setelah bikin lo hamil, gitu?"

"Tapi kita masih bisa gugurinnya kan, Bar? usianya juga masih terlalu dini. dan gue belum siap jadi ibu, gue masih pengen sekolah, lo juga, kan?"

"Lo bilang apa? gugurin? apanya yang gugurin, huh?! anak itu? jangan mimpi. "

Mentari terdiam ketika tatapan Bara berubah sangat menyeramkan terhadapnya.

"Lo... harus lahirin anak gue!" ia menekankan kata 'harus' itu.

"Gue gak mau, gue tetap bakal gugurin anak ini! gue-"

Bugh!

Tubuh Mentari merosot ke bawah. dia shock ketika Bara menghantam tinjunya ke tembok dingin disamping kepala Mentari dengan kuatnya. lalu Bara pun berjongkok menyentuh dagu Mentari.

"Lo mau lanjut part 2 kejadian di apartemen?"

"Kalau lo mau gue kabulin, "Bara mendekatkan wajahnya ke telinga Mentari. lalu dia berbisik pelan disana sambil memfokuskan tatapannya kedepan dengan nyalangnya. "Lebih brutal dari yang udah pernah kita lakuin. "

DEG.

Mentari menggeleng kalut. dia takut. takut sama muka menyeramkan Bara. dan sangat takut sama ancaman Bara.

Bara tersenyum mengelus pelan pipi mulus Mentari. Dia menampakkan sumringahnya.

"Ingat itu ketika lo mencoba untuk gugurin anak ini, "ujarnya mengusap pelan perut rata Mentari.

Dia memasukkan tangannya kedalam seragam Mentari sambil terus mengusap sayang perut gadis itu. dia juga meremas pelan pusar Mentari.

Cup

Mentari memejamkan matanya menerima ciuman Bara di pipi kanannya.

"Jaga anak kita baik-baik. "

Lalu dia melangkah pergi meninggalkan Mentari dengan keterdiamannya yang seribu bahasa kehabisan kata itu.

.

.

.

.

Minat baca? langsung cek cek ke profil ku yeaaaahhh😘

vote komen dan fav kalau kalian menyukai ceritanya xixixix.

tencuww yang baca viewnya udah 600+ hihihi, bantu up dan bantu hingga tembus 10k ok🙏

See u baybay, salam cinta audleeeeeee muuuu..

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang