Diary

7 2 3
                                    

Semalem aku keasikan nonton jadi lupa gak up, pas inget malah gak mood hahaha.

Semalem aku keasikan nonton jadi lupa gak up, pas inget malah gak mood hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Sebagai permintaan maaf saya." Rey menyondorkannya sebuah buket bunga di pagi hari.

Raerin yang melihat itu hanya menatapnya sebentar, lalu setelahnya gadis itu mengambil buket bunga yang Rey berikan dan menyimpannya.

"Emm..saya minta maaf semalam saya gak sadar."

Raerin terlihat tidak mengidahkan, gadis itu masih sibuk dengan ponselnya.

"Raerin saya minta maaf." Lagi Rey berusaha membujuk Raerin.

Pria itu bahkan terlihat duduk dilantai dan menengadahkan wajahnya, ini kali pertama seorang Reyvanza meminta mohon dengan cara seperti itu. Bahkan dirinya tidak pernah memperlakukan Mira seperti Rey memperlakukan Raerin.

"Ada satu syarat." Ucap Raerin membuat Rey tersenyum senang.

"Apa? Apa syaratnya?"

Raerin terlihat menyimpan ponselnya, gadis itu kini menatap Rey yang juga menatapnya. Posisi Rey yang dibawahnya membuat Raerin harus sedikit menunduk.

"Tanda tangani surat cerai."

Senyum Rey yang tadinya mengembang kini menghilang, pria itu menatap Raerin terkejut. Dengan cepat Rey bangkit dan sedikit menjauh dari Raerin.

"Gak!"

"Why? Lu udah punya istri lain, kehilangan satu istri seharusnya gak masalah buat lu."

"SAYA BILANG TIDAK YA TIDAK RAERIN!"

"Jangan serakah Reyvanza." Berbeda dengan Rey yang meninggikan suaranya Raerin malah merendahkan suaranya membuat Rey menghela napas.

"Lalu kenapa kamu mau menikahi saya jika pada akhirnya kita harus bercerai?"

"Karena lu udah gak berguna lagi buat gua."

Memang itu pada kenyataanya, harta sudah punya, Raerin juga sudah punya paman Tara sekarang apalagi yang kurang baginya. Raerin punya tempat untuk pulang tidak seperti dulu, lagipula awal dia ingin menikahi Rey agar mommy-nya tidak merasa khawatir kepadanya karena ada yang menjaganya. Tapi sekarang Raerin sudah sangat kuat, dirinya mampu melindungi diri sendiri.

"Saya ke kantor dulu."

"Rey!" Raerin yang mendengar ucapan Rey dengan cepat mengejarnya.

Terlihat Raerin mencoba mengikuti Rey dari belakang, Langkah pria itu entah kenapa begitu cepat sekali rasanya.

Bahkan para pelayan yang melihat tuan dan Nyonya mereka seperti itu ikut keheranan.

"Rey ayolah!" Raerin menggapai lengan Rey.

"Saya ada meeting."

"Gua mau cerai." Ucap Raerin cepat.

Rey terlihat Lelah dengan Raerin yang ingin terus berpisah darinya.

"Saya ada meeting, pulang nanti kita main keluar."

Setelah mengucapkan itu, Rey dengan cepat memasuki mobil dan pergi begitu saja membuat Raerin merenggut kesal.

"Ih dasar om om gak tau diri!"



***



Berbeda dengan Rey dan Raerin yang paginya memanas, dilain sisi ada Miranda yang terlihat kegirangan.

Wanita itu sedang memberikan intruksi kepada beberapa pelayan untuk merombak kamarnya sedemikian rupa.

"Pindahin yang itu kesana." Sahut Mira menunjuk meja yang ada disana.

"Okay good, bagian itu juga dipindahin aja ya. Saya mau diganti dengan beberapa vas bunga yang sudah saya beli kemarin."

Beberapa pelayan disana terlihat sesekali mengusap dahinya karena basah oleh keringat.

"Nyonya ada kotak kecil dibawah Kasur, apa harus dibuang juga?" tanya salah satu pelayan membuat Mira melihat ke arahnya.

"Taruh saja disana, nanti saya lihat dulu." Ucap wanita itu.

Mira sangat excited saat mengetahui Rey akan pulang malam ini, wanita itu ingin suasana baru dikamarnya.

Kamar Rey terlalu gelap untuk Mira, wanita itu suka dengan hal-hal yang terang.

Merasa semuanya selesai wanita itu menyuruh seluruh pelayan untuk keluar dari kamarnya.

"Kotak apa ya ini?" tanya Mira pada dirinya sendiri.

Wanita itu terlihat membawa kotak berwarna hitam itu ke atas Kasur dan membukanya.

"Ohhh ini barang-barang Rey saat sekolah dulu?!" Mira terlihat sangat bersemangat saat melihat ada photo Rey dan sahabat-sahabatnya.

Wanita itu dengan riang dan senang mengeluarkan semua barang Rey dan melihatnya satu persatu.

Mira tentunya senang, pasalnya Rey tidak pernah menceritakan apapun padanya. Mira bahkan tidak tau bagaimana masa kecil Rey.

"Ini Jack, haha dia tampan juga dulu. OH INI ADA USILYA DAN TEMAN-TEMANNYA!!"

Wanita itu menatap satu persatu orang yang ada di dalam photo itu. "Tapi ini siapa? Aku gak pernah lihat."

Mira terlihat membolak balikkan photonya.

"Hahaha ternyata Rey dulu sangat nakal, semoga saja anak kami tidak senakal ayahnya nanti."

Seakan terbawa ke dalam memori yang ada disana Mira bisa merasakan seerat apa hubungan mereka dan seseru apa keadaan saat itu.

"Leeraerin?"

Tapi tawanya memudar saat melihat sebuah buku kecil, disana tertera satu kalimat yang membuatnya mengernyit heran.

Seperti sebuah novel jika dilihat dari luar, tapi kenyataanya saat wanita itu buka buku itu adalah buku diary yang di dalamnya terdapat beberapa kalimat juga photo yang tertempel.

Sampai satu kalimat terakhir yang membuat Mira dengan cepat menutup buku itu.

Kalimat yang membuat dadanya sesak dan hatinya sakit.

BRAK!

Wanita itu melempar semua barang yang ada di depannya.

"PELAYAN BUANG BARANG ITU! AH TIDAK, BAKAR SAJA!"

Kalimat yang begitu menganggu pikirannya, entah kenapa setelah membacanya ada rasa takut yang muncul. Mira takut Rey tidak mencintainya seperti dia mencintai Rey.





"Bahkan sampai matipun aku akan selalu mencintai kamu, doaku selalu sama agar kita bisa Bersama lagi Aeri Leeraerin."





"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Nahloh si Mira bikin ulah apa wkwk

RAERIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang