Permainan dimulai

15 4 5
                                    

Yow!

Yow!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Raerin memeluk lututnya, gadis itu terdiam menatap jendela kamarnya yang susah dibuka.

Setelah aksi pengurungan Rey semua akses untuk Raerin keluar tertutup, bahkan jendela yang ada di kamar merekapun ikut ditutup dan tidak bisa dibuka.

"Sialan Reyvanza." Geram Raerin.

Raerin meremat rambut panjangnya dan menggeram keras, gadis itu begitu marah pada Rey.

Banyak sekali pekerjaanya yang tertunda, Raerin bahkan harus menunda rencananya untuk membunuh keluarga Yakuzy.

Tangan lentik gadis itu terus bergerak di atas ponselnya.

Raerin sedari kemarin terus berusaha menghubungi Rey untuk melepaskannya, tapi pria itu seakan acuh bahkan pesannya tidak Rey baca sama sekali apalagi telepon dari Raerin yang tidak mendapat balasan.

"Kemana dia?!"

Gadis itu mengigit kukunya kuat, Raerin sekarang sudah berjalan mondar-mandir dengan tidak tenang.

Rasanya gadis itu tidak akan bisa hidup tenang jika misinya belum terselesaikan.

Rasa ingin membunuh orang begitu menggebu-gebu di dalam dadanya.

TOK

TOK

"Nyonya saya ijin masuk untuk membawakan sarapan." Suara wanita dari luar sana membuat Raerin berjalan mendekati pintu.

"Ya masuk."

Saat pintu terbuka Raerin dengan cepat berjalan menerobos keluar, tapi tubuhnya tertahan saat ada tiga bodyguard yang menahannya.

"Maafkan saya nyonya." Sesal mereka semua.

Raerin hanya bisa memandangi mereka dengan kesal, bisa saja gadis itu membunuh semua yang ada di mansion tanpa terkecuali. Tapi Raerin juga tidak bisa seegois itu untuk membunuh mereka yang selama ini ada untuknya dan merawatnya.

"KELUAR KALIAN SEMUA!" bentakan Raerin membuat pelayan yang membawakan gadis itu makanan terkejut dan menunduk dalam.

"Maafkan kami Nyonya." Lirihnya pelan dan masih terdengar oleh Raerin.

"Ah tunggu." Tahan Raerin membuat pelayan itu menghentikan langkahnya.

"Dia kemana? Rey kemana?" tanya Raerin lagi.

"Tuan... beliau..." ada keraguan disana, pelayan itu menatap mata Raerin ragu-ragu.

"Bilang aja...gapapa." Ucap Raerin yang ikut melirih.

"Saat tuan mengurung Nyonya kemarin, tuan pergi entah kemana dan belum pulang sampai sekarang Nyonya."

Raerin terdiam memantung, mata gadis itu menatap ke segala arah.

RAERIN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang