30 |Lo cantik

6.9K 262 0
                                    

Selamat membaca








>>>>>>><<<<<<

Arel menghampiri Ona dimobil.

"Makasih ya, Na, udah mau bantuin gue tadi?"

"Iya kak. Santai aja. Semangat buat lo ya?"

"Iya Nad. Oh ya, tadi lo keren banget main piano nya. Kenapa gak ikut kompetisi pianis Na?"

"Gak tertarik aja sih, hehehe."

"Padahal lo ada bakat pianis."

"Oh ya? Ntar gue pikir-pikir deh, hihihi."

Ona dan Arel saling berpamitan di depan cafe itu. Karena Nada tadi terus menangis dia jadi diantar pulang duluan sama Lion. Sedangkan Najak, Tari, Boim, Bara dan Mentari mereka memutuskan pulang bareng.

Caca mendekati Ona menggenggam tangan gadis itu erat.

"Senang bisa kenal sama cewek sebaik kamu."

"Gue juga."

Keduanya saling melepas sebagai salam perpisahan sekalian salam pertemuan mereka.

"Yang kuat ya Ca? Mungkin ini yang terbaik buat lo dan kak Arel. Lo hebat banget, gak semua orang sanggup kayak lo dan kak Arel."

"Kamu benar. Cinta aku menguatkan kita. Meski aku dan Arel gak bisa bersatu paling enggak aku  akan mencintai dia selamanya didalam lubuk hati aku."

Ona mengangguk mengusap usap lengan gadis itu. Lalu dia langsung masuk kedalam mobilnya Zioga. Dia di ajak pulang bareng lohhh hahaha.

Ona sangat salut sama Arel dan Caca. Mereka sangat berbakti sama orangtua mereka bahkan rela melepaskan cinta mereka meskipun nantinya hanya akan ada duka dan kenangan yang membuat mereka saling mengingat. Dia gak bisa membayangkan seandainya dia di posisi itu mungkin dia tidak akan sekuat Caca mengingat dia ini sangat pembangkang sama orangtua. Ona jadi begitu banyak mendapatkan pelajaran dari kisah cinta mereka.

"Lo kenapa?" Zioga sejak tadi memperhatikan wajah sedih gadis yang duduk disampingnya itu. Ia mengemudi mobil dengan kecepatan sedang.

"Gakpapa. Aku cuman salut aja kak sama kak Arel dan Caca, mereka itu keren. Mereka saling cinta, beda agama, tapi mereka tidak bisa bersama. Mereka sangat ingin bersama tetapi keadaan melarangnya."

Ona tertawa pelan menyandarkan kepalanya.

"Kak Arel itu cowok hebat ya kak? Pasti dia sedih banget di hari kelulusannya nanti."

Zioga mengangguk.

"Dia gak ikut kelulusan."

"Loh kenapa?"

"Dihari kelulusan dia langsung berangkat ke London."

Ona diam. Sesakit itu ya perasaan nya? Apalagi Caca yang dipaksa menikah sama orang yang gak dia cintai.

"Kamu? Kelulusan nanti kemana?"

"Gak kemana mana, gue kuliah disini, Na. Gue gak bisa ninggalin nyokap sama Lana berdua aja."

Ona mengangguk sebagai jawaban.

"Kak. Makasih dress-nya."

"Iya. Cantik."

"Hah, apa?"

"Lo cantik."

BLUSHHH!

"A-ap—"

Telepon Zioga berdering membuat ucapan Ona terjeda. Ia menepikan mobilnya ke tepi jalan lalu mengangkat telepon dari mamanya.

"Iya ma, kenap—APA MA?!"

Zioga berdecak menancapkan pedal gas membuat Ona seketika berteriak tertahan.

"K-kak pelan pelan g-gue takutttt!" Jerit Ona. Sumpah Zioga mau mengajaknya mati ya? Dia mengemudi sudah seperti orang gila saja menyalip kendaraan lain dengan kecepatan diatas rata-rata.

Ona semenjak udah gak balapan lagi dia sedikit takut sekarang.

"Astagaaaaa kyaaaaaaa!"

"KAK ZIOGA!!!!"

Mobil itu berhenti dirumah sakit umum. Zioga langsung turun dari mobil mungkin dia sudah melupakan sosok Ona sekarang yang masih bersama dia. Gadis itu menaikturunkan nafasnya, wajahnya pucat pasih terlebih keringatnya bercucuran.

"Sshh ahk dada gue nyeri banget sialan!" Makinya. Zioga sudah mulai menjauh dari pandangannya.

Ona langsung turun berlari mengejar Zioga.

"Kak Zioga tunggu!!"

Zioga langsung berlari cepat melewati lorong-lorong rumah sakit menuju kamar papanya dirawat. Di depan ruangan itu ada mamanya dan Lana yang sudah terisak.

"Ma?"

Mira menoleh kearah Zioga. Bersamaan itu Ona menggapai lengan baju Zioga ngos-ngosan.

"Sialan! Kak Lo tuh—"Ona menjeda ucapannya saat melihat mama Zioga dan Lana disana sudah menangis membuatnya kebingungan. Dia beralih menatap wajah Zioga, wajah penuh akan rasa takut, cemas, seperti ... Dirinya sewaktu kehilangan papanya dan kakaknya dulu. Jangan bilang....

"Pa .... Papa kamu udah gak ada, Zio."

JLEDER!















To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang