14 |Mentari dan Bara

8.7K 355 0
                                    

Selamat membaca






/Jangan terlalu membenci kesalahan. Karena dari kesalahan kita belajar banyak hal. Yang kamu tolak hari ini bisa jadi yang paling kamu inginkan suatu hari nanti/

>>>>>><<<<<<

Najak dan Lion menghampiri Zioga, Arel dan Boim.

"Kita harus menang lawan geng Angkasa itu. Pokoknya dia harus kalah, gue gak mau dia menang dia itu udah menyakiti adeknya temen kita selama enam tahun." Ucap Najak bersemangat membara.

Bara menggelengkan kepalanya melihat tingkah Najak.

"Kita pasti menang. " Jawab Boim melirik geng Angkasa kemudian mengangkat jempolnya dan menjatuhkannya ke bawah. Angkasa yang di remehkan hanya berdecak.

Reja menghampiri Zioga dkk.

"Boleh minta tolong?"

"Minta tolong paan lo? " Tanya Arel sinis.

Reja berdehem mengeluarkan dua buah pisang memberikannya kepada Arel.

"Kasih sama Ona. Pisang baik buat kesehatan jantungnya."

Lion mengernyitkan dahinya.

"Tau dari mana lo soal itu?"

Reja menggelengkan kepalanya menatap Ona di tangga sana asik bercakap-cakap sama Nada menutupi pahanya sama jaket Zioga. Zioga mengikuti pandangan cowok itu tajam.

"Tolong kasih aja. Sama ini, dia suka jus alpukat."

Arel mengangguk menerimanya kemudian memberikannya kepada Boim. Boim langsung pergi menghampiri Ona. Mereka menatap Ona dari kejauhan gadis itu langsung menerima nya sambil entah mengucapkan apa sama Boim.

"Thanks." Ucap Reja.

"Kenapa gak Lo sendiri aja yang kasih?" Tanya Bara buka suara.

"Gue merasa gak pantas buat deket deket sama dia lagi setelah apa yang temen gue lakuin dan gue gak gak melakukan apapun. Kalau gitu semangat kalian, gue pergi dulu!"

Reja berlari kecil menghampiri temannya yang akan menjadi wasit.

"Udah?" Tanya Najak dibalas anggukan kepala oleh Boim. "Bilang apa Lo sama Ona?"

"Gue bilang dikasih sama lo."

"Bagus lah. Ayo siap-siap sebentar lagi giliran tim kita."

"Oke!!"

Bara mendatangi cewek yang bertubuh bak gitar spanyol itu. Dia dari tadi sibuk ngobrol sama anak cowok sejurusannya.

"Heh, ganjen, lo harus doain gue menang!"

Mentari menghela nafas menunjuk dada bidang Bara.

"Males banget. Siapa Lo?"

"Lo sendiri tau gue siapa Lo!"

Ya. Mentari akui kalau Bara adalah tunangannya, hal itu bisa terjadi karena insiden one night stand saat mereka berada di sebuah pesta yang sama.

"Ya kan cuman terpaksa doang. Itu karena lo udah gi—"

"Diem!" Bentak Bara menutup mulut cewek itu. Bisa bisanya gadis itu mau membongkar rahasia mereka di depan banyak orang.

"Duduk di sana lo. "

"Apasih! Gue mau duduk di sini bareng anak kelas gue."

"Mau lanjut part dua kejadian malam itu, hmm?"

Mentari langsung mendengkus kemudian menarik kasar dasi Bara.

"Gue benci lo."

Setelah itu dia meninggalkan Bara dan duduk di kursi single yang letaknya jauh dari anak anak cowok. Dia duduk bersedekap mendumel sendiri menatap kedepan sana.

"Awas aja lo ntar!" Gumam Bara kesal.

Arel menepuk bahu cowok itu. "Sabar. aelah Lo ngadepin cewek itu kudu sabar, Bar. Mana mau Mentari tunduk kalau Lo nya kek gini?"

"Lagian tuh cewek ganjen banget! Nyesel juga gue udah ngelakuin itu sama dia. Andai gue gak mabuk malam itu semua gak akan—"

"Udah." Potong Zioga. "Lupain yang udah terjadi. Terima yang harus di terima. Semua udah terjadi dan gak bakal bisa balikin situasi. Lo harus belajar nerima dia sebagai tunangan Lo. kalau seandainya dia hamil anak lo, Lo juga harus belajar jadi ayah dan suami yang baik buat Mentari. "

"Tapi mustahil kan dia langsung hamil? Orang gue ngelakuin nya baru sekali?"

"Iya. Tapi sekali yang Lo maksud itu lama kan?"

"I-iya sih, gue—"

"Gak ada yang mustahil. Jangan berpaling dari tanggungjawab Lo. Mau gimanapun Lo udah ngerusak masa depan dia. Sementara masa depan Lo sendiri bisa berubah. Tapi kalau dia sampai hamil semua masa depan nya bisa selesai. Jangan menyepelekan hal kayak gitu Bar."

Kalau Zioga yang udah buka suara semua kicep.

"Iya maaf."

"Sama Mentari bukan gue."

"Iya Ga."

Zioga menghela nafas menyentuh bahu Bara. Matanya bertemu sama Ona, mata hazelnya menatap mata teduh gadis itu. Ona memalingkan wajahnya menatap Nada membuat smirk Zioga terangkat. Gadis itu lemah kalau di tatap.

"Menarik."






To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang