28 | Undangan

7.2K 255 0
                                    

Selamat membaca



/Cinta suci, tak bisa memiliki tetapi melekat di hati. Beda nya kita tak memudarkan rasa yang kita punya/


>>>>>>>><<<<<<

"Malam ini kak Lion ngajakin kita nongkrong Na, di cafe tempat dia sering ngumpul sama anak anak."

Ona melirik Nada yang sedang memainkan ponselnya.

"Lah, tumben Nad?"

"Itu kak Arel mau tampil nyanyi disana jadi ngundang kita juga. Na, Lo bisa main piano kan?"

"Iya bisa. Kenapa?"

"Nah bagus! Ntar lo jadi pianisnya, ya!"

"Hah! T-tapi—"

"Gak ada tapi tapian."

"Ck. Iya deh."

"Ada tamu spesial lo tau!"

"Hah, siapa?"

"Itu si cewek yang dia sukai kalo gak salah namanya sih Caca."

"Caca?"

Nada hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ona. Kata anggota PA siang ini ada rapat."

"Kak Zioga hadir dong?"

"Gak Na, dia ada urusan jadi di wakilkan sama wakil ketua PA."

"Oh iya. Gitu ya?"

"Lo bawa jaket untuk klub PA yang gue kasih kan, Na?"

"Iya nih!" Ona mengeluarkan jaket khusus untuk klub anak PA dari dalam tasnya bewarna maron.

"Ntar di pakai nya pas udah mulai rapat aja." Ucap Indah dibalas anggukan kepala sama Ona. Mereka berdua satu eskul yaitu eskul pecinta alam.

"Jadi Lo balik jam berapa nanti?" Tanya Nada pada Ona.

"Jam tiga'an kek nya, iya kan Ndah?"

"Iya." Saut Indah.

"Yaudah nanti gue jemput deh. Gue juga pulang sekolah mau main kerumah Lion dulu, ntar Lo telpon aja biar kita berdua jemput."

"Oke Nad."

>>>>>><<<<<<

Pada pukul 8 malam. Ona mengenakan dress malam, poni panjangnya yang sudah menjadi rambut di kuncir dua, sedangkan Nada rambutnya dijalin.

"Hati hati ya, Ona, Nada, pulangnya jangan malem malem." Kata Mela dibalas anggukan sama mereka.

"Nak Lion, saya titip mereka ya?" Katanya lagi menatap penuh percaya sama Lion. Cowok itu mengenakan kaosan cream senada sama dress Nada malam ini, dia juga sedikit lebih ganteng lagi ketika berpakaian rapi.

"Iya Tante. Aman aja. Saya pamit pinjem Ona sama Nada nya ya?"

"Iya."

Mereka bersalaman kemudian masuk kedalam mobil Alphard yang Lion bawa.

"Yang lain udah di cafe kak?" Tanya Nada dibalas anggukan sama Lion yang mengemudi di sampingnya.

"Wah! Ona, Lo penasaran gak sama penampilan kak Zioga malam ini?" Tanyanya berdalih ke Ona yang duduk dikursi penumpang sambil memainkan ponselnya.

"Iya sih. Cuman gue lebih penasaran sama ceweknya kak Arel."

"Bukan ceweknya Ona, tapi cewek orang,"

"Lah gimana ceritanya?"

"Caca itu udah di tunangin sama cowok lain habis kelulusan kak Arel nanti dia bakal married."

"Lah tambah gak ngerti gue?"

"Udah ah. Yang jelas mereka itu saling cinta tapi terhalang keyakinan nya jadi gak dapat restu. Pokoknya gitu."

Ona paham sekarang. Wah, apakah akan ada drama Hura Hura nanti? Ona membayangkannya saja sudah takut, nanti dia yang baper lagi. Ck, Ona menatap keluar jendela dimana saat itu Lion meliriknya dari kaca spion. Cowok itu tersenyum penuh maksud, lalu saling bertatapan sama Nada, keduanya saling tertawa halus pada pikiran yang sama.

"Dress lo bagus Na, " sengaja Lion menggoda cewek itu.

Ona tersenyum menutup kesaltingannya. Ya, gaun malam bewarna hitam yang ia kenakan itu pemberian dari Zioga, tadi sepulang dari rapat PA dia dijemput Nada sama Lion. Mereka memberikan gadis itu dress untuk ia kenakan malam ini hadiah dari Zioga katanya.

"Kayak orangnya. Cantik." Kekeh Nada.









To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang