33 |Berkemah di taman

6.9K 231 0
                                    

Selamat membaca





/Jangan terlalu hanyut dalam bahagia, bisa jadi esok itu adalah awal kamu terluka/

>>>>>>><<<<<<

Ona duduk di samping Zioga, mereka jadi berkemah beneran ditaman itu. Bahkan Bara rela di suruh pulang sama Mentari untuk mengambil perlengkapan berkemah mereka. Hari kelulusan mereka ya mereka habiskan untuk ngumpul di taman itu bersama Ona dan Nada sebelum nantinya mereka sibuk di bangku kuliah. Mereka pasti akan jarang bertemu kan? Apalagi kan Lion mau ke Surabaya, Najak ke New York, dan Arel sudah ke London duluan sekali. Sialan banget tuh cowok, patah hati segitu parahnya.

Mungkin yang sering ngumpul nanti hanya Zioga, Boim, dan Bara saja. Mereka sudah memutuskan untuk mengambil kuliah di kota ini di universitas yang sama.

"Wah, bakal kangen gue nongkrong di kantin bareng kalian," kata Najak. Tari merengek di pelukannya. "Jadi kita LDR? Kamu beneran ya, jaga titit?"

"Sialan lo Tar! Ketularan mulut lemes Mentari Lo ya?" Cibir Boim.

"Ya kan gue serius." Sinis Mentari.

Najak terkekeh. "Aman sayang. "

"Sayang banget Arel gak disini, biasanya tuh kafirun buat ulah meluluh," ujar Lion terkekeh.

"Iya. Video call gih!" Sambar Mentari.

"Gak aktif dia. Mungkin besok?"

Mentari mengangguk memakan keripik singkongnya.

"Btw selamat deh ya buat yang baru jadian."

"Langgeng deh sampe mati."

"Kalau mau nikah bilang bilang dulu ya?"

"Mau PJ boleh gak?"

"Saling setia dah!"

Ona hanya menganggukkan kepalanya bersandar di bidang Zioga. Dia terbahak begitu mendengar keluhan Boim yang mengatakan kalau yang membeli buket mawar itu dia. Kayaknya Zioga itu emang dari lahir kaku, gak romantis. Sulit berharap sama dia. Tapi Ona bahagia, keinginan kakaknya tercapai.

Kak, lihat kan, gue udah dapatin hati cowok yang lo cintai. Doain gue bisa selalu sama dia dan jagain dia sesuai keinginan lo ya kak, tenang ya lo diatas sana sama papa. Gumamnya dalam hati.

"Inget ya lo. Gak usah genit di sekolah!" Kata Lion melirik Nada.

"Genit sama siapa coba? Gak bakalan kok. Aku cintanya sama kamu doang!"

"Yee bucin." Timpal Najak.

"Ya selamat juga deh buat kalian berdua yang hubungan nya udah di restui sama orangtua Nada." Kekeh Boim dibalas anggukan kepala sama Lion.

"Hebat lo Yon, bisa luluhin bokapnya, Nada. Setau gue dia kan galak abis!" Timpal Najak.

"Ya gue ancem bokapnya, kalau gak di restui anaknya gue hamilin."

Pletak!

Ia mendapat geplakkan dari Mentari dan Tari.

"Jangan lo rusak ya masa depannya. Cukup gue doang yang di brengsekkin sama temen lo." Ucap Mentari tajam.

"Tau. Kuliah sana baik baik di Surabaya Lo! Habis itu balik nikahin, baru lo hamilin!" Tambah Tari.

"Tuh, dengerin kata kak Tari sama kak Mentari." Nada menjulurkan lidahnya kearah Lion sampai cowok itu gemas sekali ingin menciumnya. Sayang sekali kondisi tidak mendukungnya.

"Lo juga Ga, jaga baik baik Ona," kata Mentari membuat Zioga mendengkus.

"Gak lo bilang juga bakal gue lakuin." Sautnya.

"Kalau Zioga sih gak gue ragukan lagi. "Kekeh Boim. "Salut gue sama brother satu ini. "

"Kenapa gitu kak?" Tanya Ona penasaran tingkat tinggi.

Boim mulai bersuara membuat mereka mulai memasang kuping tertarik untuk mendengarnya.

"Zioga ini Na, dulunya suka mabuk, ke klub, party, foya foya, balapan, bolos. Waktu SMP selama tiga tahun berturut-turut Na, mamanya sampai bosen nangisin dia. Dia berandal asal lo tau!"

"Sejak masuk SMA dia sedikit demi sedikit mulai berubah sih. Ya salah satunya maaf—itu karena kakak lo menghilang tanpa kabar, terus juga karena ya mungkin otaknya udah mulai dewasa kalik ya? Udah bisa menilai masa depannya sendiri yang baik dan buruknya gimana."

"Tapi walau kayak gitu lo jangan over thinking Na. Cowok lo ini diantara kita semua dia satu satunya yang gak suka nyakitin cewek, apalagi macem macem. "

Ona tersenyum bangga melirik Zioga. Dia percaya itu. Apalagi melihat Zioga memperlakukan mama dan adiknya, walau ya terkadang mulut dan ketikannya suka ambigu tapi tindakannya tidak sampai kesitu.

"Dan lo Na, cewek yang berhasil jadi pacarnya!"

Zioga berdecak menyesap minuman sodanya. Ona bergelayut di dada bidang Zioga.

"Iya aku bangga banget tau jadi pacarnya kak Zioga, hehehehe. Kakak bangga juga kan, pacaran sama aku?"

Zioga berdehem.

"Kakak gak boleh cuek cuek. Kan sekarang kita pacaran?"

"Iya Na, iya."

"Sayang dongg masa panggil nama sih?"

"I-iya sa—yang."

Mereka terbahak melihat wajah tertekan Zioga disana. Cowok itu pasrah lalu mengumpat membodohi dirinya sendiri yang kaku.

"Bagus!"

"Siapa Bagus?"

"Bagus itu hebat dan keren, bukan nama orang kak, astagaaaa."

Lagi dan lagi mereka menertawai dua pasutri yang baru jadian itu. Sepertinya kali ini pasangan ini akan menjadi pasangan menggemaskan kedepannya?

"Awas lo genit sama cowok."

"Aman, aku sama Nada itu buaya betina yang setia."

"Buaya itu gak setia!"

"Setia tauk! Ini lihat nih aku cek google liat nih, hewan paling setia di dunia, bu-a-ya! Yee di bilangin gak percaya. Awas ya kalau di tempat kuliah kakak genit nanti, aku hilangin mukanya!"

"Hmm."

Kling!

Ona membuka hp nya, ia mengernyitkan dahinya membaca pesan singkat dari nomor asing.

62xxxxx
Nikmatilah bahagia lo. Setelah itu lo akan terluka bersama orang orang yang Lo sayang. Ona.

DEG









To be continued

ONA (COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang