Bertahap

16 7 8
                                    

Happy reading 💗

Hari-hari berlalu, seperti yang Raerin inginkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari-hari berlalu, seperti yang Raerin inginkan.

Hidupnya sekarang Kembali seperti Raerin yang dulu, tanpa kekurangan apapun.

Tentunya Rey—suaminya itu selalu memenuhi kemauan Raerin.

Sebut saja Raerin ini matre atau semacamnya, memang gadis itu mengakuinya. Tapi memang niat awal Raerin hanya menjadikan Rey sebagai perisai dan agar mommy-nya tidak risau akan masa depannya.

Tapi siapa yang tau rencana Tuhan, mommy-nya malah pergi begitu saja menyusul sang daddy.

"Morning." Sapa Rey yang baru saja menuruni tangga dengan tangan yang sibuk mengancingkan kancing bagian lengannya.

"Hemm."

"Pasangin." Rey menyondorkan dasinya kepada Raerin.

"Ck! Bisa sendiri kan."

Walau mengeluh Raerin tetap berdiri dan merebut dasi Rey dengan kasar.

Wanita itu yang memang tingginya hanya sebatas dada Rey membuatnya sedikit menjinjitkan tubuhnya.

"Kamu gak ada kegiatan setiap hari leha-leha gitu?"

"Terus mau lu gua gimana? Kerja gitu?" tanya Raerin dengan nada sewotnya membuat Rey menghela napas pelan.

"Bukan begitu, kamu bisa melakuakn sesuatu yang bermanfaat. Seperti belajar memasak mungkin? Atau berbelanja kebutuhan rumah."

Raerin yang mendengar penuturan Rey langsung melipatkan kedua tangannya di depan dada dan menatap suaminya itu dengan tatapan tidak bersahabat.

"Lu nyuruh gua jadi babu maksdunya? Jadi lu nikahin gua buat di jadiin babu gitu? Kalo iya, cari aja cewek lain yang bersedia untuk menjadi babu lu."

Rey menghela napas semakin dalam, pria itu menggeleng pelan.

Selalu salah, entah mengapa ucapannya pada Raerin selalu saja salah.

"Bukan begitu, maksud saya..."

"Udahlah, sana pergi." Usir Raerin.

Rey menganggukka kepalanya pelan, pria itu berjalan mendekati Raerin dan mengambil ciuman di bibir tipis gadis itu begitu saja.

Raerin diam tentunya, karena memang sudah jadi rutinitas Rey begitu setiap pagi.

Hanya ciuman bibir, itupun sepihak tidak lebih. Mereka tidak pernah melakukan sesuatu lebih dari itu.

"Maaf kalo ucapan aku menyinggung, kamu bisa menulis cerita Kembali kan?" lanjut pria itu membuat Raerin menggeleng cepat.

"Hiatus." Sahutnya pelan.

"Cerita Aeri? Hiatus?" tanya Rey dengan wajah terkejut.

"Hem."

RAERIN [Completed]Where stories live. Discover now