22 | Baper

8K 327 6
                                    

Selamat membaca



>>>>>>><<<<<<<

Nada menghampiri meja Ona. "Na, pinjam catatan lo ya? "

"Lah lo gak nulis tadi?"

"Hehehe."

Ona membuang nafasnya kasar kemudian memberikan catatannya sama Nada.

"Kerja kelompoknya dirumah siapa, Na? Males banget gue disuruh bikin peta sama Bu Ina."

"Rumah gue aja, "jawab Ona dibalas anggukan sama Nada.

"Eh, Rio, Febrian, Indah. Kita kerja kelompoknya dirumah Ona aja, ya?"

Mereka bertiga mengangguk mengiyakan saja.

"Kapan Na?" Tanya Indah.

"Pulang sekolah nanti langsung aja gimana?" Tawar Rio.

"Boleh sih. Yaudah, deal pulang sekolah ya?"

"Oke!"

Di waktu bersamaan dikelasnya Zioga dkk. Mentari melempar bukunya ke lantai.

"Dasar sialan! Apaansih, yang di pelajari apa yang di kasih soal juga apa, ini guru beneran gila kalik ya? " Omelnya mengusap wajahnya kasar.

"Istighfar woi, kesurupan setan merah lo?" Ujar Arel terbahak.

Mentari melototi nya tajam.

"Bacod lo Rel kereta api."

"Njir. Arel woi! Dasar Mentari jelek."

"Apa? Gue cakep ya!"

"Cakep? Eh Bar, cakep gak dia?"

Bara melirik Mentari yang melayangkan tatapan permusuhan padanya.

"Kalau di bawah gue sih cakep." Jawabnya tersenyum sinis. Mentari mengumpat ingin melayangkan tinjunya ke wajah songong cowok itu tetapi dia harus tahan.

"Njir maksud lo? Sorry pikiran gue traveling, "kata Najak.

"Sok polos lo taik." Boim menendang kursi cowok itu.

"Maksudnya cantik kalo lagi kuda kudaan. Iya kan, Bar?" Arel memperjelasnya.

"Tolong ya! Di kelas ini bukan cuman kalian! Bicaranya dikecilin dikit. Kasian yang otaknya masih suci ikut kotor karena pembicaraan kalian," Ketus Tari teman sebangku Mentari. Namanya mirip sifatnya enggak.

"Emang cuman Zioga yang paling waras diantara kalian." Mentari menggelengkan kepalanya.

"Gue juga ya!" Ralat Lion dari tadi cuman diam gak ikutan.

"Lo mah lagi kalemnya aja," final Najak membuat Lion mendesah panjang.

"Serah dah, serah!"

Zioga tampak tenang menulis di buku tulisnya menatap papan tulis.

"Heh, lo, geser dikit gue gak keliatan!" Ujar Zioga membuat si sekretaris mereka mendengkus.

"Ya sabar Zioga." Katanya sedikit menggeserkan posisinya berdiri ke kanan.

"Tari, "

Tari menoleh ke arah Najak tajam. "Apa?" Sautnya.

"Ntar malam ngedate mau?"

"Jangan mau Tar! Ntar lo di bawa ke hotel sama dia. Jangan mau dah! Kejadian ntar kayak temen lo ini." Timpal Boim menunjuk Bara dan Mentari.

"Eh gak usah bawa bawa gue ya!" Kesal Bara.

"Im. Mulut lo itu mau gue jahit huh?!" Jerit Najak geram meremas wajah Boim.

"Tau, bawa bawa gue lagi. Gue lempar batu kepala lo mampus lu?" Sewot Mentari.

Tari memutar bola matanya jengah. "Gue pikir dulu."

Lah? Langsung jawab aja susah, emang dasar ya cewek, suka nya bikin orang gelisah sama jawabannya.

>>>>>><<<<<<

Ona menghampiri Zioga di parkiran.

"Siang kak Zioganteng." Sapanya diabaikan sama si empu. Saabarrr.

"Eh, Na, lo nunggu jemputan?" Tanya Najak dibalas anggukan kepala sama Ona.

Ona melihat gadis di samping Najak.

"Oh iya. Na, kenalin ini Tari, dan Tari kenalin ini Ona adek Melinda pacar Zioga." Ucap Najak memperkenalkannya.

Wah ternyata mereka setongkrongan udah sekongkol menjadikan Ona pacar pura-pura Zioga agar tidak di ganggu Angkasa.

"Ohhh. Jadi elo yang namanya Ona?" Ujar Tari. Mentari merangkul Tari.

"Muka lo jangan terlalu galak, Tar, ntar dia salah paham." Kekehnya membuat si empu geram.

"Gue Tari, pacar Najak." Ucapnya memperkenalkan diri.

Ona mengangguk. "Ona."

"Na, lo pulang sama kita kita aja, ya?"

Ona maunya mengiyakan ajakan Mentari tapi dia sama siapa?

"Em tapi nanti jemputan gue datang kak?"

"Lo chat aja gak usah jemput lo. Gimana?"

"Em, kayaknya lain kali aja deh kak? Soalnya gue mau langsung kerja kelompok sih."

"Sama Nada?" Lion menyambar.

"Iya. Aku lagi nungguin dia masih di kantor sama yang lain. Kalian duluan aja."

"Oh yaudah. Tapi lain kali bareng kita ya!"

"Oke kak Mentari."

Mentari merangkul lengan Bara. "Cepet! Awas ya ngebut, gue jambak."

Bara cuman berdehem menghidup starter motornya kemudian memasangkan helm untuk Mentari. Gadis itu duduk menyamping memboncengnya.

"Tutup paha lo sama jaket gue."

"Iya bawel."

"Duluan ya semua!"

Mentari melambaikan tangannya mendadahi mereka. Sedangkan Tari naik motor sama Najak. Boim, Arel, dan Lion numpang sama mobilnya Zioga.

Zioga menghampiri Ona meletakkan jaketnya diatas kepala gadis itu mengikatnya ke dagu Ona.

"Cuaca panas, ntar lo demam." Katanya.

Blush!

Sial gini aja masa salting Na?

Ona mengangguk mengiyakan. "Jaketnya besok aku balikin ya kak?"

"Buat lo aja."

"Kok buat aku? Yang Minggu lalu itu aja masih di rumah hm?"

Zioga mendekatkan wajahnya kedepan wajah gadis itu.

"Gakpapa. Gue suka liat lo pakai barang milik gue." Ujarnya kemudian masuk kedalam mobil.

Ona memegangi dadanya yang berdegup kencang. "Oh my god oh my god," gumamnya mengipasi wajahnya yang kepanasan.

"GILA GUE BAPERRR KAK!!" Jeritnya begitu mobil Zioga sudah dibawa pergi.








To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang