24 |Di kejar orang gila

7.8K 297 2
                                    

Selamat membaca






>>>>>>><<<<<<

Pagi pukul delapan di hari Minggu Nada mendatangi Ona memakai baju tidurnya. Ona jadi kebingungan kenapa gadis itu kerumahnya memakai pakaian tidur coba? Mandi aja enggak.

"Hallo Tante Mela yang cantik jelita bak bidadari surga!!" Teriak Nada memeluk wanita paruhbaya itu.

"Lo tuh ya, bisa gak, gak usah teriak? Kasihan anak pembantu gue masih bayi ntar jantungan karena suara jelek lo." Cibir Ona membuat Nada mendengkus.

"Bayi? Siapa?"

"Itu salah satu pelayan dirumah ini baru melahirkan kemarin, "jawab Mela. "Lagi di rumah belakang."

Tempat tinggal mereka dan para pelayannya dibedakan, untuk para pelayan yang menginap dibedakan di rumah bagian belakang.

Nada ber'oh ria.

"Tante Tante, Tante kangen aku gak?"

"Ya kangen donggg."

Mela memeluk Nada. Dia sudah menganggap Nada seperti anaknya sendiri karena gadis itu selalu di dekat Ona. Bahkan saat Ona koma dia gak pernah absen menjenguk Ona, kadang curhat soal kesehariannya, kadang menangis menceritakan tentang hubungannya. Dia juga sering curhat sama Mela soal dia dan Lion yang tidak di restui.

"Dih. Belum mandi, bau, jangan di peluk ma! Mama peluk aku aja!"

"Cemburu Lo?"

Mela hanya tertawa halus menyaksikan dua remaja itu saling menjulurkan lidahnya.

"Mama berangkat kerja dulu Ona, kamu sama Nada kalau mau jajan uangnya ambil di laci dekat TV ya?"

"Siap ma/tan!"

Mereka menyalami Mela kemudian mendadahinya. Ona mengajak Nada duduk di ayunan.

"Kenapa Nad, tumben Lo kerumah gue sepagi buta ini? Ganggu tidur gue banget anjir!"

"Wah. Gila Lo! Temen kesayangan lo datang Lo malah respon gini?"

"Alay deh."

"Hahahaha."

"Eh, Na, gue mau curhat."

"Soal?"

"Gue di usir bokap."

"KOK BISA?"

"Karena gue balikan sama Lion."

"Segitunya Nad?"

Nada mengangguk tertawa halus. Dia miris sendiri sama hidupnya.

"Ona. Gue boleh gak, ehmm anu itu—"

"Iya boleh kok."

"Lah, gue belum bilang, tapi Lo kok udah tau aja maksud gue?"

"Hahaha. Gue kan sahabat lo. Mama pasti seneng kalau lo tinggal sama gue. Jadi kapan pindahnya? Sekarang aja gimana?"

"Hehehe, memang gitu sih maunya, liat tuh koper gue."

Ona menepuk jidatnya baru sadar ada koper berjejer di depan pintu utama. Ona langsung memanggil pak Marito.

"Pak Marito!! Pak tolong bawain koper Nada ke kamar saya, ya?"

"Baik non!"

Nada terkekeh. "Makasih ya Na?"

"Santai kalik. Kita kan saudara?"

Nada tersenyum.

"Ona, gue mau kerja."

"Yakin lo? Lo kan anak manja."

"Ye ngeraguin gue Lo!"

"Aha! Gimana kalau Lo kerja sama mama gue aja? Lo gak perlu ke kantor sih, Lo tinggal gantiin tugas gue buat beresin berkas berkas mama dan ngisi beberapa dokumen penting dirumah. Lo bisa sambil belajar juga, ntar gue ajarin, gimana, mau gak?"

"Aaaaaa Ona Lo itu sahabat gue paling baik, paling pengertian, paling gue sayang deh!"

Ona hanya terkekeh ketika Nada bergelayut memeluknya.

"Santai Nad. Asal jangan ngerasa kalau keberadaan lo ngerepotin kita. Lo boleh tinggal sampai ntar lo mau married sama Lion?"

"Aminnnn. Hahaha, soal itu gue Aminin dah!"

"Amin. Hahaha, bucin amat Lo!"

"Namanya juga cinta, Ona."

Keduanya saling melempar tawa.

"Lo kesini naik apa tadi, Nad?"

"Jalan kaki. Ya kalik naik taxi fasilitas gue kan disita, mana ada duit gue. "

"Semangat ya! Ntar porotin si Lion aja wkwk."

"Sialan. Tau aja Lo, hahahaha."

Ona berdiri merentangkan kedua tangannya.

"Nad. Jalan pagi skuy!"

"Ayo!"

>>>>>><<<<<<

KYAAAAAAAAA

"Onaaaaaaa!!"

"Aaaaaa jangan tarik tarik baju tidur gue Nadaaa!!"

"Kyaaaaaa!!!!"

"Nadaaa lepasin lo ngapain megang pantat gue!!!"

"Maaf gue gak liat huaaaaaaaa!!!"

"Kyaaaaa orang gilaaa nyaa masih ngejarr huaaaaaa!!"

Dua gadis itu berlari sekuat mungkin. Sampai di depan sana mereka melihat ada sebuah butik mereka pun langsung menerobos memasuki butik itu. Keduanya bernafas ngos-ngosan, Ona memegangi dadanya yang sakit.

"Na, Lo gakpapa Na? Muka Lo pucat Ona!"

"Lo juga gila."

Keduanya pun saling terbahak-bahak.

"Gila. Perut gue lebih sakit karena ketawa ketimbang dada gue." Ucap Ona di setujui oleh Nada.

"Loh. Ona cantik?"

Gadis itu menoleh begitu mendengar suara seseorang menyapanya.

"Ehh? Tan—mama Mira?!"jeritnya heboh.

30 menit kemudian Ona dan Nada pulang sambil tertawa terbahak-bahak. Mereka sudah cantik, rambutnya di sosis, bajunya juga sudah berganti dengan merk terkenal. Keduanya juga menyandang totebag berisi baju kotor mereka.

Tadi sewaktu di butik besar itu mereka berdua langsung disuruh mandi sama mama Mira, mamanya Zioga. Kebetulan di ruang pribadinya Mira ada kamar mandi. Dia memberikan secara cuma-cuma pakaian untuk dua gadis itu.

"Mamanya kak Zioga baik dan ramah banget ya, Na? Beruntung banget Lo jadi istrinya ntar. Liat tadi pas dia tau kita di kejar orang gila dia gak ketawa melainkan mencemaskan kondisi lo. Huhuhu irisnya gue ya gusti mau juga mertua begitu. Tapi mama nya Lion juga baik sih walau suka ceramah."

Ona terkekeh. Tadinya dia sudah menolak setengah mati tawaran mama Mira akan tetapi mama Mira memaksa dan melarangnya pulang sebelum merapikan penampilan mereka yang habis dikejar orang gila. Ona dan Nada menceritakan pengalaman tegang mereka itu sama mama Mira sampai para karyawan ikut tertawa mendengarnya.

"Iya Nad, sama kayak anaknya, sama sama baik." Jawab Ona tersenyum bangga.

"Ona. Lo suka sama kak Zioga?"

"Belum tau, gue masih ragu."

"Ohh? Yaudah, pelan pelan aja deh. Semangat!"

"Lo juga."

Keduanya saling merangkul masuk ke rumah lalu merebahkan tubuh mereka yang kewalahan diatas tempat tidur. Tak terasa beberapa menit setelahnya mereka terlelap di mimpi masing-masing.

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang