17 | Sampai kapanpun

8.4K 353 1
                                    

Selamat membaca



>>>>>>>>><<<<<<<<

"Angkasa pernah nyentuh Melinda."

"Kita gak bisa bilang ini kecelakaan karena mereka melakukannya atas dasar suka sama suka. Tapi gue dan Zioga yang saat itu sama sama suka sama Melinda pas tau Melinda dan Angkasa melakukan hal gila kita jadi membenci Angkasa dan kalap. Lo bayangin aja Na, orang yang Lo cintai dan Lo jaga malah ngasih gratis tubuhnya sama orang yang gak di sukainya hanya karena nafsu. Angkasa pernah hampir mati ditangan gue dan Zioga. Melinda gak bisa di tebak Na, di satu sisi dia menyukai Zioga, tapi di sisi lainnya dia menyerahkan kesuciannya sama Angkasa."

"Melinda bilang ke gue dia ngelakuin itu karena dia prustasi."

"Gue cuman mau Lo tau. Alasan Angkasa nolak lo itu karena hal itu Ona. Dia tau Lo adeknya Melinda mangkanya dia deketin elo buat menebus kesalahannya sama Melinda. Angkasa suka lo Na. Mau Lo percaya atau enggak Angkasa pernah bilang ke Melinda kalau dia melakukan itu sama Melinda cuman karena nafsu bukan cinta. Lo tau kan, kalau gue dan Melinda itu paling dekat dan gak punya rahasia diantara kita? Gue mau bilang ini karena gue mau lo sadar, Angkasa itu bukan cowok baik buat Lo. Dia bisa ngelakuin apa aja tanpa perasaan. Dan Lo tau, alasan Marshanda gak mau ngelepasin Angkasa? Itu karena dia juga udah di pake sama dia."

Ona mengacak-acak rambutnya prustasi. Ia seperti di tusuk tusuk sama serpihan kaca tajam. Dia marah, sangat, sampai dia tidak bisa mendeskripsikan emosinya yang sulit untuk ia luapkan.

"DASAR GILA!" teriaknya didalam kamarnya.

"Kak Melinda Lo beneran gila! Lo jahat! Lo—hiks," tubuhnya merosot ke lantai. Ia menangis menyembunyikan kepalanya ditepi kasur. Perasaan terkhianati dan di seperti di bodohi, gadis itu kecewa dan marah.

"ANGKASA BAJINGAN!!!!"

>>>>>>><<<<<<

Ke esokkan harinya Ona menemui Angkasa. Bukan untuk berdamai tetapi untuk memukulnya. Di kelas Angkasa di depan semua orang Ona menampar keras wajah cowok itu sampai sampai terdengar suaranya hingga keluar.

"LO APAAN SIH NA?" bentak Angkasa berdiri.

"Kenapa,"

"Kenapa apa sih?? Gue gak ngerti maksud Lo apa."

"Kenapa Lo tega sama gue?"

Mata Ona memerah, bibirnya melengkung ke bawah, isaknya keluar.

"Lo—jahat tau gak!" Ujarnya parau. "Lo .... Bukan hanya merusak persahabatan gue sama Marshanda. Tapi lo, lo udah merusak hubungan gue sama kakak gue juga. Gue .... Benci lo maupun kak Melinda."

Angkasa terdiam. Dia paham sekarang alasan Ona menamparnya hingga terisak begitu. Dia cuman diam mengakui kesalahannya. Akhirnya gadis itu mengetahuinya. Hatinya sakit melihat Ona menangis tetapi dia tidak bisa menyentuh wajah gadis itu.

"Lo temen sekaligus cowok terjahat yang masuk kedalam hidup gue. GUE BENCI LO!"

"Sampai kapanpun .... Gue, gak akan pernah, mau maafin lo!"

Ona membelah kerumunan meninggalkan Angkasa disana. Ia berjalan dengan langkah cepat. Di depan sana dia melihat ada Zioga dkk yang kebetulan lewat. Gadis itu langsung berlari kearah Zioga kemudian memeluk cowok itu menumpahkan tangisnya.

Zioga bingung, mereka bingung. Ona kenapa?

"Gue marah, gue kecewa, gue sedih, gue sakit hati, gue—hiks," isaknya menjadi.

Bara yakin gadis itu pasti habis menemui Angkasa.

"Kenapa semua orang suka pura pura baik dan sayang sama gue, kak? Kenapa—gue selalu terlihat menyedihkan...."

>>>>>>><<<<<<<<

"Lo gila Bar! Gak harusnya Lo kasih tau dia."

"Dia itu masih butuh pemulihan, Lo gila, bener bener gila!"

Bara tau itu salah. Tapi hanya itu cara agar Ona berhenti berhubungan dengan Angkasa lagi. Dia tidak mau hal yang sama terjadi sama Ona, dan dia terpaksa mengatakannya karena Ona masih belum cukup mempunyai alasan untuk membenci Angkasa seperti mereka yang sudah sangat lama mengubur rasa bencinya.

"Tapi Ona berhak tau, Ga." Itu Arel yang bersuara. "gua gak bermaksud bela Bara. Gue tau Ona masih butuh pemulihan karena jantungnya itu. Tapi, apa lebih baik menyimpan rahasia ini terus menerus? Gimana kalau kita gak ada kesempatan lagi besok? Gimana kalau kita semua tiba tiba mati hari ini? Kita gak tau Ga." Jelasnya.

"Suatu hari juga Ona pasti akan tau kan? " Tanyanya menatap Zioga yang memburu emosi.

Najak, Lion dan Boim hanya diam. Mereka memilih bungkam tak mau buka suara walaupun pikirannya sedang berperang masing-masing.

"Ona harus tau kalau Angkasa itu cowok brengsek! Gak bisa jaga nafsunya! Kalau Ona juga kena kayak Melinda, Lo mau? Satu satunya cara kita buat nebus kesalahan kita sama Melinda karena kita gagal jagain dia adalah dengan menjaga adiknya sebaik mungkin." Tegas Bara lagi.

"Gue harap lo ngerti. Gue juga bakal pastikan Ona gak bakal kenapa-kenapa karena ini."

Zioga membuang nafas menatap datar Bara.

"Mungkin bagi lo yang berpikir selalu pakai logika dia gak bakal kenapa-kenapa. Tapi jelas, setelah ini dia akan semakin membenci hidupnya!"

Selesai itu Zioga meninggalkan mereka dengan rasa kecewa.







To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang