Zaku berbahaya

9 1 6
                                    

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.





"Raerin?" pria itu terlihat bangun dengan tersentak, Rey menatap kesegala arah untuk mencari Raerin.

Saat sadar Raerin tidak ada dalam dekapannya, baju Raerin juga sudah tidak ada membuat Rey terkejut.

Pria itu bahkan terlihat berlari keluar kamar hanya menggunakan celana panjangnya tanpa memakai baju bagian atas membuat perutnya terekspos sempurna.

"RAERIN?!"

"T-tuan mencari Nyonya?"

"Iya Dimana istri saya bi?"

"Tadi Nyonya pergi tuan."

Rey terlihat mengguyar rambutnya kasar, seharusnya dia tidak tidur tadi. Tapi karena kelelahan, tenaga Rey cukup terkuras karena terlalu lama bermain dengan Raerin bahkan mengulangi kegiatannya itu lagi dan lagi membuat pria itu tertidur.

"Hallo san..."

"Reyvanza apa ini?"

Suara bundanya membuat Rey membalikkan badan, pria itu menatap sang bunda dan papanya yang sudah berdiiri terkaku disana. Menatap potret pernikahan Rey dan Raerin yang memang dipajang di ruang keluarga.

"B-bunda?"

"Apa ini Rey?" Nyonya Sanza terlihat berjalan mendekati anaknya tapi tanpa mengalihkan atensinya dari photo besar di depannya.

"Jangan bilang kamu sengaja menjebak Mira agar kamu bisa menikah dengan Perempuan sundal ini iya?!" Nyonya Sanza terlihat membentak Rey membuat pria itu memejamkan matanya erat.

"Gak bund." Jawab Rey pelan.

"Apa maksudnya ini Rey?" kali ini suara papanya yang membuat Rey menghela napas kasar.

"Rey emang udah nikah sebelum menikah dengan Mira." Ucapan Rey membuat Nyonya Sanza terkejut, wanita itu terlihat memegangi dadanya dan duduk di sofa begitu saja.

"Rey kamu..."

"Bunda yang paksa Rey buat nikah sama Mira! ini bukan kesalahan Rey seutuhnya, kalo aja bunda gak paksa Rey bunda gak ngancam Rey ini semua gak akan terjadi." Anak keduanya itu terlihat begitu marah pada Nyonya Sanza membuat wanita tua itu menunduk.

"Maaf Rey."

"Bunda gak pernah berubah, dulu bunda juga yang jodoh-jodohin Aeri sama kak Dirga. Karena bunda Rey harus kehilangan Aeri dan sekarang bunda melakukan hal yang sama, Rey kehilangan Raerin bunda. Rey kehilangan untuk yang kedua kalinya."

Mendengar penuturan Rey yang begitu memilukan membuat air mata Nyonya Sanza keluar.

"Maafkan bunda Rey, bunda hanya ingin yang terbaik untuk kamu bahkan untuk kakak kamu dulu."

"Kadang yang menurut bunda terbaik belum tentu terbaik buat anak bunda, terkadang bunda dan papa juga harus bisa dengerin kita."

Rey terlihat menghela napas kasar, pria itu terlihat berusaha mengontrol emosinya. Tidak baik juga jika harus marah-marah pada bundanya.

RAERIN [Completed]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu