25 | Zioga kenapa?

7.8K 299 0
                                    

Selamat membaca







>>>>>>>><<<<<<<

"Jadi kalian berdua dikejar orang gila terus masuk ke butik Tante Mira lalu di suruh ganti secara cuma-cuma?" Ulang Arel dibalas dengan anggukan kepala oleh Nada.

"Kok bisa bisa nya kalian dikejar?" Tanya Boim penasaran.

"Ya semua karena Ona nih kak, gila banget dia." Saut Nada masih agak dongkol sih mengingat kebodohan Ona kemarin.

"Ceritain coba, kita mau denger?" Ujar Lion mewakili semuanya yang duduk di meja kantin itu.

"Jadi kan, pagi kemarin gue kerumah Ona jam delapan, terus Ona ngajakin gue jalan jalan santai keliling komplek. Terus tuh kita lihat ada bapak bapak tuh lagi duduk di bawah pohon kayak ngemis gitu kan, nah si Ona nih ngeluarin duit biru ngasih sama si bapak, terus dia ngajak di bapak ini ngobrol kak tapi si bapak gak respon. Ona kesal terus dia nendang pohon dan si bapak melototin kita berdua habis itu kita ketakutan lah ya, ya kita lari dan dikejar sama si bapak ini tadi. Gitu kak, ceritanya," jelas Nada.

Semuanya tertawa terpingkal-pingkal sampai perutnya sakit mendengar cerita Nada. Ona cuman mengerucutkan bibirnya menyesap jus beri campur bayam yang ia bawa dari rumah.

"Oon banget sih Na? Ada ada aja sih lo. Untung di selamatin sama butiknya mama Zioga." Kata Najak terbahak lagi.

Gila dia lama lama sama dua bocah ini. Zioga sih udah gak shock karena kemarin begitu pulang mamanya sudah menjelaskan semuanya. Zioga melirik Ona yang cuek bebek di tertawai, tanpa sadar dia ikut tertawa kecil menggelengkan kepalanya.

"Ya gue kan kesel kak Najak sama si bapak itu gue juga gak kepikiran kalau dia itu sejenis sama kak Arel."

"Kok gue anjing?"

"Mulut lo." Zioga menatap tajam Arel.

"Salah apa gue gusti?"

"Hehehe. Tapi emang sih, gue oon," jawab Ona.

Najak dan temannya kembali menertawai Ona.

"Aaah sial Lo gemes banget sih anjir!"

"Jangan sering-sering ya, On, polosnya kurangin dikit."

"Mau gue kasarin tapi lupa ada Zioga disini."

"Terkadang gak habis pikir gue sama lo berdua."

"Tapi kalian gakpapa kan?"

"Ya gak lah, lihat aja masih utuh utuh aja noh, mereka."

"Ciee Lion khawatir cieee."

"Apasih Im! Gak jelas lo."

>>>>>>><<<<<<

"Hari ini kita akan membuka presentasi tentang makalah yang kalian buat tempo hari, jadi siapa yang mau maju pertama?"

Ona mengangkat tangannya. "Kelompok saya Bu!"

"Baik. Silahkan Ona dan temannya maju ke depan dan mulai presentasi nya. Yang lain menyimak, dan siapkan bolpoin sama selembar kertas jika nanti ada pertanyaan silahkan di ajukan. Buka sesi satu dan dua untuk bagian pertanyaan nya Ona."

"Baik Bu."

>>>>>><<<<<<

Gdbrkk!

Aduhhhh

"Sorry—eh Ona?"

Ona mendongak menatap Reja. Cowok itu langsung berjongkok membantunya berdiri.

"Astaga Ona, jalan itu liat liat, Lo gakpapa?"

"Gakpapa." Gadis itu tersenyum singkat membersihkan pantatnya. Ia melirik Reja, sudah lama gak bertemu cowok itu.

Namanya juga ketua OSIS ya pasti sibuk kan? Apalagi dia lagi sibuk-sibuknya sama persiapan melepas gelar ketua OSIS nya.

"Gimana kondisi lo, Na?"

"Alhamdulillah baik kok."

Reja mengangguk mengiyakan.

"Oh iya." Dia mengeluarkan sekotak strawberry segar. "Buat lo. Kebetulan tadi gue mau nyamperin lo."

Ona mengangguk menerimanya. "Makasih."

Reja mengangguk mengiyakan.

"Ternyata lo disini, sayang?" Ona terperanjat ketika tangan kekar seseorang melingkar di pinggangnya posesif. Ia mendongak melihat Zioga yang tengah menatap tajam Reja.

"K-kak Zioga?"

"Hmm?"

Ona kembali menatap Reja. Cowok itu hanya tersenyum kikuk menggaruk tengkuknya kemudian berpamitan sama Ona.

"Kalau gitu gue duluan. Di makan ya strawberry nya?"

"Ah? Iya, iya oke."

Zioga berdecak memutar bola matanya malas. Dia masih belum menyadari kalau tangannya masih terus merangkul pinggang ramping Ona begitu posesif.

"Ehm k-kak."

"Apa?"

"Ehm i-itu ta-tangan kamu."

Zioga langsung menjauhkan dirinya. Sialan dia kelepasan lagi, mengapa sih akhir akhir dia seperti tidak mengenal dirinya sendiri? Dia kenapa sih?

"Maaf."

Ona cengengesan. "Gakpapa. "

"Lo suka stroberi?" Tanya Zioga bernada ketus.

"Ya sedikit sih, kenap—"

Dia memekik tertahan saat sekotak strawberry pemberian Reja di ambil sama Zioga. Terlebih cowok itu menghentikan siswi yang lewat.

"Buat lo aja. Cewek gue gak suka stroberi." Katanya langsung diterima siswi itu.

Cewek gue

Cewek gue

Ce.we.k. gu.e

Cewek...

Gue.

Ona menahan salting.

Bagaimana bisa cowok itu memberikan stoberi itu sama orang lain? Dia kan mau mencobanya.

"Ish, kak! Gue kan gak bilang kalau gue gak mau makan strawberry nya!!"

"Ntar gue beliin setruck."

Gila.

"Kak Zioga kenapa? Cemburu ya?"

"Pede amat Lo!" Zioga pergi mendahului Ona membuat Ona menganga tak habis pikir sama jalan pikir cowok kayak Zioga ini.

"Ish! Awas ya gak di gantiin!"

"Iya bawel! Cepetan! Mau tinggal lo?"

Enak aja mau ninggalin dia. Udah capek tahu di tinggal. Dia mengejar Zioga mensejajarkan langkahnya disamping cowok itu.

"Kakak mau nganterin aku pulang?"

"Gak."

"Terus kemana??"

"Ikut aja gak usah banyak nanya. Gue gak suka."

"Oh? Oke deh! Ambil tas aku ke kelas dulu ya?"

"Hm."










To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang