6 || ONA

10.6K 433 3
                                    

Selamat membaca


Komen jangan sampai kosong dong
lagi revisi
hmm

\⁠(⁠^⁠o⁠^⁠)⁠/

Kelima temannya Zioga yaitu: Najak, Bara, Arel, Lion, dan Boim itu menghampiri bangku Zioga. Mereka ingin tahu bagaimana Zioga dan Ona saling mengenal dan juga sama supir Ona itu kenapa bisa mereka akrab. Mereka memasang wajah super keponya menatap Zioga lekat.

"Apaansih lo pada! Kek setan tau gak, liatinnya."

Najak nyengir kuda.

Seolah tahu maksud tatapan para sahabatnya Zioga pun menjelaskannya dengan detail agar mereka tidak lagi berprasangka aneh.

"Ohhh jadi pak Marito itu adalah orang yang pernah nolongin lo?" Ulang Najak mengangguk angguk paham. "Terus lo bisa kenal Ona itu kemarin karena dia nabrak lo di koridor, gitu? Trus lo bantuin karena liatin dia susah napas?"

Zioga mengangguk.

"Gue kirain ada something?"Kekeh Boim membuat sang empu menjelitinya.

"Jidat lo!"

"Ye galak."

"Tapi kalau gue perhatiin Ona tadi cantik amat ya bro ?" Imbuh Arel.

"Mulai." Saut Lion menggelengkan kepalanya. Arel ini kalau liat yang bening dikit mulai kumat penyakit jiwa playboy nya. "Banyak banyakin istighfar biar setan lo gak menumpuk Rel."

"Nenek lo terbang! Yang ada lo yang banyak setan-nya!"Timpal Arel tak terima.

"Oh aja sih, kata gue."Lion mengangkat bahunya acuh.

"Ona itu adek kelas kita, dia koma selama dua bulan dan baru masuk sekolah lagi beberapa hari lalu. Temennya kalau gak salah namanya Nada ya?" Tambah Boim menjelaskannya.

"Nada?" Ulang Arel. "Nada nada cinta ini dulu tak pernah terpikir nananana~"

"Beda aelah! Nada ini tuh Nada manusia. Bukan nada lagu. Mantan lo kan Yon?" Kata Najak menatap Lion yang hanya berdehem singkat.

"Tapi kok bisa ya tuh cewek gak kenal kita? Kita ini anak populer, mostwanted, orang gaul, kaya, jaya, dan di kelilingi kaum hawa. Bisa bisanya dia gak kenal kita?" Arel menggelengkan kepalanya.

"Lo kira semua orang tertarik buat tau soal kita? Bisa jadi tuh cewek enggak. "Saut Lion. "Gak usah terlalu naif! Gak baik."

"Kalau gak salah gue ingat deh! Dia itu gadis yang ngejar ngejar Angkasa, udah enam tahun cintanya bertepuk sebelah tangan. Gila!" Seru Boim tersenyum miris. "Cewek kalo udah pakai hati gobloknya udah sampai ke ujung kaki."

"Angkasa si songong belagu kek ikan tongkol itu?" Sambar Najak tak suka.

Boim mengiyakan.

"Lebih tepatnya kek tai bebek." Ralat Arel.

"Mimpi apa Ona yang cantik bagaikan bidadari neraka, eh, surga, suka sama cowok modelan tai kambing?"Lion menggeleng-gelengkan kepalanya miris. "Nasib buta warna."

"Buta hati goblok!"Final Arel memukul kepalanya.

"Ck. Gantengan juga Zioga di mana mana!" Ucap Najak.

"Itu mah pasti." Final Boim.

Yang disebut namanya hanya mendengus sebal. "Lo muji gue pun gak bakal gue kasih lo pada hutang. Yang tahun lalu aja belum lo pada bayar!"

Semuanya mendadak pura pura lupa ingatan. Memasang wajah tanpa dosa. Kemudian mengabaikan perkataan pahit Zioga.

Lidahnya memang racun. Keturunan sipahit lidah kalik ya? Tutur batin Boim

"Bar, lo kenapa dari tadi diem meluluh? Bisu lo? Ketularan si Zioga?" Celetuk Lion melirik Bara.

Cowok itu hanya berdehem melanjutkan aktivitas menulisnya.

"Dari pada berisik mending kerjain pr kalian. Udah kelas tiga bertingkah, bisa nya foya foya, ngerumpi melebihi cewek. Inget, selagi masih jadi beban orangtua gak usah banyak cencong! Belagu kalian gak usah di bangga banggain. Cepet kerjain PR. Mau ketularan si Angkasa tai dunia lo pada?" Ucapan Bara menusuk sekali nembus kehati.

"Mimpi apa gusti punya temen spek Bara api gini?" Arel mengusap wajah turun ke dadanya. "Saabarrr."

Najak berbisik ditelinga Arel. "Sabar gak bakal buat Caca jadi milik lo. "

"BANGKE LO!"

Najak terkikik geli mengejek Arel.

"DASAR SETAN!"

\⁠(⁠^⁠o⁠^⁠)⁠/

Ona melangkah masuk kedalam kelasnya tersenyum tipis menatap Nada. Hari yang buruk.

"Wah! Lo hutang cerita sama gue. Ayo cerita!" Ujarnya menarik Ona duduk di bangkunya.

Ternyata sudah menyebar secepat itu kalau dia berangkat sekolah bareng sama Zioga dkk? Pasti akan ada gosip kedepannya. Padahal gue mau hidup damai. Ck.

Ona mengangguk kemudian menjelaskan situasi yang terjadi padanya.

"Wah, beruntung banget lo Na!"

"Lo kenal mereka?"

"Ya iyalah! Siapa sih yang gak kenal? Cuman Lo deh kayaknya? Secara kan selama ini yang ada di otak lo hanyalah Angkasa, Angkasa, dan selalu Angkasa. Wajar lo gak tau sama mereka."

Ona hanya berdehem.

"Ceritain dong. Gue mau tau soal mereka, em maksud gue soal kak Zioga?"

"Lo suka dia?"

"Enggak! Apaansih?! Nanya doang."

Nada terkekeh melihat wajah masam Ona.

"Gue sedikit kenal sih sama mereka, terutama sama kak Lion."

"Oh! Gue inget. Jadi Lion itu mantan Lo?"

"Sssst jangan keras keras!"

Ona nyengir meminta maaf.

"Mereka itu mostwanted, emang jarang nongol karena males curi perhatian. Ya walaupun mereka gak nongol aja di cari cari kehadirannya. Apalagi nongol kan? Gue sering merekomendasikan salah satunya sama lo tapi lo dulu selalu ngotot nolak saran gue."

"Lo tau? Cowok yang lo tebengin tadi itu namanya Zioga, si Ice SMA Negara. Dia gak pernah suka ada cewek yang deketin dia. Selain galak dia itu dingin banget! Mangkanya di sebut sebagai Ice. Tapi, dia dulu punya seorang temen cewek tapi lost contacts katanya setelah kak Zioga masuk SMA karena si cewek itu menghilang. Tapi ada juga yang bilang kak Zioga itu sejak dulu udah punya seseorang di hatinya sampai sekarang. Semenjak tuh cewek ngilang kak Zioga jadi dingin banget, menutup rapat-rapat pintu hatinya."

Cewek yang di maksud itu kakak gue kan Nad? Atau ada oranglain selain kak Melinda? Siapa? Batin Ona bersuara.

"Katanya sih temen doang tapi gue gak yakin hanya sebatas itu. Hanya itu yang gue tau sih. Lalu teman temannya itu ya cowok normal kayak biasanya tapi playboy akut. Kecuali si Bara, Zioga dan mantan gue ehm Lion."

Ona menganggukkan kepalanya mengerti.

"Apa gue bisa, deketin dia?" Gumam Ona bertanya sendiri memikirkan almarhum kakaknya.

"Huffft.... Bahkan disaat Lo gak ada aja lo masih merepotkan gue. Gak adil! Kenapa dunia selalu berpihak sama orang orang jahat dan licik?"








To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang