Hidup atau mati

11 1 6
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Ucapan kamu benar."

Raerin yang sedang mengikat rambutnya terlihat menatap Rey dari cermin yang ada di depannya.

"Apa?" tanya gadis itu dengan sebelah halis yang terangkat.

"Saya tidak gagal dalam menjaga Aeri, perasaan saya untuk dia masih sama bahkan sampai sekarang."

Mendengar ucapan Rey, Raerin hanya bisa menghela napas pelan. Gadis itu Kembali melanjutkan mengikat rambutnya.

"Tapi saya gagal menjaga kamu."

Kali ini kegiatan Raerin benar-benar terhenti, gadis itu membalikkan tubuhnya agar bisa melihat Rey dengan jelas.

"kenapa gua?"

"saya tidak bisa menjaga perasaan kamu."

Raerin menyunggingkan senyum sinisnya dan memutar bola matanya.

"lebih tepatnya lu gak bisa hargain gua dan lu jatuhin harga diri gua."

"Apa yang harus saya lakukan untuk membalas itu semua?"

Raerin memajukan tubuhnya agar semakin dekat dengan Rey. "Cerai."

Satu kata yang enggan Rey dengar dari bibir indah Raerin membuat pria itu menghela napas pelan. "Yang lain?" tanyanya lagi.

"Gak ada." Raerin terlihat berjalan meninggalkan Rey membuat pria itu mengejarnya.

"Saya gak bisa lepasin kamu Raerin... saya mencintai kamu."

Mendengar penuturan Rey bukannya berhenti tapi Raerin seakan menganggapnya sebagai angin lalu.

Cinta? Atau obsesi, gadis itu bahkan tidak bisa melihat bentuk cinta apa yang Rey berikan untuknya. Lagipula Raerin hanya ingin focus pada misinya.

"Raerin!" Rey menarik tangan Raerin agar berhenti. "Tolong." Mohonnya pada gadis itu.

"Cerai Rey, seperti yang gua bilang lu melukai harga diri gua. Gua kaya cewek yang gak punya harga diri disaat suami gua sendiri nikah lagi, maka dari itu kita cerai." Geram Raerin pada pria itu.

"Saya gak bisa."

"Pilih salah satu, lepasin gua atau lu lepasin dia."

Rey terdiam membeku, pria itu membiarkan Raerin pergi memasuki ruang gym.

Pria itu mengikuti Raerin masuk ke dalam ruang gym, Rey bisa melihat kesungguhan gadis itu dalam berolahraga. Bagaimana Raerin dengan entengnya mengangkat beban berat, mengidahkan cucuran keringat di wajahnya.

"Dulu saya tidak suka berolahraga, badan saya kecil saat masih seusia kamu."

Raerin memutarkan bola matanya malas, pria itu sekaan melupakan perdebatan mereka beberapa saat yang lalu.

RAERIN [Completed]Where stories live. Discover now